SHAKHSIYYAH " LAYLA " FI AL QISSAH AL QASIRAH " MADJA' AL 'URUS " LI KHALIL GIBRAN DIRASAH TAHLILYYAH PSIKOLOGIYYAH LI SIGMUND FREUD

OFFIANY PRAMEIDIANNINGGAR , NIM. 10110074 (2014) SHAKHSIYYAH " LAYLA " FI AL QISSAH AL QASIRAH " MADJA' AL 'URUS " LI KHALIL GIBRAN DIRASAH TAHLILYYAH PSIKOLOGIYYAH LI SIGMUND FREUD. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (SHAKHSIYYAH " LAYLA " FI AL QISSAH AL QASIRAH " MADJA' AL 'URUS " LI KHALIL GIBRAN DIRASAH TAHLILYYAH PSIKOLOGIYYAH LI SIGMUND FREUD)
BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (7MB) | Preview
[img] Text (SHAKHSIYYAH " LAYLA " FI AL QISSAH AL QASIRAH " MADJA' AL 'URUS " LI KHALIL GIBRAN DIRASAH TAHLILYYAH PSIKOLOGIYYAH LI SIGMUND FREUD)
BAB II, III.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Abstract

Berbagai macam bentuk karya sastra dari semua jenisnya, cerpen adalah salah satu bentuk karya sastra selain novel yang memiliki ukuran cerita lebih singkat dibandingkan novel, dan biasanya cerpen diangkat dari peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. Sampai sekarang ini cerpen dinantikan serta diminati oleh berbagai kalangan karena kita dapat belajar dari berbagai macam karakter tokoh cerita, yang secara tidak langsung memberikan pengaruh dalam kehidupan kita sehari-hari dan kita juga dapat menyampaikan pesan-pesan moral kepada masyarakat sebagai apresiasi kita pada karya sastra. Dalam cerpen “Maḍ ja’ al-‘Urūs” yang diartikan “Ranjang pengantin”karya Kahlil Gibran menceritakan tentang sepasang kekasih yang berpisah, dikarenakan adanya orang ketiga yang tidak senang dengan hubungan mereka. Akibat munculnya orang ketiga di dalam hubungan mereka, sosok “Laila” mengalami tekanan batin ketika dirinya menikah dengan lelaki lain dan harus menerima bahwa Salim sudah bukan miliknya. Konflik ini membuat psikis “Laila” terganggu, maka dari itu cerpen ini cocok untuk dianalisis dengan psikologi sastra. Dalam hal ini penulis memilih untuk menggunakan pisau analisis psikoanalisis Sigmund Freud yang memandang manusia sebagai bentuk kepribadian dan mempunyai unsur-unsur kejiwaan, meliputi “id”(pleasure principle), “ego”(realistic principle), dan “superego” (moral principle). Jika ketiganya bekerja secara seimbang maka manusia akan memperlihatkan watak yang wajar pula, namun jika salah satunya lebih mendominasi, maka akan terjadilah ketegangan dalam batin atau jiwa manusia yang dapat merugikan diri seseorang apabila tidak ada keseimbangan dari ketiga unsur kejiwaan tersebut. Pada penelitian ini, melalui teori psikoanalisis tersebut penulis menemukan sepuluh permasalahan yang dialami oleh batin “Laila”, yakni tegangan batin, usaha “Laila” meninggalkan suaminya dan kembali dengan mantan kekasihnya, pertemuannya dengan Salim, keyakinan Laila untuk kembali pada mantan ز kekasihnya, “Laila” yakin untuk tidak kembali ke rumahnya, “Laila” membunuh mantan kekasihnya, “Laila” bunuh diri, dan kalimat terakhir dari bibir “Laila”. Dari sepuluh permasalahan tersebut penulis menganalisis bahwasanya sembilan permasalahan yang dialami “Laila” lebih dominan pada unsur kepribadian “id”dan hanya ada satu yang dikendalikan oleh “ego”. Penulis tidak menemukan “superego” dalam diri “Laila”, sehingga dapat disimpulkan bahwa tokoh “Laila” telah mengalami ketegangan batin yang disebabkan karena tidak adanya keseimbangan dari ketiga unsur kejiwaan tersebut.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Drs. Mustari, M.Hum
Uncontrolled Keywords: Cerpen, Layla, Khalil Gibran
Subjects: Kesusastraan Arab
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Arab (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 05 Dec 2014 08:00
Last Modified: 27 Jul 2015 13:35
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/14973

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum