PEMBERLAKUAN SYARI'AT ISLAM DI INDONESIA (STUDI KOMPARASI PEMIKIRAN ABDURRAHMAN WAHID DAN AL-HABIB MUHAMMAD RIZIEQ BIN HUSEIN SYIHAB)

KAHARUDDIN - NIM. 04360002, (2008) PEMBERLAKUAN SYARI'AT ISLAM DI INDONESIA (STUDI KOMPARASI PEMIKIRAN ABDURRAHMAN WAHID DAN AL-HABIB MUHAMMAD RIZIEQ BIN HUSEIN SYIHAB). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Pemberlakuan syari'at Islam di Indonesia (relasi agama dan negara) adalah sebuah quot;konsep quot; yang cukup menarik menjadi perhatian terutama dalam konteks sosio-historis para tokoh, bagaimana para founding father bangsa ini sebelum kemerdekaan selalu berpolemik tentang relasi agama (Islam) dan negara (menentukan ideologi bangsa), bagaimana menempatkan posisi agama dalam negara dan posisi negara ketika bersentuhan dengan agama, apakah harus menyatu atau harus dipisahkan, atau satu sama lain saling membutuhkan untuk menguatkan jatidiri (Islam dan negara) masing-masing? Maka menjadi suatu pertanyaan apakah pemberlakuan syari'at Islam di Indonesia diterapkan dalam bentuk formalisasi syari'at atau hanya nilai-nilai Islam yang secara subtantif masuk kewilayah tatanan hukum nasionla. Inilah alasannya mengambil judul ini dengan menempatkan Gus Dur dan al-Habib Muhammad Rizieq sebagai objek kajian. Dalam perspektif fiqh siyasah; hukum-hukum Islam yang digali untuk mewujudkan kemaslahatan manusia atau siyasah syar'iyyah; peraturan politik yang bersifat syar'i. Jadi, apapun peraturan, perundang-undangan dan sistem kenegaraan yang sesuai dengan dasar ajaran agama harus membawa kemaslahatan umat manusia, di dunia dan di akhirat, karena Islam datang sebagai rah{mat bagi umat manusia seluruhnya. Kemaslahatan yang dimaksud adalah meliputi lima jaminan dasar yaitu: 1. Jaminan atas kepercayaan dan agama yang diyakini almuh amp;#257;faza h amp;#8216;al amp;#257; addin, 2. Jaminan atas jiwa dari penindasan dan kesewenagwenangan al-muh amp;#257;faza h amp;#8216;al amp;#257; an-nafs, 3. Jaminan terhadap kebebasan berpendapat secara rasional al-muh amp;#257;faza h amp;#8216;al amp;#257; al-'aql, 4. Keselamatan keluarga dan keturunan al- muh amp;#257;faza h amp;#8216;al amp;#257; an-nasl, dan 5. Keselamatan harta benda (almuh amp;#257;faza h amp;#8216;al amp;#257; al-m amp;#257;l). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah, sosiologis-historis. Secara spesifik dipergunakan untuk mengamati peroses interaksi pemikir dengan dimensi ruang dan waktu, dimana ide pemikiran itu muncul. Sehingga dapat dilihat seberapa besar pengaruh yang didapat dari problem sosial dan latar belakang terhadap pemikiran kedua tokoh tersebut. Untuk menganalisis data yang ada, digunakan metode Induktif, analisis ini dipergunakan untuk menelaah latar belakang produk-produk pemikiran Abdurrahman Wahid dan al-Habib Muhammad Rizieq tentang pemberlakuan syari'at Islam di Indonesia untuk kemudian ditarik sebuah kesimpulan. Berdasarkan analisis tersebut di atas maka dapat ditemukan dalam penelitian ini yaitu, pemikiran Abdurrahman Wahid yang menginginkan, Islam tidak seharusnya menampilkan diri dalam bentuknya yang ekslusif dan simbolik Paradigmanya merawat bangsa dengan agama (pribumisasi syari'at). Sedangkan al-Habib Muhammad Rizieq, menginginkan ajaran Islam diwujudkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara (state). Agama diharapkan menjadi problem solving, paradigmanya menguasai negara dengan agama.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: b Pembimbing I : /b Drs. H. FUAD ZEIN, MA. ; b Pembimbing II : /b BUDI RUHIATUDIN, S.H., M.Hum.
Uncontrolled Keywords: Syari'at, Islam
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Last Modified: 04 May 2012 23:41
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/1488

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum