KONSEP i MASLAHAH ASY-SYATIBI /i DAN i NAJMUDDIN AT-TUFI /i DALAM PEMBAHARUAN HUKUM ISLAM

IZZUN NAFRONI - NIM. 02361474, (2008) KONSEP i MASLAHAH ASY-SYATIBI /i DAN i NAJMUDDIN AT-TUFI /i DALAM PEMBAHARUAN HUKUM ISLAM. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Jumhur ulama sepakat bahwa Syari' tidak menetapkan hukum, kecuali untuk mewujudkan kemaslahatan manusia. Kemaslahatan atau istislah merupakan sumber utama dan prinsip fundamental dalam penentuan hukum. Meskipun ada sebagian ulama seperti asy- Syafi'i yang menolak istislah sebagai dalil syara'. Sikap ulama terhadap maslahah di atas perlu dikaji lebih jauh lagi ketika ingin mengetahui bangunan pemikiran hukum Islam seorang tokoh. Dalam skripsi ini penyususn mengajukan dua tokoh ulama yang saling berseberangan dalam pemikirannya khususnya dalam pembahas maslahah ini, yaitu antara maslahah-nya asy-Syatibi dan maslahah- nya at-Tufi. Asy-Syatibi terkesan menggunakan metodologi utilitarianistik, yakni usul al-fiqh yang secara luas menjelaskan relung-relung maqasid asy-syari'ah dengan didukung oleh teks atau nass. Jadi menurut asy-Syatibi semua hukum syara' yang didukung oleh nass. pasti mengandung kemaslahatan manusia. Namun ternyata ada sebagian hukum yang tidak mengandung kemaslahatan atau kemaslahatan itu berseberangan dengan nass. Konskwensinya, maka bagi asy-Syatibi hukum itu harus ditolak atau keberadaan hukum itu adalah batil. Namun kenyataannya bagi asy-Syatibi bukan berarti hukum itu harus ditolak, akan tetapi hukum itu di-mauquf-kan dengan mengembalikan bahwa semua hukum yang diturunkan tetap mengandung kemaslahatan baik itu bisa diketahui secara langsung bahkan sama sekali tidak bisa diketahui oleh akal manusia dengan keterbatasannya. Sementara at-Tufi yang terkesan menggunakan metodologi liberalistik, yakni usul al-fiqh yang menonjolkan karakter pemikiran liberal dan radikal. Kaitannya dengan pembahasan ini, at-Tufi dalam salah satu teorinya menyatakan bahwa apabila terjadi ta'arud antara nass, ijma' dengan maslahah, maka maslahah harus didahulukan. Karena bagi at-Tufi maslahah merupakan tujuan atau esensi pokok, sementara nass, ijma' hanyalah sarana. Artinya, ketika esensi bertentangan dengan sarana, esensilah yang harus didahulukan. Penelitian ini merupakan library research dengan melakukan studi komparatif terhadap pemikiran keduanya terhadap mas}lah}ah. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan usul al-fiqh dan historis, yaitu mengkaji pendekatan dengan cara menyelidiki istidlal, ikhtijaj dan ta'arud al-adillah. Kemudian dengan menelusuri sejarah, dan pemikiran kedua tokoh tersebut. Hal ini dilakukan untuk mencari sisi kelebihan dan kekurangannya dari masing-masing tokoh. Berdasarkan hasil kajian diperoleh bahwa asy-Syatibi lebih moderat dalam penentuan hukum. Sedangkan at-Tufi terlalu liberal dalam penentuan hukum. Kemudian kaitannya relevansi maslahah keduanya dalam pembaha ruan hukum Islam, ternyata kedua-duanya sama-sama relevan. Konsep asy-Syatibi sangat cocok buat rujukan bagi mujtahid masa kini, sedangkan konsep at-Tufi sangat cocok untuk mengeluarkan kejumudan berfikir dalam masalah-masalah kontemporer sekarang walaupun hanya dalam bidang muamalah.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: b Pembimbing I : /b FATMA AMILIA, S. Ag., M.Si. ; b Pembimbing II : /b YASIN BAIDI, S.Ag., M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Pembaharuan, Hukum Islam
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Last Modified: 04 May 2012 23:41
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/1487

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum