TRADISI PEMBACAAN TUJUH SURAT PILIHAN DALAM RITUAL MITONI/TUJUH BULANAN (KAJIAN LIVING QUR’AN DI PADUKUHAN SEMBEGO KEC. DEPOK KAB. SLEMAN)

SITI MAS’ULAH , NIM. 10532033 (2014) TRADISI PEMBACAAN TUJUH SURAT PILIHAN DALAM RITUAL MITONI/TUJUH BULANAN (KAJIAN LIVING QUR’AN DI PADUKUHAN SEMBEGO KEC. DEPOK KAB. SLEMAN). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text ( TRADISI PEMBACAAN TUJUH SURAT PILIHAN DALAM RITUAL MITONI/TUJUH BULANAN (KAJIAN LIVING QUR’AN DI PADUKUHAN SEMBEGO KEC. DEPOK KAB. SLEMAN) )
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (2MB) | Preview
[img] Text ( TRADISI PEMBACAAN TUJUH SURAT PILIHAN DALAM RITUAL MITONI/TUJUH BULANAN (KAJIAN LIVING QUR’AN DI PADUKUHAN SEMBEGO KEC. DEPOK KAB. SLEMAN) )
BAB II, III, IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Abstract

Skripsi ini membahas tentang tradisi pembacaan tujuh surat pilihan dalam ritual mitoni di Padukuhan Sembego, Kec. Depok, Kab. Sleman yang merupakan salah satu implementasi dari resepsi masyarakat terhadap al-Qur’an. Kajian-kajian semacam ini perlu untuk dilakukan guna menambah khazanah keilmuan Islam dan mengetahui berbagai macam fenomena sosial agama yang bertalian dengan al-Qur’an. Fokus kajian dari skripsi ini dibatasi pada dua permasalahan, yaitu bagaimana prosesi pembacaan tujuh surat pilihan dalam ritual mitoni yang dilakukan oleh masyarakat Sembego? Dan apa makna sosio-kultural tradisi pembacaan tujuh surat pilihan dalam ritual mitoni bagi masyarakat Sembego? Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan metode deskriptif analitik kualitatif dan pendekatan etnografi. Adapun metode pengumpulan data yang penulis terapkan dalam penelitian ini ada tiga macam. Pertama, Observasi secara terlibat (participant observation), selama penelitan berlangsung penulis akan terlibat dalam setiap aktifitas masyarakat Sembego yang masih berkaitan dengan ritual mitoni. Kedua, wawancara yang terdiri dari dua macam, wawancara etnografis (wawancara yang tak ubahnya percakapan persahabatan) yang diterapkan ketika berbaur dengan para partisipan dan penyelenggara pembacaan tujuh surat pilihan, dan wawancara terbuka yang diterapkan ketika mewawancarai para sesepuh dan pemerintah Padukuhan Sembego. Ketiga, dokumentasi untuk melengkapi data yang diperoleh melalui metode observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pertama, meskipun dinamakan tradisi pembacaan tujuh surat pilihan, akan tetapi pada praktiknya ragam surat yang dibaca oleh masyarakat Sembego tidak hanya berjumlah tujuh, tapi sepuluh yaitu: Yusuf, Maryam, al- Waqi’ah, al-Rahman, Muhammad, Luqman, al-Mulk, Taha, al-Nur dan Yasin. Kedua, Prosesi pembacaan tujuh surat pilihan diawali dengan pembagian ragam surat pilihan pada para partisipan, setelah itu dilanjutkan dengan membaca surat al-Fatihah sebagai wasilah/hadarah, kemudian para partispan mulai membaca surat pilihan sesuai pembagian yang telah ditentukan. Pembacaan tujuh surat pilihan dilakukan secara bersamaan dengan jahr dan tartil, bacaan qur’an para partisipan tidak pelan tapi sedang dengan tetap memperhatikan ketepatan tajwid dan makharij al-hurufnya. Ketiga, Mengenai makna tradisi pembacaan tujuh surat pilihan dalam mitoni di Sembego jika dilihat dengan teori antropologi interpretatif Clifford Geerzt, dapat disimpulkan bahwa praktik tersebut adalah fenomena sosio-kultural yang merupakan warisan turun temurun tanpa melalui pembelajaran secara struktural. Pemahaman masyarakat terhadap makna simbol memunculkan berbagai makna personal yang beragamsecara sporadis. Makna personal yang beragam tersebut jika ditarik benang merahnya maka akan saling terkait. Keterkaitan itu berupa commen sense tentang pentingnya menjadikan al-Qur’an sebagai bagaian dari kehidupan mereka—bahkan di ruang sosio-kultural mereka—dan angan-angan sosial yang berupa harapan-harapan tentang hidup yang ideal (ideal secara ekonomi, pendidikan, agama dan lain-lain). Masyarakat Sembego meyakini bahwa dengan menjadikan pembacaan surat-surat pilihan sebagai bagian dari mitoni maka harapan-harapan mereka akan tercapai. Makna ini tidak hanya dimiliki oleh satu atau dua individu saja, akan tetapi telah menjadi makna sosial yang diyakini oleh masyarakat Sembego secara keseluruhan dan membuat tradisi tersebut terus dilestarikan dari generasi ke generasi.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : M. Manshur, M. Ag.
Subjects: Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur’an dan Tafsir (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 24 Jun 2014 15:35
Last Modified: 19 May 2015 09:39
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/13052

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum