TRADISI MAP AS DI DESA K.ARANGTENGAH KECAMATAN BANJARNEGARA KABUPATENBANJARNEGARA

YUHANA CATUR SAPUTRA, NIM. 10120076 (2015) TRADISI MAP AS DI DESA K.ARANGTENGAH KECAMATAN BANJARNEGARA KABUPATENBANJARNEGARA. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (TRADISI MAP AS DI DESA K.ARANGTENGAH KECAMATAN BANJARNEGARA KABUPATENBANJARNEGARA)
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (8MB) | Preview
[img] Text (TRADISI MAP AS DI DESA K.ARANGTENGAH KECAMATAN BANJARNEGARA KABUPATENBANJARNEGARA)
BAB II, III, IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (973kB)

Abstract

Kehadiran Islam di Jawa begitu mudah diterima, karena pendakwahnya menyampaikan Islam secara harmonis yakni merengkuh tradisi-tradisi yang baik sebagai bagian dari ajaran agama Islam. Tradisi ini banyak yang berakulturasi dengan ajaran-ajaran Islam. Pada setiap 6ngkatan sikJus kehidupan manusia dari masih di daJam kandungan, masa hidup, masa kema6an terdapat ritual-ritual lokal yang di padukan dengan unsur-unsur keislaman. Pada masa kehidupan di dunia memiliki masa peralihan dari anak-anak menuju remaja kemudian menuju ke masa tua. Pada masa peralihan dari anak-anak menuju remaja ini biasanya ditandai dengan adanya khitan, memotong ujung kuluf pada alat kelamin pria, yang telah di ajarkan oleh Islam. Dalam penerapanya di Desa Karangtengah Kecamatan Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara prosesi khitan berakulturasi dengan tradisi masyarakat Jawa. Seperti halnya khitan di Desa Karangtengah memiliki prosesi yang setiap tahap harus dilewati. Dari menentukan hari yang tepat, kemudian khitan, mapas, dan ditutup dengan selametan. Memang sedikit atau banyak terdapat persamaan dengan prosesi yang ada, di daerah lain. Keunikan yang terjadi dalam prosesi khitan di Desa Karangtengah ini pada saat si anak baru selesai di khitan, yaitu terdapat tradisi mapas. Mapas memiliki arti "memotong ujungnya, memutuskan bicara". Seperti yang terjadi pada prosesi Tradisi Mapas yaitu memotong perjalanan si anak yang baru selesai di khitan dengan menggunakan uborampe. Adanya mapas setelah khitan menjadi sebuah keunikan yang ada di Desa Karangtengah. Dari keunikan tersebut penulis ingin mengk~i bagaimana makna dan fungsi dari Tradisi Mapas tersebut. Untuk menjawab permasalahan tersebut peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan Antropologi Budaya. Adapun analisis data kualitatif dilakukan melalui pengumpulan data, penyajian, dan pengambilan keputusan. Pengumpulan data peneliti dilakukan meJalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Seba,gai Jandasan berpikjr penelitj menggunakan teori ritus dan upacara peralihan yang dikemukakan oleh Arnold Van Gennep. Serta teori fungsionalisme yang dikemukakan oleh Bronislaw Malinowski. Hasil penelitian yang didapat Tradisi Mapas merupakan sebuah ritus peralihan dari anakanak menuju remaja dengan ditandai adanya khitanan. Mapas sebagai sebuah ritus untuk menghantarkan si anak menuju masa baru daJam babakan siklus kehidupan manusia_ serta menjauhkan si anak dari gangguan roh leluhur. Fungsi Tradisi Mapas dalam keagamaan menjadi sebuah momentum untuk meningkatkan spiritualitas terhadap Tuhan. Kemudian secara sosial mapas memiliki peran sebagai salah satu sarana untuk sating berinteraksi antar warga masyarakat. Dari sisi budaya mapas sebagai sebuah ritus upacara untuk membekali si anak menuju masa remaja, serta sebagai sebuah pengormatan kepada roh JeJuhur dan kepercayaan adanya kekuatan lain di luar dari manusia. Selain itu secara psikologis mapas menjadi sebuah hiburan tersendiri bagi si anak, karena pada hari itu si anak akan diistimewakan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Dr. Maharsi M.Hum.
Subjects: Sejarah Peradaban / Kebudayaan Islam
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Sejarah Kebudayaan Islam (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 06 Apr 2015 14:58
Last Modified: 06 Apr 2015 14:59
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/15519

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum