ANAK SHALEH (TELAAH PERGUMULAN NILAI-NILAI SOSIO KULTURAL DAN KEYAKINAN ISLAM PADA PESANTREN MODERN DATOK SULAIMAN PALOPO SULAWESI SELATAN)

M. SATTU ALANG , NIM. 89127 (2000) ANAK SHALEH (TELAAH PERGUMULAN NILAI-NILAI SOSIO KULTURAL DAN KEYAKINAN ISLAM PADA PESANTREN MODERN DATOK SULAIMAN PALOPO SULAWESI SELATAN). ["eprint_fieldopt_thesis_type_phd" not defined] thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (ANAK SHALEH (TELAAH PERGUMULAN NILAI-NILAI SOSIO KULTURAL DAN KEYAKINAN ISLAM PADA PESANTREN MODERN DATOK SULAIMAN PALOPO SULAWESI SELATAN))
BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (5MB) | Preview
[img] Text (ANAK SHALEH (TELAAH PERGUMULAN NILAI-NILAI SOSIO KULTURAL DAN KEYAKINAN ISLAM PADA PESANTREN MODERN DATOK SULAIMAN PALOPO SULAWESI SELATAN))
BAB II, III, IV, V.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (10MB)

Abstract

Disertasi ini membahas upaya-upaya pembentukan anak shaleh pada Pesantren Modern Datok Sulaiman Palopo. Penelitian ini terfokus pada pergumulanantara nilai-nilai keyakinan Islam dan nilai-nilai sosio-kultural yang diramu dipesantren. Secara operasional permasalahan yang akan dikaji adalah: (a) apa upaya Pondok Pesantren Modern Datok Sulaiman Palopo dalam membentuk anak shaleh tersebut dan (b) bagaimana peran nilai-nilai Islam dan kultur masyarakat Luwu dalam perwujudan proses penshalehan tersebut? Metode yang dipergunakan adalah etnografi. Metode ini Nampak pada penelitian proses internalisasinilai-nilai sosio-kultural masyarakat Luwu di Pesantren Modern Datok Sulaiman Palopo. Sedang langkah-langkah penelitian yang ditempuh yakni; (a) menelaah beberapa lontara’ yang diperpegangi oleh masyarakat Luwu diantaranya; Ta’gilinna Sinapatie, Tarekat Sakke Rupa, (Aneka Ragam Tarekat), Paseng (wasiat) dan Adek (adat), (b) melakukan wawancara mendalam dengan tokoh-tokoh masyarakat Luwu, (c) meneliti aktivitas pendidikan dan proses penginternalisasian nilai-nilai di Pesantren Modern Datok Sulaiman Palopo, (d) melakukan observasi terhadap pengamalan nilai-nilai sosio-kultural masyarakat Luwu. Penelitian ini berlangsung sejak tahun 1993 hingga 1999. Dalam menganalisis data, penulis menggunakan pendekatan fenomenologis-konstruktif, yaitu dengan mengkaji makna yang esensial tentang proses penginternalisasian nilai-nilai yang diterapkan di Pesantren Modern Datok Sulaiman dan nilai-nilai utama sosio-kultural masyarakat Luwu. Juga digunakan analisis kualitatif dalam menginterpretasi fenomena yang bersifat historis, sosiologis dan kultural. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1. System pendidikan yang diterapkan Pesantren Modern Datok Sulaiman Palopo adalah pengintegrasian pengajaran kesekolahan/kemadrasahan dengan kepesantrenan dalam suatu koordinasi. Sedang langkah-langkah penshalehan yang dilakukan terlihat pada penataan sejumlah mata pelajaran tertentu yang harus dikuasai untuk mencapai suatu tingkat tertentu, baik secara kurikuler, ko-kurikuler dan ekstra-kurikuler. 2. Nilai-nilai sosio-kultural masyarakat Luwu telah terintegrasi dengan nilai-nilai syari’at Islam sebagai tercermin dalam pangngaderreng. Hal tersebut terlihat pada: (a) beberapa lontara’ yang diteliti ditemukan penyebutan Allah Ta’ala sebagai zat yang transenden, (b) nilai-nilai utama sosio-kultural seperti alempureng (kejujuran), amaccang (kearifan), asitinajang (kepatutan), aggettengeng (keteguhan), reso (usaha), yang kesemuanya bertumpu pada siri’ (harga diri) mesti diapresiasi dan dapat dipakai dalam pembinaan kepribadian bagi keluarga dan masyarakat. Dalam upaya penginternalisasian nilai, maka di pesantren juga diajarkan lontara’ paseng (wasiat/nasehat) yang memuat tuntunan pelurusan aqidah dan perbaikan akhlak, lewat “penyisipan” muatan nilai-nilai sosio-kultural tersebut dengan bidang studi terkait baik dalam pendidikan formal, non-formal, dan informal. Di sinilah terlihat adanya pergumulan nilai-nilai etik pesantren dalam proses penshalehan santri. 3. Buah yang dihasilkan Pesantren Modern Datok Sulaiman Palopo adalah (a) anak shaleh maju/modern yang memahami makna keshalehan secara tekstual dan kontekstual, memiliki aqidah yang mantap, tekun beribadah dan berakhlakul karimah, (b) anak shaleh fanatic dan ekstrim yang hanya memahami keshalehan secara tekstual yang messkipun telah memiliki identitas anak shaleh maju akan tetapi mereka berwawasan sempit dan (c) anak mabetta’ (“nakal”) yang aqidah dan ibadahnya kurang serta tampilan akhlaknya tidak terpuji. Patut dicatat bahwa anak mabetta’ ini jumlahnya tidak banyak. Sebagai implikasi kajian disertasi ini, ternyata nilai-nilai sosio-kultural terbukti dapat membantu dalam proses penginternalisasian nilai-nilai etik di pesantren. Selanjutnya untuk kepentingan penelitian berikutnya perlu kajian terhadap beberapa lontara’ yang berjumlah 4.043 buah, namun sebagian besar belum diteliti. Diantara isi lontara’ tersebut adalah nama Nabi Muhammad 200 buah, etika bersenggama, hal-hal yang dilakukan agar suami tidak beristri lain (cenning-rara), tata cara menghadapi sakratul maut, etika kekuasaan dan cara sampai kepada Allah (suluk). Dari sini dapat dinyatakan bahwa sejumlah lontara’ selain lontara’ I La Galigo ternyata juga sarat dengan nilai-nilai etik dan tentu saja dapat dijadikan acuan dalam proses penshalehan anak.

Item Type: Thesis (["eprint_fieldopt_thesis_type_phd" not defined])
Additional Information: Promotor: Prof. Dr. H. Noeng Muhadjir
Uncontrolled Keywords: ANAK SHOLEH
Subjects: Ilmu Agama Islam
Divisions: Pascasarjana > Disertasi > Ilmu Agama Islam
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 22 Dec 2014 09:03
Last Modified: 07 Apr 2015 13:49
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/15175

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum