TRADISI DHEKAHAN GEDHE DI DUSUN PAYAK KELURAHAN SRIMULYO KECAMATAN PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL

LINDA LISTIANINGRUM, NIM. 11120070 (2015) TRADISI DHEKAHAN GEDHE DI DUSUN PAYAK KELURAHAN SRIMULYO KECAMATAN PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (TRADISI DHEKAHAN GEDHE DI DUSUN PAYAK KELURAHAN SRIMULYO KECAMATAN PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL)
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (4MB) | Preview
[img] Text (TRADISI DHEKAHAN GEDHE DI DUSUN PAYAK KELURAHAN SRIMULYO KECAMATAN PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL)
BAB II, III, IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (479kB)

Abstract

Setiap bangsa mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda. Demikian pula suku Jawa yang memiliki kebudayaan yang khas, terutama dalam bidang religi yang merupakan bagian dari kehidupan masyarakat. Salah satu budaya dan tradisi yang masih dilestarikan atau dipertahankan sampai saat ini adalah tradisi Dhekahan Gedhe. Tradisi Dhekahan Gedhe merupakan tradisi yang diawali dari rasa syukur Ki Ageng Prawirorejoso kepada Allah SWT atas kemudahan yang diberikan-Nya berupa melimpahnya hasil bumi tanah Payak, selain itu Ki Ageng Prawirorejoso juga bersyukur atas anaknya yang diperistri oleh Pangeran Mustojo yang kemudian hari menaiki tahtanya dan bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono VI. Tradisi ini dilaksanakaan oleh seluruh masyarakat Payak dalam waktu satu minggu pada tiap bulan pertengahan tahun masehi. Keunikan dalam Tradisi Dhekahan Gedhe adalah masih menggunakan ancak dan jodhang sebagai alat pelengkapnya. Keunikan lain dalam tradisi ini juga menggunakan Takir sebagai simbol utama dalam tradisi tersebut. Keunikan yang saya temukan lagi adalah tidak digunakan lagi penanggalan bulan jawa pada pelaksanaan Tradisi Dhekahan Gedhe, melainkan menggunakan bulan kalender tahun masehi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui latar belakang Tradisi Dhekahan Gedhe di Dusun Payak, mengetahui makna dan fungsi Tradisi Dhekahan Gedhe bagi masyarakat Dusun Payak. Penulis menggunakan pendekatan sosio-historis. Melalui pendekatan ini diharapkan dapat menghasilkan sebuah penjelasan yang mampu mengungkapkan gejala-gejala dari suatu peristiwa yang berkaitan erat dengan waktu dan tempat, serta dapat menjelaskan asal-usul dan segi dinamika sosial serta struktur sosial dalam masyarakat. Adapun teori yang digunakan yaitu teori fungsionalisme tentang kebudayaan yang dikemukakan oleh Brownislow Malinowski. Menurut Malinowski semua unsur kebudayaan yang ada dalam masyarakat mempunyai fungsi. Fungsi yang dimaksud adalah fungsi sosial dari adat, tingkah laku dari manusia dan pranata-pranata sosial. Peneliti menggunakan teori tersebut untuk mengetahui makna dan fungsi Tradisi Dhekahan Gedhe bagi masyarakat Dusun Payak. Studi ini menghasilkan beberapa temuan, antara lain yang pertama adalah pelaksanaan tradisi Dhekahan Gedhe bermula dari rasa syukur Tumenggung Prawiro Rejoso yang anaknya telah diperistri Hamengkubuana VI, dan tradisi ini telah dilaksanakan dari tahun 1855 M sampai sekarang di Dusun Payak. Kedua, dalam pelaksanaan tradisi ini masyarakat Dusun Payak dan sekitarnya berharap mendapatkan banyak berkah dari nasi takir yang menjadi simbol utama dalam tradisi ini. Ketiga, tradisi Dhekahan Gedhe masih tetap dilestarikan oleh masyarakat Dusun Payak, karena mempunyai makna untuk perbaikan diri dan berfungsi sebagai pemupuk kerukunan dan solidaritas masyarakat, selain itu juga berpotensi sebagai penggerak perekonomian masyarakat daerah melalui berbagai potensi budaya yang ada, seperti wayang, kethoprak, karawitan, dan lain-lain.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Prof. Dr. H. Mundzirin Yusuf, M. Si.
Subjects: Sejarah Peradaban / Kebudayaan Islam
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Sejarah Kebudayaan Islam (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 06 Apr 2015 10:25
Last Modified: 06 Apr 2015 10:25
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/15494

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum