MENCINTAI APA YANG KAU MILIKI: MENGELOLAPERPUSTAKAANDENGAN MENGGUNAKAN PERSPERTIF SEBAGAI PEMUSTAKA

SRI ROHYANTI ZULAIKHA, - (2014) MENCINTAI APA YANG KAU MILIKI: MENGELOLAPERPUSTAKAANDENGAN MENGGUNAKAN PERSPERTIF SEBAGAI PEMUSTAKA. In: THE KEY WORD. PERPUSTAKAAN UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (MENCINTAI APA YANG KAU MILIKI: MENGELOLAPERPUSTAKAANDENGAN MENGGUNAKANPERSPERJJF SEBAGAI PEMUSTAKA)
SRI.pdf

Download (1MB) | Preview
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_lightbox)
lightbox.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_preview)
preview.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_medium)
medium.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_small)
small.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_lightbox)
lightbox.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_preview)
preview.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_medium)
medium.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_small)
small.jpg

Download (0B)

Abstract

Dibenakku, aku selalu saja memikirkan bahwa perpustakaan itu adalah fun, menyenangkan. Di benakku, ketika berada di perpustakaan, aku bisa bermain dan berselancar dengan informasi-informasi yang kaya. Aku membayangkan, perpustakaan tidaklah harus diisi dengan koleksi yang banyak, kalau memang belum bisa melakukannya. Di benakku, pengelolaan perpustakaan yang menyenangkan itu, bisa diawali dengan melakukan penggalian data yang bersumber pada koleksi-koleksi. Menurutku, perpustakaan akan menyenangkan, kalau isi di dalamnya itu, siap saji untuk dimanfaatkan oleh pemustaka ( Istilah pemustaka dipakai disini karena memang istulah tersebut sudah dibakukan dalam Undangundang Perpustakaan nom or 43 tahun 2007, yang menyebutkan bahwa untuk pengunjung, pengguna, pemakai perpustakaan, sekarang ini dipakai istilah baku dengan sebutan 'pemustaka). Rasa memiliki itu bisa dibangkitkan dengan melibatkan pemustaka untuk 'masuk' dalam sistem, masuk ke dalam lingkaran komunikasi yang dibangun perpustakaan. Membangun perpustakaan dengan hati Aku melihat, bahwa seharusnya, desain perpustakaan dibuat dengan 'sederhana'. Sederhana disini maknanya nya bukan sekedarnya dan sekenanya, tapi lebih kepada 'berorientasi kepada pemustaka', bukan berorientasi kepada pustakawan. Koleksinya standarlah, dan dengan staf yang smart serta mempunyai kecerdasan emosi yang tinggi. Aku juga tak bisa membayangkan, kalau pustakawan yang ada di perpustakaan itu selalu menyambut kita dengan muka yang serem, dan dengan jawaban: "hmm, coba deh di cari sendiri di rak sebelah sana" .... , a tau "tidak ada mas" ..... , atau "hmm, yang mana ya koleksi yang anda maksud?" ... Bagiku, perpustakaan akan menjadi menyenangkan kalau semua alat-alat yang digunakaan itu sangat 'manusiawi', seperti sebuah permainan, yang bisa dijalankan dengan enjoy, tanpa aturan yang rumit dan 'menyiksa'. Buatku, perpustakaan harus memahami artinya berpustaka pagi para pemustakanya, yakni, membuat sesuatu yang sulit untuk menjadi mudah bagi pemustaka. Di mataku, dalam diri pustakawan, harus ada pribadi sebagai pemustaka, sehingga bisa 'merasakan' bagaimana pengalaman berpustaka di perpustakaan. Setiap hari dia harus ikut merasakan menjadi pemustaka yang sedang mencari kebutuhan informasi di perpustakaan. Dengan demikian, seorang pustakawan yang dalam dirinya juga ada sosok pemustaka, akan membuatnya menjadi sosok yang dapat menyelami sosok pemustaka yang akan dia layani. Dengan demikian, apa yang dia diberikan di perpustakaan, tidak ada yang mubazir karena tidak memenuhi kebutuhan pemustakanya.

Item Type: Book Section
Subjects: Artikel
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 20 Jun 2014 16:39
Last Modified: 20 Jun 2014 16:39
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/12970

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum