AL-KASYF DALAM SUFISME ( STUDI PERJALANAN KESUFIAN AL-GHAZALI )

RIZAL ZAENUDIN , NIM. 10510010 (2014) AL-KASYF DALAM SUFISME ( STUDI PERJALANAN KESUFIAN AL-GHAZALI ). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (AL-KASYF DALAM SUFISME ( STUDI PERJALANAN KESUFIAN AL-GHAZALI ))
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (283kB) | Preview
[img] Text (AL-KASYF DALAM SUFISME ( STUDI PERJALANAN KESUFIAN AL-GHAZALI ))
BAB II, III, IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Skripsi ini, bertujuan untuk meneliti tentang perjalanan sufi yang dialami Al-Ghazali mulai dari pengaruh yang diperolehnya pada lingkungannya serta guru-guru yang mengajarinya dan mencari tahu metode yang digunakannya agar hatinya terhijab antara dirinya dengan Tuhannya. Proses perjuangannya dari awal mencari tahu sebuah kebenaran sampai masa keragu-raguannya serta meninggalkan segalanya yang dimilikinya sampai akhirnya menjalani laku sufi sebagai tujuan hidupnya. Hasil dari perjalananya yang dialami Al-Ghazali ini, peneliti akan mencari tahu metode kasyf yang digunakan untuk membuka tabir dalam dirinya dan laku apa saja yang ia lakukan pada menjalani laku sufi tersebut. Pada awalnya pencariannya Al-Ghazali mencari tahu pengetahuan tentang hakekat segala sesuatu. Karenanya ia mencari tahu tentang makna arti “tahu” itu sendiri. Akhirnya Al-Ghazali menemukan bahwa sesungguhnya makna tahu atau ilmu adalah tersingkapnya segala sesuatu secara jelas, sehingga tidak ada ruangan untuk adanya sebuah keraguan dalam dirinya serta tidak ada kesalahan atau kekeliruan. Dan semua bahaya itu haruslah diperkuat dengan keyakinan, ibarat seorang yang dapat mengubah tongkat menjadi ular, batu menjadi emas, namun semuanya tidak dapat menimbulkan sebuah keraguan dalam keyakinannya. Itulah keyakinan Al-Ghazali bahwa setiap ilmu yang didalamnya masih menimbulkan keraguan dan tidak memberikan rasa aman bukanlah sebuah ilmu yang yakin. Kemudian Al-Ghazali memeriksa segala mengetahuannya, namun ia tahu bahwa segala pengetahuannya tidak ada yang sampai kepada pengetahuan itu. Akhirnya Al-Ghazali mengalami sebuah keragu-raguan yang tidak dapat disembuhkan kecuali dengan bukti, setelah beberapa bulan mederita sebuah penyakit skeptisme, akhirnya berkat taufiq dari Allah S.w.t Al-Ghazali diberikan kesembuhan dan pikirannya menjadi sehat dan seimbang. Ia sadar bahwa semua itu terjadi bukan dengan menyusun keterangan melainkan dengan Nur yang dipancarkan Allah S.w.t kedalam hatinya. Nur inilah kunci pembuka dari segala ilmu ma’rifat.Nur inilah yang harusnya dicari sebagai penerang pembuka kasyf yang ada dalam diri manusia. Nur ini adalah pancaran dari kemurahan Ilahi pada waktu-waktu tertentu kepada manusia ketika manusia dalam keadaan terjaga.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Drs. H. Muzairi, MA.
Subjects: Filsafat Agama
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Filsafat Agama (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 20 May 2014 09:48
Last Modified: 06 May 2015 14:23
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/12593

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum