POST-POWER SYNDROME PADA PENSIUNAN PEGAWAI NEGERI SIPIL (STUDI KASUS DUA PENSIUNAN GURU MAN PACITAN)

HAMDAN ROZAK ALFAROUK, NIM. 09220017 (2013) POST-POWER SYNDROME PADA PENSIUNAN PEGAWAI NEGERI SIPIL (STUDI KASUS DUA PENSIUNAN GURU MAN PACITAN). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (POST-POWER SYNDROME PADA PENSIUNAN PEGAWAI NEGERI SIPIL (STUDI KASUS DUA PENSIUNAN GURU MAN PACITAN))
BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (1MB) | Preview
[img] Text (POST-POWER SYNDROME PADA PENSIUNAN PEGAWAI NEGERI SIPIL (STUDI KASUS DUA PENSIUNAN GURU MAN PACITAN))
BAB II, III.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (185kB)

Abstract

Post-power syndrome adalah gejala tentang kejiwaan yang diidap oleh seseorang, yang secara usia tidak muda lagi. Biasanya gejala penyakit kejiwaan ini dialami bagi mereka yang di masa tugas mendapatkan mandat menduduki jabatan struktural. Akibat masa pensiunan yang menimpa mereka, seringkali gejala post-power syndrome mengidap mereka. Oleh karena itu, untuk melihat apakah gejala post power syndrome itu benar-benar dialami oleh mereka, akan dijawab lebih lanjut dalam hasil yang dicapai penelitian ini. Penelitian ini menjawab persoalan tentang gejala-gejala, faktor-faktor post-power syndrome, serta upaya guru purna tugas (pensiun) dalam menghadapi post-power syndrome. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan penelitian lapangan (field research). Pengumpulan data diambil dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi terhadap obyek yang diteliti. Informan adalah dua orang pensiunan guru MAN Pacitan. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan ada beberapa gejala yang dialami oleh dua informan. Gejala-gejala tersebut dilihat dari: pertama perilaku informan yang berlainan dari sebelumnya waktu dulu mengajar. Kini informan lebih mendekatkan diri mereka pada hal ibadah. Kedua, secara emosi kedua informan lebih tempramental sedangkan jika dilihat dari gejala fisik, semakin usia mereka menua semakin kelihatan pula secara kasat mata uban lebih banyak, kulit makin kriput dan lain-lain. Faktor-faktor post-power syndrome yang ada pada dua informan dalam penelitian ini terlihat dari Kehilangan Jabatan, Kehilangan Kontak Sosial dengan Rekan Kerja, Kehilangan Kewibawaan dan Perasaan Berarti, dan Kehilangan Sebagian Sumber Penghasilan. Yang paling menonjol faktor post-power syndrome pada dua informan pada penelitian ini adalah kehilangan kontak sosial dengan rekan kerja mereka. Setelah mereka pensiunan aktivitas dan rutinitas mereka seakan terputus dari guru yang lainnya. Sedangkan upaya informan dalam meminimalisir gejala post-power syndrome adalah adanya forum silaturahmi yang diadakan di madrasah. Kata Kunci: Gejala dan faktor post-power syndrome, Pensiunan Guru.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Dr. Moch Nur Ichwan
Uncontrolled Keywords: Gejala dan faktor post-power syndrome, Pensiunan Guru.
Subjects: Bimbingan dan Konseling Islam
Divisions: Fakultas Dakwah dan Komunikasi > Bimbingan dan Konseling Islam (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 07 May 2014 08:06
Last Modified: 10 Nov 2015 11:27
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/12373

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum