TITIK TEMU ISLAM DAN SAINS (KAJIAN ATAS PEMIKIRAN NAQUIB AL-ATTAS DAN AMIN ABDULLAH)

MASYKUR ARIF , NIM. 1220510002 (2014) TITIK TEMU ISLAM DAN SAINS (KAJIAN ATAS PEMIKIRAN NAQUIB AL-ATTAS DAN AMIN ABDULLAH). Masters thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text ( TITIK TEMU ISLAM DAN SAINS (KAJIAN ATAS PEMIKIRAN NAQUIB AL-ATTAS DAN AMIN ABDULLAH) )
1220510002_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka(1).pdf

Download (2MB) | Preview
[img] Text ( TITIK TEMU ISLAM DAN SAINS (KAJIAN ATAS PEMIKIRAN NAQUIB AL-ATTAS DAN AMIN ABDULLAH) )
1220510002_bab-ii_sampai_sebelum-bab-terakhir(1).pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Abstract

Dampak negatif perkembangan sains yang cukup pesat sangat dirasakan diberbagai belahan dunia hingga saat ini. Menurut Naquib al-Attas, dampak negatif itu disebabkan oleh sains yang memisahkan diri dengan agama. Sementara, menurut Amin Abdullah hal tersebut dikarenakan tidak adanya pendekatan integrasi-interkoneksi antara rumpun ilmu yang satu dengan yang lain. Dari latar belakang inilah, kajian ini mengangkat pemikiran dua tokoh cendekiawan Islam tersebut, yang menawarkan integrasi Islam dan sains dengan caranya masing-masing. Rumusan masalah dalam kajian ini adalah, bagaimana konstruksi pemikiran Naquib al-Attas dan Amin Abdullah tentang titik temu Islam dan sains? Bagaiaman persamaan dan perbedaan pemikiran Naquib al-Attas dan Amin Abdullah mengenai titik temu Islam dan sains? Bagaimana kontribusi pemikiran Naquib al-Attas dan Amin Abdullah bagi masa depan keilmuan Islam? Pemikiran kedua tokoh tersebut dalam kajian ini diulas dengan menggunakan pendekatan filsafat ilmu. Karangka teori yang digunakan adalah pemikiran Ismail Raji al-Faruqi yang merumuskan konsep Tauhid dalam islamisasi sains. Konsep Tauhid ini digunakan untuk menganalisa pemikiran Naqub al-Attas. Sementara, Ian G Barbour yang mengklasifikasi hubungan agama dan sains menjadi empat varian, di antaranya; konflik, independensi, dialog, dan integrasi dipakai untuk membaca pemikiran Amin Abdullah. Pemikiran kedua tokoh ini diulas dengan metode studi komparatif. Temuan penelitian dalam kajian ini adalah, Naquib al-Attas menemukan asumsi-asumsi filosofis-metafisik yang menjadi landasan sains Barat modern. Ia menemukan bahwa landasan filosofis sains modern adalah paham sekuler yang tidak ada dalam ajaran Islam. Baginya, Islam tidak mengenal sekularisme. Oleh karena itu, agar sains bisa berkembang sesuai dengan tujuan hakikinya yaitu untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan demi kemanusiaan, maka islamisasi sains sangat diperlukan. Sementara itu, Amin Abdullah yang banyak mengkaji persoalan epistemologi, menemukan bahwa Islam mengalami kemunduran disebabkan oleh dikotomisasi keilmuan. Akibat dikotomisasi, truth claim tidak bisa dihindari, padahal permasalahan manusia yang kompleks tentu tidak akan terpahami secara menyeluruh dan utuh hanya dengan satu pendekatan dalam epsitemologi. Persoalan manusia yang kompleks diperlukan pendekatan yang kompleks juga atau multidisipliner. Oleh karena itu, relasi Islam dan sains hendaknya menggunakan relasi integrasi dan dialog atau dalam bahasanya Amin Abdullah menggunakan paradigma integrasi-interkoneksi. Melalui pendekatan integrasi-interkoneksi truth claim dapat dihindari.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Pembimbing : Dr. Mutiullah, M.Hum.
Uncontrolled Keywords: Keyword: Islamisasi Sain, Sains Islam, Integrasi-Interkoneksi
Subjects: Agama Dan Filsafat
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Agama dan Filsafat
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 11 Dec 2014 09:46
Last Modified: 15 Apr 2015 15:37
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/15131

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum