Rasul dan Sejarah: Tafsir al-Quran tentang peran Rasul-rasul Sebagai Agen Perubahan

Munzir Hitami, 88101 (1998) Rasul dan Sejarah: Tafsir al-Quran tentang peran Rasul-rasul Sebagai Agen Perubahan. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img]
Preview
Text (Rasul dan Sejarah: Tafsir al-Quran tentang peran Rasul-rasul Sebagai Agen Perubahan)
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (4MB) | Preview
[img] Text (Rasul dan Sejarah: Tafsir al-Quran tentang peran Rasul-rasul Sebagai Agen Perubahan)
BAB II, III, IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (17MB)

Abstract

Disertasi ini berjudul Rasul dan Sejarah: Tafsir al-Quran tentang Peran Rasul-rasul sebagai Agen Perubahan, sebuah kajian penafsiran al-Quran dengan tema perubahan menurut terminologi sejarah dengan menyoal peran rasul sebagai agen perubahan dan cara perubahan itu terjadi. Perubahan dalam studi ini diartikan sebagai kemajuan (progress) pada tingkat makro dan maju-mundur pada tingkat mikro. Studi menggunakan pendekatan semantik-tematik dengan arti yang berlaku dalam tradisi strukturalisme, berikut analisis semiotik (sistem tanda dalam bahasa) dengan kerangka dialogis antara teks, si alamat (addressee) dan konteks budaya. Dengan pendekatan tersebut diupayakan dapat dirumuskan konsep-konsep tentang tema studi berdasarkan gagasan-gagasan yang terkandung dalam ayat-ayat al-Quran tersebut, sehinga melahirkan semacam teori yang dapat ditawarkan sebagai alternatif analisis dan pemecahan berbagai masalah yang ditimbulkan oleh perubahan pada zaman sekarang ini. Studi ini menemukan beberapa aspek penting yang berkaitan dengan perubahan. Aspek-aspek itu adalah isyarat tentang asal mula keberadaan manusia di bumi ini, term-term perubahan sendiri, kualifikasi perubahan, gerakan kepada kualifikasi tersebut, konsep rasul dalam al-Quran, ide-ide perubahan dalam kisah rasul-rasul serta peran mereka, penafsiran beberapa penulis muslim tentang perubahan menurut al-Quran, dan isyarat al-Quran tentang cara perubahan itu terjadi. Al-Quran menyebutkan asal-usul material kejadian manusia, tetapi tidak terdapat isyarat yang menunjukkan kapan manusia itu mulai ada di bumi ini. Manusia adalah perpaduan antara unsur tanah yang merupakan unsur material dengan ruh yang ditiupkan Allah. Penafsiran tentang penciptaan dan kemunculan manusia ini telah berlangsung dan terbentuk oleh konteks budaya dimana penerima ayat-ayat itu hidup dan berada. Term-term yang digunakan oleh al-Quran yang mengacu kepada penciptaan manusia antara lain seperti khalaqa, fafara, ansha’a dan anbata . Pernyataan al-Quran tentang hal tersebut secara keseluruhan mengacu kepada dua penekanan: l) peran dan keterlibatan Tuhan pada penciptaan manusia, dan 2) keberadaan manusia di muka bumi ini sebagai makhluk yang diciptakan. Yang pertama menyatakan ide pokok dari seluruh ajaran al-Quran sebagai ajaran yang teosentris dalam soal penciptaan. Allah adalah pencipta segala-galanya khaliqu kulli shay’in . Manusia tidak muncul dengan sendirinya di muka bumi ini, tetapi ia diciptakan oleh Sang maha Pencipta yang tunggal dengan sesungguhnya.Yang kedua menyatakan kemakhluk-an manusia yang diciptakan dengan potensi-potensi tertentu sekaligus dengan karakter serta keterbatasan dirinya. Kedua hal tersebut tersimpul dalam makna ‘fitrah’bahwa manusia mempunyai unsur dasar material yang netral (tanah) dan unsur spiritual yang baik (ruh Tuhan) di mana kedua unsur tersebut dapat saling mempengaruhi dan sebagai mahluk (yang diciptakan) ia mempunyai sifat keterikatan (commitment) secara naluriah dengan Penciptaannya.Fitrah dan sifat dasar manusia seperti dikemukakan itu tercermin dari seluruh pernyataan al-Quran tentang penciptaan dan asal-usul manusia. Sejarah umat manusia di permukaan bumi ini bertitik tolak dari penciptaan dan keberadaan manusia dengan fitrahnya tersebut. Bumi adalah asal-usul sekaligus tempat tinggal bagi manusia dan membentuk kelompok yang mungkin diikat oleh keturunan, anutan, zaman, tempat, atau kepentingan bersama. Dengan segala potensi yang ada dalam diri sesuai dengan fitrohnya itu, manusia menghadapi kehidupanya sebagai cobaan-cobaan (alibtila ) sehingga pengalamannya berkembang sedikit-demi sedikit menuju yang lebih baik. ( al ahsan ) Untuk menghindarkan terjadinya kehancuran akibat keterbatasan manusia, al-Quran memberikan patokan-patokan, norma, atau jalan yang harus ditempuh yang dalam studi disebut sebagai kualifikasi ideal suatu perubahan. Selain penekanan kepada Keesaan Tuhan, al-Quran juga menggunakan term-term tertentu untuk menunjuk kualifikasi-kualifikasi itu seperti al-haqq, Al-huda, al-nur, al-sirat, al-mustaqim dan term yang semakna, al-hanif, dan al-din. Aktualisasi dari term-term itu yang lebih merupakan kualifikasi tindakan manusia disebutkan al-Quran, yaitu al-islam, al-salah, al-hasanah, al-birr, al-khayr, al-ma’ruf, al-adl, al-qist, dan al-taqwa. Oleh karena keterbatasan-keterbatasannya dalam mempertahankan kemurnian fitrah dengan kualifikasi-kualifikasi ideal sejarahnya, manusia memerlukan bimbingan dan bantuan Tuhan melalui pengutusan rasul-rasul. Tugas para rasul adalah menyampaikan amanat-amanat Tuhan guna memperingatkan dan menyelamatkan umatnya dari kehancuran dengan cara mengadakan tazkiyah dan mengembalikan mereka kepada kemurnian fitrahnya serta menegakkan kualifikasi-kualifikasi idealnya. Disamping itu juga dibahas bagaimana umat sekarang belajar dari umat-umat para rasul itu. Umat-umat para rasul tersebut merupakan archetype bagi umat zaman sekarang, di mana dengan bercermin kekpada kisah-kisah tersebut, umat sekarang dapat menangkap gagasan-gagasannya yang hidup dalam masyarakat, sehingga orang dapat bertindak dengan cepat, Dalam hal ini al-Quran menekankan kesatuan fitrah manusia, namun mengakui perbedaan antara kelompok manusia, sehingga pada setiap umat atau bangsa mempunyai aturan dan jalan (syir-ah wa minhaj) masing-masing dan juga mengakui adanya perbedaan dalam kelompok manusia, terutama dalam tingkat kehidupan ekonomi dan politik manusia. Keberhasilan para rasul tergantung pada dukungan yang diberikan oleh unsur- unsur yang terdapat dalam masyarakatnya, mulai dari rakyatnya sampai pada penguasa yang menentukan. Para rasul dalam misinya selalu berjuang menegakkan kualifikasi ideal terutama memperjuangkan keadilan dengan berpihak kepada kaum tertindas dan lemah. Kehancuran suatu umat selalu digambarkan karena penolakan dan pembangkangan para pemuka beserta rakyatnya terhadap seruan para rasul tersebut. Oleh sebab itu dukungan baik material berupa harta benda, maupun spiritual, jiwa dan raga terhadap perjuangan mereka sangan ditekankan oleh al-Quran. Sementara itu beberapa penulis muslim sudah pula mengemukakan berbagai konsep perubahan sejauh yang dapat disimpulkan dari ajaran pokok islam yakni al-Quran. Ibn Khaldun, meskipun ia secara eksplisit tidak menafsirkan al-Quran, manun banyak sedikitnya ia telah menggunakan postulat-postulat yang di ambil dari pernyaaan-pernyataan al-Quran guna mendukung teori-teorinya. Kesaksiannya mengenai runtuh bangunnya suatu kekuasaan sampa pada zamannya sendiri, Ibn Khaldun menyatakan umur rata-rata suatu kekuasaan bangsa dengan menganalogikan dengan siklus kehidupan manusia individual, yakni mulai dari kelahiran, masa kanak-kanak dan remaja, masa dewasa, masa tua, dan kemudian mati. Setiap kekuasaan suatu bangsa yang di pengag oleh kelompok dominan darinya (‘asabiyah) berkuasa tidak lebih dari tiga generasi tersebut: masa pertumbumah, masa dewasa, dan masa kemunduran sampai kehancurannya ditandai dengan munculnya kelompok dominan baru yang akan menggantikannya. Di kalangan penulis muslim, Abdul Hameed Siddiqui meneruskan teori siklus dengan mengutip berbagai ayat al-Quran, namun ia mempertegas beberapa segi dari teori tersebut. Dalam perjalanan sejarah manusia jalan baik dan jalan buruk merupakan benang merah sejarah yang abadi dan merupakan poros-poros balik dari siklus sejarah manusia sepanjang masa. Mazheruddien Siddiqi lebih menekankan penjelasannya kepada pendekatan moral sebagai penentu perubahan sejarah. Seterusnya dalam menginterpretasikan ayat al-Quran yang menyinggung dua putera Adam beserta sejumlah riwayatnya yang terdapat dalam hadis-hadis atupun cerita Isra’iliyat, Ali Shari’ati “memperbaiki” teori Marx tentang klasifikasi tahap-tahap perkembangan sosial, lalu menyesuaikannya dengan interprestasinya terhadap “kisah” Qobil dan Habil”. Dialektika perubangan berlangsung dalam pertarungan kelas Qabil sebagai pihak berkuasa yang menekan dengan kelas Habil sebagai pihak proletar yang tertekan. Sementara itu Murtaza Mutahari, sambil memberikan berbagai kritik terhadap berbagai teori, memusatkan perhatiannya pada konsep fitrah manusia sebagai inti dalam gerak sejarah. Dengan potensi-potensi yang terkandung dalam dirinya secara fitrah, manusia berkembang secara evolosi melalui pengalaman-pengalaman yang didaptkannya. Dengan pernyataan semacam itu dimaksudkan sebagi postulat-postulat untuk menolak teori – teori materialism, revolusionisme, dan asetisme Kristen. Perubahan berlangsung dengan terjadinya saling hubungan dan pengaruh yang berproses pada potensialitas manusia sebagai fitrahnya dengan unsur infrastruktur dan sistem masyarakat. Pengalamannya sebagai ibtila’, upaya pembersihan sekaligus pengembangan berdasarkan standart kualifikasi-kualifikasi idealnya. Pengalaman manusia yang membentuk peradaban senantiasa berkembang, sementara secara mikro ada umat yang mengalami fluktuasi, maju atau mundur. Perubahan dan keragaman adalah fakta. Al-Quran sendiri merupakan refleksi perubahan. Kedinamisan interpretasi yang dilakukan dalam perjalanan sejarah al-Quran sendiri membuktikan adanya kebutuhan akan reinterpretasi terus-menerus seolah-olah al Quran itu turun secara berulang kepada setiap konteks historis manusia penerimanya. Dalam kaitan ini selalu terjadi berbagai pembaharuan yang ditunjukkan oleh fenomena ijtihad (dengan pengertiannya yang lebih luas) dalam Islam yang merupakan refleksi substansial dari perubahan tersebut. Perumusan kembali lembaga ijtihad yang relevan, layak, dan memakai untuk masa ini perlu dalam studi-studi selanjutnya.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Promotor:Prof.Dr.HM.Quraisy Syihab,MA
Uncontrolled Keywords: Rasul dan sejarah, Tafsir al-Qur’an, Agen perubahan
Subjects: Ilmu Agama Islam
Depositing User: Khairunisa Etikasari, SIP, MIP Pegawai
Date Deposited: 14 Nov 2014 14:46
Last Modified: 12 Dec 2023 08:47
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/14538

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum