HUMANISME ISLAM : STUDI TERHADAP PEMIKIRAN ALI SYARI’ATI (1933-1977)

BASMAN , NIM. 993144/S3 (2007) HUMANISME ISLAM : STUDI TERHADAP PEMIKIRAN ALI SYARI’ATI (1933-1977). Doctoral thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (HUMANISME ISLAM : STUDI TERHADAP PEMIKIRAN ALI SYARI’ATI (1933-1977))
BAB I, VII DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (3MB) | Preview
[img] Text (HUMANISME ISLAM : STUDI TERHADAP PEMIKIRAN ALI SYARI’ATI (1933-1977))
BAB II, II, III, IV, V, VI.pdf
Restricted to Registered users only

Download (15MB)

Abstract

Penelitian disertasi ini adalah sebuah ijtihad untuk menempatkan pemikiran Syari’ati pada posisi yang sejajar dengan para pemikir humanisme Barat. Meskipun dia tidak pernah menggunakan istilah humanisme Islam, tetapi dari pemahaman terhadap pandangannya tentang manusia dapat diketahui bahwa dia ingin menggagas sebuah sitem humanisme Islam disini bukan dalam pengertian ideologi tetapi sebagai sebuah pemikiran. Oleh karena itu, untuk mengapresiasi atau untuk menolaknya juga diperlukan sebuah pemikiran dan tidak harus dilawan dengan ideologi. Selain upaya menempatkan pemikiran Syari’ati pada posisi yang dimaksud, disertasi ini juga ingin memberikan sedikit sumbangan untuk memahami manusia sebagai makhluk yang paling mulia di jagad semesta raya ini. karena dengan memahami manusia dengan baik dan benar, akan melahirkan penghargaan yang wajar terhadapnya dan dengan demikian tidak akan terjadi diskriminasi manisia terhadap sesamanya. Dalam konteks inilah dapat diketahui makna penting dari pemikiran Syari’ati tentang manusia. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah apa alasan menempatkan pemikirannya sebagai sebuah konsep humanisme Islam? Dan apakah konsep humanismenya dapat diapresiasi untuk melihat persoalan-persoalan yang aktual di dunia saat ini? Istilah humanisme Islam kedengarannya mengandung kontradiksi dalam peristilahan. Pemaknaan Humanisme yang diketahui secara umum mengindikasikan manusia secara otonom menentukan nasibnya sendiri tanpa intervensi dari luar diri manusia. Sementara Islam secara umum dipahami sebagai sebuah sikap tunduk dan pasrah kepada kehendak Tuhan, suatu kekuatan yang berada di luar diri manusia. Untuk menjelaskan persoalan ini, teori yang digunakan adalah klarifikasi Maritain yang mengelompokkan humanisme menjadi humanisme antroposentris dan humanisme teosentris. Dalam pandangan Maritain, humanisme antroposentris berubah menhasi antroposentrisme hakiki sedangkan humanisme teosentris berubah menjadi spiritualisme. Karena itu, dia menawarkan sebuah humanisme yang lebih integral dengan mencoba memadukan dua bentuk humanisme yang tersebut. Humanisme integral dalam pandangan Maritain bisa dimaknai sebagai sebuah humanisme religious yang menempatkan manusia pada posisi istimewa sebagai pewaris bumi dan diberi kepercayaan untuk mengelola bumi ini tetapi harus diingat bahwa kepercayaan yang diberikan harus dipertanggungjawabkan kepada pemberi amanah itu. Dari pemaknaan inilah, dengan menggunakan pendekatan filsafat dengan jalan melihat landasan ontologis yang terkait dengan dasar pemikirannya, landasan epistemologis yang terkait dengan sumber-sumber pemikirannya, landasan aksiologis yang terkait dengan maksud dan tujuan pemikirannya yang dipadukan dengan metode verstehen (pemahaman), maka pemikiran Syari’ati dapat dimaksudkan dalam kelompok humanisme religious dank arena dia menjadikan Islam sebagai landasan ontologis pemikirannya, maka humanismenya dapat disebut humanisme Islam. Menurut Syari’ati, manusia memiliki tiga atribut yang dapat membedakannya dengan makhluk-makluk yang lain. Ketiga atribut itu adalah kesadaran diri, kebebasan, kreativitas. Ketiganya adalah atribut Tuhan yang khusus dianugrahkan kepada manusia. Karena itu, manusia seharusnya memiliki sifat-sifat ketuhanan karena di dalam dirinya terdapat unsur ketuhanan yang diberikan kepadanya atas kemurahan Tuhan, yaitu dengan jalan meniupkan ruhNya ke dalam diri manusia. Sedangkan tujuan dari humanisme yang diperjuangkannya yang menurutnya merupakan tujuan Islam itu sendiri adalah terwujudnya keadilan, persamaan atau kesetaraan dan persaudaraan umat manusia tanpa ada diskriminasi. Penghargaan dan penghormatan terhadap hak-hak individu tanpa mengenal perbedaan ras, suku, jenis kelamin, dan agama. Hal ini sejalan dengan apa yang senantiasa disuarakan oleh masyarakat hampir diseluruh dunia saat ini, yaitu perjuangan agar terwujudnya system pemerintahan yang demokratis, perjuangan terhadap hak-hak asasi manusia dan perjuangan kaum feminis tentang kesetaraan gender. Kata kunci: Humanism, Islam, Ali Syari’ati

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: Ilmu Agama Islam
Divisions: Pascasarjana > Disertasi > Ilmu Agama Islam
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 21 Jan 2015 09:02
Last Modified: 09 Apr 2015 10:07
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/15250

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum