ASPEK SPIRITUAL PENDIDIKAN ISLAM (IMPLEMENTASI DAN IMPLIKASI PENDIDIKAN ISLAM TERHADAP PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS KEPRIBADIAN MAUSLI)

ABD. KADIR, NIM: 933010 (2007) ASPEK SPIRITUAL PENDIDIKAN ISLAM (IMPLEMENTASI DAN IMPLIKASI PENDIDIKAN ISLAM TERHADAP PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS KEPRIBADIAN MAUSLI). Doctoral thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (ASPEK SPIRITUAL PENDIDIKAN ISLAM (IMPLEMENTASI DAN IMPLIKASI PENDIDIKAN ISLAM TERHADAP PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS KEPRIBADIAN MAUSLI))
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (ASPEK SPIRITUAL PENDIDIKAN ISLAM (IMPLEMENTASI DAN IMPLIKASI PENDIDIKAN ISLAM TERHADAP PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS KEPRIBADIAN MAUSLI))
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (19MB)

Abstract

Asumsi dasar tentang manusia bahwa ia mempunyai kemampuan fisik, psikis, dan spiritual yang bisa dikembangkan melalui pendidikan. Potensialitas ini mampu membangun hubungan ke dalam dan keluar dirinya dan mengambil pendidikan dari hubungan itu sehingga pendidikan Islam berorientasi pada aspek fisik, psikis, dan spiritual sebagai satu kesatuan yang integral. Membangkitkan aspek spiritual dalam membangun keimanan adalah sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan pengalaman keberagamaan. Jika kehidupan tidak disertai nuansa nilai-nilai spiritual maka akan menekan kecerdasan batin dan berbahaya bagi perkembangan moralitas. Hilangnya kekayaan ruhaniah menyebabkan kurangnya apresiasi tentang manusia dan kemanusiaan. Kekeringan spiritualitas sulit ditumbuhkan tanpa membuka akses ke dalamnya. Pendidikanyang tidak menyentuh pengembangan aspek ini menyalahi kodratnya dan menuju pada ketidakseimbangan kepribadian. Oleh karena itu, perlu diangkat permasalahan tentang deskripsi, kemungkinan, implementasi, dan implikasinya pengembangan aspek spiritual melalui pendidikan Islam. Tujuannya adalah untuk memperjelas konsep pendidikan Islam dan mengidentifikasikan peranan, format implementasi, implikasi, serta intensitas dan kualitas produknya dalam rangka tercapainya tujuan akhir. Dengan bertolak pada epistemology ‘irfani’ yaitu pengenalan yang dicampakkan kedalam hati dalam bentuk kasyf (ketersingkapan) bimbingan dari cahaya Ilahi yang menerangi hati seseorang yang suci, sehingga ia mempunyai kemampuan pengenalan secara jelas terhadap sesuatu yang samar bagi orang lain maka penelitian dengan metode penomenologik ini dilakukan untuk maksud tersebut diatas. Relasi seseorang dengan alam material dan spiritualnya mewujudkan pengenalan yang bersifat demonstratif, argumentatif, dan gnosis. Ketiganya menempati level dan validitas berbeda-beda, namun dapat disinergikan untuk memperoleh keterbukaan terhadap realitas yang tampak pada berbagai aspek kepribadiannya. Pengamalan spiritual memberikan kualitas pada hasil penginderaan dan penalaran seseorang sehingga pengetahuan dan pengalamannya merupakan akumulasi dari berbagai aspeknya. Seseorang yag dapat menampilkan komprehensivitas pengalaman dan pengetahuannya secara bulat, menandakan kualitas kepribadiannya. Cerminan pemahaman terhadap diri dan luar dirinya tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan sikap perbuatannya. Orang yang dapat mengemukakan pengalaman spiritualnya secara ilmiah berarti mempunyai kemampuan menggabungkan pengetahuan dengan keimanannya. Di samping itu, pengalaman ini dapat meningkatkan keimanan yang tidak saja dibangun atas kebenaran argumentatif dan demonstratif, tetapi penyaksian terhadap objek yang diimani. Kualitas penyaksian dan pengenalannya menunjukkan kualitas keimanannya; dan keimanannya bukanlah sekedar penjelas terhadap apa yang diimani. Pendidikan yang didapat dari pengalaman spiritual mampu membebaskan seseorang untuk mengimplementasikan kemampuan memahami dirinya, lingkungannya, dan Tuhannya sehingga ia bebas memilih dan memberikan makna terhadap semua pengalaman dan pengetahuannya. Pengalaman spiritual dapat menumbuhkan kecerdasannya, menghidupkan kekeringan batin yag tidak bisa dibina hanya dengan rasionalitas semata, tetapi melalui pengalaman yang prasyarat dan syarat pendakiannya memerlukan kebersihan hati, supaya sifat-sifat keilahian terpancar dalam seluruh kehidupannya. Pendidikan Islam dapat menghasilkan pengalaman spiritual apabila aspek ini lepas landas menapaki sendiri pendakiannya. Dengan demikian, pengalaman spiritual bersifat mandiri dan dialami secara pribadi ketika seseorang menjadi cermin yang menerima pantulan cahaya keilahian. Prosesnya dimulai dengan pendidikan fisik dan psikis sampai mencapai kebersihan hati untuk menyaksikan keindahan-Nya. Implikasinya adalah sikap, pemahaman, dan perbuatannya dituntun cahaya Ilahi. Pendidikan seperti ini merupakan pendidikan diri sendiri terhadap aspek fisik dan psikis. Tetapi pada batas tertentu fungsi keduanya terhenti ketika fungsi spiritual melakukan aktivitasnya. Pada posisi ini, aspek spiritual memperoleh kemandirian untuk menerima bimbingan-Nya. Pada satu sisi, pengalaman ini merupakan ikhtiyariah dan disisi lain merupakan pemberian-Nya ketika seseorang tajabbur (fatalis) dalam kehendak-Nya. Ketika Tuhan menguasai hatinya, ia larut dalam kehendak-Nya, Akhirnya, pendidikan bagi aspek spiritual adalah tuntunan yang datang langsung dari Tuhan yang berupa petunjuk kepada orang yang dihendaki-Nya sehingga dapat memberika bimbingan hidup dan kehidupan untuk meligitimasi pengetahuan dan pengalaman yang berada dalam berbagai levelnya. Kata Kunci: Pendidikan Islam

Item Type: Thesis (Doctoral)
Additional Information: Pembimbing: Prof. Dr. H.M. Amin Syukur, MA
Uncontrolled Keywords: Pendidikan Islam
Subjects: Kependidikan Islam
Divisions: Pascasarjana > Disertasi > Ilmu Agama Islam
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 03 Nov 2014 09:16
Last Modified: 09 Apr 2015 09:47
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/14390

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum