PANDANGAN Dr. TAHIR MAHMUD BIN MUHAMMAD YA'QUB terhadap TAFSIR ILMI dalam KITAB ASBAB AL-KHATA' FI AL-TAFSIR

ACHMAD AINURRIDHO - NIM. 02530954, (2008) PANDANGAN Dr. TAHIR MAHMUD BIN MUHAMMAD YA'QUB terhadap TAFSIR ILMI dalam KITAB ASBAB AL-KHATA' FI AL-TAFSIR. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Skripsi ini berjudul Pandangan Dr. Tahir Mahmud bin Muhammad Ya'qub terhadap Tafsir Ilmi dalam Kitab Asbab al-Khata' fi al-Tafsir , di dalamnya mengkaji tentang beberapa metode dalam menafsirkan al-Qur'an diantaranya tentang tafsir ilmi (scientific exegesis) sebagai sebuah tawaran alternatif penafsiran dalam memaknai teks al-Qur'an dari sisi ilmu pengetahuan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui pemikiran Mahmud tentang corak tafsir ilmi dalam studi pemaknaan teks al-Qur'an, serta implikasinya dalam khazanah keilmuan al-Qur'an. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini diupayakan dengan menggunakan metode deskriptif-analitis. Mahmud, meskipun tidak banyak orang yang mengetahui sepak terjangnya dalam studi al-Qur'an, akan tetapi patut untuk ditelaah pemikirannya, karena telah berani mengatakan bahwa terdapat beberapa kekeliruan dalam penafsiran al-Qur'an (baca: tafsir ilmi); terbukti dengan judul besar kitabnya tersebut. Mahmud dalam menyajikan tawarannya tentang tafsir ilmi mendekati ayat-ayat kauniah adalah dengan merekonstruksi metode yang telah dijelaskan ulama terdahulu. Di mana terdapat pergeseran paradigma dalam memahami ayat-ayat yang kauniah. Jika ahli tafsir dahulu menjadikan al-Qur'an sebagai sumber utama sebelum ilmu-ilmu pengetahuan, maka yang terjadi sekarang adalah pengutamaan ilmu-ilmu pengetahuan sebelum al-Qur'an. Inilah yang menarik dari seorang Mahmud, sekalipun dalam pemaparannya masih banyak mengikuti tradisi ulama sebelumnya, yaitu pada dasarnya tidak ada penolakan dan pengingkaran terhadap tafsir ilmi, melainkan penafian terhadap: pertama, pengetahuan bentuk baru atas i'jaz al-Qur'an yang dari segi penetapan sandaran hakikat-hakikat finalnya sudah qat'i (as final) dengan hakikat ilmiah yang tidak diterima ketetapannya, yaitu keraguan dan ketidakpastian (as a request), kedua, dorongan asumsi yang mengatakan bahwa ada pertentangan antara ilmu dan agama, ketiga, kecenderungan orang-orang nonmuslim terhadap Islam dengan metode ilmiah ini yang ingin merendahkannya di era modern saat ini, keempat, metode seperti ini membutuhkan bantuan al-Qur'an. Kelima, adanya isyarat ilmiah bagi mufasir jangan sampai terjebak pada sikap truth claim. Keenam, Adanya perbedaan term dalam memahami ayat kauniah menurut Mahmud yaitu i'jaz ilmi dan tafsir ilmi. Oleh sebab itulah ada suatu ukuran yang memaksa seorang mufasir melampaui batas-batas yang dikandung oleh lafaz nash al-Qur'an. Karena ia merasa terus menerus didesak oleh kepentingan ilmiah yang berubah-rubah, yaitu bahwa sebagian besar hakikat ilmu pengetahuan itu terbatas, berubah-rubah dan tidak menunjukkan pergerakan yang selalu serupa, bahkan dari hari ke hari diperlukan penyesuaian dengan cepat antara al-Qur'an dan ilmu. Dari sini dapat di globalkan bahwa tawaran Mahmud mengenai tafsir ilmi ini adalah penafsiran model ma's}u r dengan beberapa paduan ra'yi atau ijtihadi. Yakni dalam memahami makna al-Qur'an yang bersifat kauniah dengan pendekatan teologi (kalam) dan pendekatan tasawuf. Pemikiran Mahmud dalam konteks pemakanaan al-Qur'an, menurut hemat penulis telah memperlihatkan warna dan corak yang khas, serta dapat memperkaya khazanah pemahaman al-Qur'an yang berharga bagi umat untuk menghayati dan mengamalkan makna dan kandungan kitab suci yang mulia.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: #CONTRIBUTOR#
Uncontrolled Keywords: Pandangan, Tafsir Ilmi
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Last Modified: 04 May 2012 23:40
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/1241

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum