TRADISI SAMBATAN GAWE UMAH PADA MASYARAKAT MUSLIM DUSUN KARANG, DESA GIRIKARTO, KECAMATAN PANGGANG, KABUPATEN GUNUNG KIDUL

HETI HARYANI, NIM. 11540067 (2015) TRADISI SAMBATAN GAWE UMAH PADA MASYARAKAT MUSLIM DUSUN KARANG, DESA GIRIKARTO, KECAMATAN PANGGANG, KABUPATEN GUNUNG KIDUL. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (TRADISI SAMBATAN GAWE UMAH PADA MASYARAKAT MUSLIM DUSUN KARANG, DESA GIRIKARTO, KECAMATAN PANGGANG, KABUPATEN GUNUNG KIDUL)
11540067_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (TRADISI SAMBATAN GAWE UMAH PADA MASYARAKAT MUSLIM DUSUN KARANG, DESA GIRIKARTO, KECAMATAN PANGGANG, KABUPATEN GUNUNG KIDUL)
11540067_bab-ii_sampai_sebelum-bab-terakhir.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan, sebaliknya tidak mungkin ada kebudayaan yang tidak terjelma dalam suatu masyarakat. Dalam setiap masyarakat pasti memliki tradisi kebudayaan yang sudah terbiasa dilakukan dan dijalankan. Seperti halnya dalam penulisan “Tradisi sambatan gawe umah pada masyarakat muslim Dusun Karang Desa Girikarto Kecamatan Panggang Kabupaten Gunung Kidul”. Dengan adanya tradisi tersebut masyarakat muslim Dusun karang terkenal dengan hidup rukun, damai, hormat, ramah-tamah, tenggang rasa dan tolong-menolong. Penulisan ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara pada masyarakat Dusun Karang baik itu warga yang melakukan sambatan ataupun yang melakukan sambatan. Dilakukan pula metode observasi yang dilakukan selama kurang lebih 2 bulan, selanjutnya menggunakan metode dokumentasi. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui sambatan dalam gawe umah pada masyarkat muslim dalam membentuk solidaritas sosial masyarakat Dusun Karang. Dari penulisan ini menunjukan bahwa tradisi sambatan gawe umah pada masyarakat Dusun Karang mereka lakukan dengan kegiatan arisan. Arisan ini dilakukan setiap hari selasa wage dalam penanggalan Jawa. Perbedaan sambatan ini dengan sambatan di daerah lain yaitu masyarakat Dusun Karang tidak hanya membantu dalam bentuk tenaga tetapi dalam bentuk bahan material juga yaitu semen dari hasil arisan tersebut. Pada perkembangannya sambatan atau gotong royong lambat laun mengalami perubahan seiring dengan modernisasi yang ada. Modernisasi adalah suatu proses perubahan yang diusahakam guna mencapai kebudayaan modern. Tetapi lain halnya dengan sambatan yang ada di Dusun Karang ini masih eksis keberadaannya, selain berbeda dengan Sambatan yang ada pada umumnya. Sambatan yang ada di Dusun Karang ini terutama dilakukan oleh warga Dusun Karang dalam gawe umah. Penelitian ini menemukan bahwa solidaritas masyarakat muslim Dusun Karang dilihat dari teorinya Emile Durkheim tentang solidaritas mekanik dan organik maka, gotong royong yang ada dalam masyarakat Dusun Karang menunjukan bahwa masyarakat yang ada di sana adalah masyarakat mekanik dengan ditunjukan oleh kesadaran kolektif yang kuat terbukti dengan adanya berbagai macam sambatan yang masih dilakukan di Dusun Karang, pembagian kerja rendah bisa dilihat dari pekerjaan masyarakat muslim Dusun Karang yang setengahnya bekerja sebagai petani, serta individualitas rendah karena mereka lebih mementingkan kepentingan bersama dari pada kepentingan pribadi. Karena suatu kewajiban bagi mereka apabila ada salah satu orang yang melakukan nyambat maka mereka harus menolong.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Masroer, S.Ag., M.Si.
Uncontrolled Keywords: tradisi gotong royong, sambatan gawe omah
Subjects: Sosiologi Agama
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Sosiologi Agama (S1)
Depositing User: H. Zaenal Arifin, S.Sos.I., S.IPI.
Date Deposited: 24 Aug 2015 10:01
Last Modified: 24 Aug 2015 10:01
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/17065

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum