ARTI PENTING TAUHID DALAM ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN ISMA’IL RAJI AL-FARUQI

H.USMAN AKBAR , NIM. 10510029 (2015) ARTI PENTING TAUHID DALAM ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN ISMA’IL RAJI AL-FARUQI. Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (ARTI PENTING TAUHID DALAM ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN ISMA’IL RAJI AL-FARUQI)
10510029_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf

Download (3MB) | Preview
[img] Text (ARTI PENTING TAUHID DALAM ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN ISMA’IL RAJI AL-FARUQI)
10510029_bab-ii_sampai_sebelum-bab-terakhir.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Pada zaman modern, ilmu pengetahuan berkembang dengan begitu pesat. Hal ini dapat dilihat dari munculnya ilmu pengetahuan baru secara independen dan berkembang pesatnya teknologi. Fenomena ini melahirkan dampak yang begitu pesat bagi umat manusia. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa lahirnya ilmu pengetahuan memberikan jalan baru bagi tercapainya kehidupan yang semakin mudah, tercukupi dan semakin memperluas cakrawala pengetahuan manusia tentang dunia dan alam semesta, tetapi pada saat yang sama ilmu pengetahuan lahir dari perspektif di luar agama, secara historis ia mulai memisahkan diri dari otoritas agama ketika zaman Renaissans muncul, yakni kebangkitan dan kesadaran baru bagi orang-orang Eropa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan secara independen tanpa ada campur tangan agama di dalamnya. Namun demikian, pemisahan dan kebebasan berekspresi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan justru menjauhkan mereka dari nilai-nilai yang telah digariskan oleh agama, Sehingga pada batas-batas tertentu dirasa telah keluar dari asumsi-asumsi yang bersifat religius serta tidak mempertimbangkan segi moralitasnya, malahan antara ilmu pengetahuan dan agama selalu dipertentangkan. Dalam kontek ini tak jarang justru kelahiran ilmu pengetahuan itu memicu adanya krisis besar di bidang etika dan menimbulkan kerusakan dalam tatanan kehidupan. Di sisi yang lain, agama Islam memiliki konsep kebenaran mutlak dan diakui sebagai agama yang paling benar dan universal. Di sini ada semacam kesenjangan yang lahir antara asumsi ilmu pengetahuan modern dengan nilainilai agama Islam. Fakta ini memunculkan sikap kritis dari seorang cendekiawan muslim asal Palestina yang mencoba melakukan terobosan baru dalam memecahkan problematika antara ilmu pengetahuan dan Islam dengan mencetuskan gagasan islamisasi ilmu pengetahuan. Beliau adalah Isma’il Raji al-Faruqi, dalam konteks ini al-Faruqi melihat bahwa perkembangan ilmu pengetahuan telah melenceng dari ajaran-ajaran Islam sehingga akan membawa dampak kepada bentuk-bentuk sekulerisme dan krisis nilai. Islamisasi ilmu pengetahuan adalah sebuah konsep pemikiran yang mencoba memadukan antara ilmu pengetahuan dan Islam, dalam wilayah ini Islam menjadi sudut pandang dalam merumuskan tatanan baru bagi adanya ilmu pengetahuan sehingga tidak ada lagi pendikotomian antara keduanya dan ilmu pengetahuan menjadi Islami dan sesuai dengan prinsip-psinsip Islam, islamisasi ilmu pengetahuan juga merupakan sebuah langkah baru dari sudut pandang paradigma Islam dalam melihat dan mensinergikan dunia ilmu pengetahuan. Al-Faruqi memahami bahwa inti dari ajaran yang paling sentral dalam Islam adalah tentang tauhid, yakni kesatuan wujud tentang dimensi Tuhan, dengan itu ia mengembangkan gagasan Islamisasi ilmu pengetahuan dengan mendasarkan diri pada tauhid. Dalam hal ini, Isma’il Raji al-Faruqi mencetuskan konsep tauhid sebagai pendasaran pokok dalam melakukan islamisasi ilmu pengetahuan. Tauhid merupakan prinsip yang paling sesuai dan paten dalam mengintegrasikan kebenaran Islam dan ilmu pengetahuan, karena keduanya tidak saling bertentangan, sehingga ketika ada problematika kemanusiaan yang disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan yang semena-mena, maka jawabannya harus kembali kepada Islam sebagai paradigma kebenaran yang universal, yakni dengan kembali kepada rumusan ketuhanan. Dalam konteks inilah, al-Faruqi merumuskan secara teoritis tentang islamisasi ilmu pengetahuan melalui tiga sumbu tauhid. Pertama, kesatuan pengetahuan. Kedua, kesatuan hidup. Dan ketiga, kesatuan sejarah. Sehingga dengan demikian, Tauhid menjadi kajian pokok dan paling penting dalam pemikiran Isma’il Raji al-Faruqi, khususnya yang berkaitan dengan islamisasi pengetahuan

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Dr. H.Syaifan Nur, M.A.
Uncontrolled Keywords: Kata Kunci: ilmu pengetahuan, tauhid, islamisasi ilmu pengetahuan.
Subjects: Filsafat Agama
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Filsafat Agama (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 29 Jan 2015 13:27
Last Modified: 04 Aug 2016 13:30
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/15422

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum