TAFSIR FEMINIS (STUDI PEMIKIRAN AMINA WADUD DAN NASR HAMID ABU ZAID)

AHMAD BAIDOWI, NIM: 01.300.005 (2009) TAFSIR FEMINIS (STUDI PEMIKIRAN AMINA WADUD DAN NASR HAMID ABU ZAID). Doctoral thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (TAFSIR FEMINIS (STUDI PEMIKIRAN AMINA WADUD DAN NASR HAMID ABU ZAID))
AHMAD BAIDOWI - NIM 01.300.005 TAFSIR FEMINIS.pdf

Download (9MB) | Preview

Abstract

Penafsiran al-Qur'an oleh feminis muslim muncul dalam upaya mereka mengapresiasi nilai-nilai kesetaraan gender yang dikonstruksi alQur' an dan menubuhkannya dalam konteks kekinian. Bagi feminis muslim, al-Qur'an sejak dini sesungguhnya sudah mengapresiasi kesetaraan laki-laki dan perempuan, namun pembacaan (penafsiran) secara literal yang dikembangkan oleh para mufassir konservatif dinilai oleh para feminis muslim alih-alih memperkuat gagasan kesetaraan gender, justru sebaliknya meneguhkan pemahaman yang dianggap ccnderung bervisi patriarkhi. Dengan "mengawinkan" kajian al-Qur'an dan feminisme yang kemudian muncul dalam bentuk hermeneutika feminis, pembacaan al-Qur'an yang dilakukan oleh para feminis muslim ini dalam banyak hal memang berbeda secara diametral dengan pembacaan para mufassir konservatif. Amina Wadud dan Nasr hamid Abu Zaid yang melakukan pembacaan ala feminis atas al-Qur'an ini secara jelas memperlihatkan perbedaan tersebut. Disertasi ini berrujuan untuk mengungkap gagasan kedua feminis muslim ini dalam upaya mereka memahami al-Qur'an, tentunya berkenaan dengan ayat-ayat yang berkaitan dengan persoalan gender. Fokus disertasi ini adalah mengurai gagasan Amina Wadud dan Na~r Hamid Abu Zaid terkait dengan Pertama, hakikat penafsiran alQur'an. Kedua, prinsip-prinsip dan metode penafsiran yang mereka bangun dalam upaya mereka memahami ayat-ayat al-Qur'an berkenaan dengan isu-isu gender. Ketiga, implikasi dari pemikiran kedua ya dalam ~ studi al-Qur'an. Dalam upaya menguraikan gagasan kedua feminis muslim ini, penyusun menggunakan pendekatan filosofis henneneutis untuk mengungkap asumsi-asumsi filosofis keduanya mengenai penafsiran feminis. Dalam kaitan ini, penyusun berpijak pada kerangka teori hermeneutika yang dikemukakan oleh Paul Ricoeur yang memandang penafsiran terhadap teks melalui dua langkah. yaitu explanatiory dan understanding_ (pemahaman). Menurut Ricoeur, pembacaan terhadap sebuah teks berarti melakukan kontekstualisasi dengan membuka diri terhadap makna teks yang terhampar luas di hadapannya. Konlekstualisasi ini bisa dilakukan melalui kedua langkah terse but. Dalam disertasi ini terlihat bahwa Amina Wadud dan Nasr Hamid Abu Zaid memahami tafsir bukan sebagai lindakan menjelaskaniek~-tetfs ? al-Qur'an secara aktual sebagaimana yang lazim dalam penafsiran tradisional. Keduanya ~f\lahami penafsiran sebagai UJl!lya mengaitkan teks al-Qur'an dengan 'P'foblema realitas kontemporW dalam rangka menemukan solusi yang qur'ani atas pelbagai problem tersebut. Oleh karena itu, kegiatan penafsiran bagi kedua feminis m1 lebih mencenninkan prinsip-prinsip hermeneutis dalam memahami ayat-ayat al-Qur'an. Untuk membangun pemahaman al-Qur'an yang berkeadilan ~nder, Amina Wadud dan Na ~r Hamid Abu Zaid sepakat dengan prinsip 1' l./""depatriarkhalisasi (membuang pernahaman yang bersifat patriarkhis dan i. . v7membangun i)enafsiran yang adil), prinsip semangat pembebasan 7 ~ . perempuan oleh al-Qur'an dan prinsip hierarkhisasi teks-teks al-Qur'an yang berkaitan dcngan persoalan gender. Namun, prinsip yang meniscayakan pcnafsiran al-Qur'an dengan mengedepankan pengalaman percmpuan, perspektif perempuan dan perempuan sebagai mufassir yang 9ipegang oleh Amina Wa • ak disetujui oleh Abu Zaid., Lebi 1tu, keduanya sepakat bahwa untuk memperoleh 1 pen • n yang kontekstual, sescorang harus mempertimbangkan angkah penjelasan sekaliius pcmahaman. Penjelasan digunakan untuk memperoleh makna obyektif dari teks yang akan ditafsirkan. Sementara pemahaman digunakan untuk mengailkan leks dengan konteksnya, menemukan ideal-moralnya dan. akhirnya menarik signitikansinya dan menghubungkannya dalarn konteks kekinian sehingga melahirkan tafsir kontekstual yang bervisi keadilan gender. Pemikiran Amina Wadud dan Na~r Jiamid Abu Zaid mengenai ~ir feminis dalam batas tertentu memang relevan dengan gagasan penegakan hak asasi manusia dan tentu saja sejalan dengan kritik wacamr tcrhadap ideoloii patriarl<.hi yang digagas oleh para ferninis muslim. Namun demikian, sebagai gagasan baru dala Siran al-Q r'an, penafsiran oleh para feminis muslim ini tetap te uka untuk dikritik.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: Ilmu Agama Islam
Divisions: Pascasarjana > Ringkasan Disertasi > Ilmu Agama Islam
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 11 Aug 2015 08:53
Last Modified: 11 Aug 2015 08:53
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/16776

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum