Pembebasan dan Reformasi Sosial: Studi Perbandingan atas Pemikiran Teologi Gustavo Gutierrez dan Pemikiran kalam Hassan Hanafi

Indo Santalia , NIM. 973092 (2008) Pembebasan dan Reformasi Sosial: Studi Perbandingan atas Pemikiran Teologi Gustavo Gutierrez dan Pemikiran kalam Hassan Hanafi. Doctoral thesis, Pasca Sarjana.

[img]
Preview
Text (Pembebasan dan Reformasi Sosial: Studi Perbandingan atas Pemikiran Teologi Gustavo Gutierrez dan Pemikiran kalam Hassan Hanafi)
BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (Pembebasan dan Reformasi Sosial: Studi Perbandingan atas Pemikiran Teologi Gustavo Gutierrez dan Pemikiran kalam Hassan Hanafi)
BAB II, III, IV, V.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (13MB)

Abstract

Ketika membicarakan relasi Tuhan dan manusia, mainstream pemikiran teologi selalu bersifat teosentris, dimana Tuhan menjadi pusat segala kekuatan dan kekuasaan. Sedangkan manusia harus tunduk dan ditundukkan dihadapan Tuhan. Ditengah keruwetan pembahasan teologi, banyak orang mulai mempertanyakan apa relevansi teologi untuk menyelesaikann masalah-masalah social kemanusiaan. Kritik yang biasanya dilontarkan terhadap teologi adalah bahwa teologi terlalu menitik beratkan struktur logis argumen-argumen tekstual normatif. Ini berarti mengabaikan segala sesuatu yang membuat agama dihayati secara semestinya.Tokoh kontemporer Barat dan Timur, Gustavo Gutierrez dan Hassan Hanafi memberikan catatan sekaligus kritik terhadap teologi klasik, dengan harapan dapat membebaskan teologi anggapan negatif seperti itu. Berangkat dari problem teologi tersebut, Gutierrez dan Hanafi selanjutnya membangun formulasi kritiknya sebagai tawaran sekaligus solusi terhadap problem keagamaan dan kemanusiaan. Rumusan masalah berpijak dari sebuah asumsi bahwa di dunia Islam, setiap muncul kritik terhadap teologi selalu dikaitkan dengan teks, sehingga posisi teologi selalu ditempatkan pada arah yang berhadapan; sedang di dunia Kristen, khususnya Kristen Katolik, kritik terhadap teologi diarahkan dan dikaitkan dengan gereja. Permasalahan yang dikemukakan sebagai berikut: 1. Bagaimana struktur fundamental pemikiran Gustavo Gutierrez dan Hassan Hanafi? 2. Bagaimana persamaan dan perbedaan pemikiran teologinya? 3. Bagaimana implikasi dan konsekuensi hasil pemikirannya? Kajian pustaka difokuskan pada diskursus teologi pembebasan. Problem akademiknya adalah mengapa terjadi perbedaan yang cukup signifikan antara kedua tokoh tersebut. Gutierrez membangun “kesadaran social” manusia dengan Teori Perjuangan Pembebasan, sedangkan Hanafi membangun”kesadaran emansipatoris” manusia dengan Teori Aksi (tindakan). Adapun kerangka teori yang digunakan meminjam teori teologi sosial Dermont A. Lane dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan filosofis serta metodenya, yaitu historis,komparatif, analisis deskriptif, dan analisis-sintesis. Hasil penelitian yang ditemukan yaitu Gutierrez dan Hanafi menyatakan bahwa teologi klasik telah mengalami cacat-cacat dalam bidang epistemologis dan ontologis yang sudah mapan, dan terkadang dikuasai oleh pihak-pihak tertentu yang dikendalikan oleh vested interestnya sendiri-sendiri. Hal ini , dalam dunia Kristen, ditemukan menjelang akhir tahun 1950-an, setelah perang dunia II, yaitu bahwa keterbelakangan Amerika latin dan ketidakadilan yang melandanya adalah produk dari sistem kapitalisme yang bercokol di Amerika Latin. Gutierrez mengkritik adanya dominasi dari Negara luar yang dalam perkembangannya merasuki seluruh struktur negara yang terkena dominasi, sehingga hubungan ketergantungan mengandaikan adanya struktur yang tidak sama tingkatnya. Sedangkan Hanafi menemukan paham kalam dalam Islam sejak terjadinya sengketa antara Ali bin Abi Thalib dan Mu’awiyah bin Abi Sufyan dalam masalah arbitrase, semula dari persoalan politik meningkat menjadi menjadi persoalan teologi. Dengan demikian, sekalipun keduanya sama-sama melancarkan kritik terhadap teologi klasik pada masing-masing tradisi, namun keduanya berbeda dalam hal visi dan locus theologicus pemikiran teologinya. Ini berarti pemikiran teologi Gutierrez tidak berpangkal pada dogma, kitab suci, tradisi dan sebagainya, melainkan pada pengalaman konkret kaum beriman. Bahkan pengalaman konkret (baca:realitas konflik) itulah yang dijadikan sebagai locus theologicus kaum beriman yang bertanggung jawab atas gereja dan masyarakat di mana ia berada. Dengan kata lain, realitas konflik merupakan sasaran analisis refleksi teologis Gutierrez. Sementara visi kalam Hanafi, dapat dicermati pada anggapannya bahwa teologi bukanlah ilmu tentang Tuhan, namun ia merupakan “ilmu perkataan” (ilmu kalam). Oleh karena itu, yang menjadi sasaran analisis (locus theologicus) Hanafi adalah analisis percakapan, bukan hanya sebagai bentuk-bentuk murni ucapan, melainkan juga sebagai konteks ucapan, yakni penegertian yang mengacu pada manifestasi keimanan pada realitas konkret kehidupan manusia. Adapun arti penting dari kehadiran teologi ini bagi masyarakat diperlukan sebagai wahana implementasi nilai-nilai dasar manusiawi-llahi yang bersifat universal dan global untuk senantiasa dikedepankan; serta pola pikir agresif dan apologetik mengenai Tuhan dan manusia perlu selalu direvisi dan disempurnakan sesuai kondisi sosial masyarakat yang ada. Dengan demikian, penelitian ini mengajukan paradigma pemikiran keagamaan, yaitu Teologi Pembebasan untuk Kaum Tertindas: Paradigma Transformasi sebagai Alternatif.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Uncontrolled Keywords: Kata kunci: Reformasi Sosial, Gustavo Gutierrez
Subjects: Ilmu Agama Islam
Divisions: Pascasarjana > Disertasi > Ilmu Agama Islam
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 20 Nov 2014 08:10
Last Modified: 10 Apr 2015 16:04
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/14593

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum