KONSTRUKSI SEKSUALITAS DALAM KELUARGA (STUDI TERHADAP UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM)

ARIFKI BUDIA WARMAN, NIM. 11350017 (2015) KONSTRUKSI SEKSUALITAS DALAM KELUARGA (STUDI TERHADAP UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga.

Preview	Text (KONSTRUKSI SEKSUALITAS DALAM KELUARGA (STUDI TERHADAP UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM)) BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (2MB) | Preview
	Text (KONSTRUKSI SEKSUALITAS DALAM KELUARGA (STUDI TERHADAP UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM)) BAB II, III, IV.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (2MB)

Abstract

Seksualitas merupakan sebuah konstruksi sosial atas tingkah laku dan pikiran yang ditundukkan dan diarahkan kepada kepentingan-kepentingan tertentu. Konstruksi tersebut melahirkan pendisiplinan seksualitas masyarakat. Pendisiplinan seksualitas ini dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya melalui hukum tentang hubungan keluarga, karena berbicara seksualitas sangat erat kaitannya dengan keluarga. Di Indonesia, hukum keluarga menjadi alat konstruksi dan pendisiplinan seksualitas masyarakat adalah Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (UUP) dan Kompilasi Hukum Islam (KHI), yang mewakili negara di satu sisi dan ideologi Islam di sisi lainnya. Kedua peraturan ini merupakan hasil relasi dari pengetahuan dan kekuasaan yang membentuk wacana seksualitas masyarakat yang kemudian dilegitimasi dalam peraturan tersebut. Konstruksi ini tentu akan mereduksi seksualitas masyarakat sendiri. Penelitian ini berangkat dari pertanyaan mendasar yaitu, apa wacana seksualitas yang dikonstruksi dalam UUP dan KHI dan bagaimana wacana seksualitas tersebut dikonstruksi dalam UUP dan KHI, serta bagaimana implikasi dari konstruksi tersebut bagi hukum keluarga saat ini dan masyarakat secara umumnya. Penelitian ini merupakan library research atau penelitian pustaka dengan data primernya adalah Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam. Dari UUP dan KHI tersebut, penelitian ini mencoba menggambarkan dan menjelaskan secara komprehensif serta menganalisis wacana seksualitas dengan metode deskriptif-analitik. Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan antropologi hukum, di mana UUP dan KHI ditempatkan sebagai sebuah hasil karya cipta manusia yang menjadi rujukan kebenaran tentang perkawinan. Pendekatan ini menggunakan teori analisis wacana kritis (Critical Discourse Analysis/CDA) dalam menganalisis wacana seksualitas dalam UUP dan KHI. Penelitian ini menemukan bahwa UUP dan KHI merupakan salah satu alat legitimasi seksualitas masyarakat Indonesia dalam hubungan keluarganya. Sehingga dalam UUP dan KHI ditemukan konstruksi-konstruksi wacana seksualitas, seperti perkawinan heteroseksualitas, poligami, usia perkawinan, hak dan kewajiban suami istri, status anak, wali, mahar, dan pasal-pasal yang mengindikasikan relasi laki-laki dan perempuan. Wacana-wacana seksualitas ini dibentuk melalui dan berujung pada berbagai Kontestasi kepentingan, pemahaman gender dan semangat nasionalisme. Konstruksi seksualitas dalam UUP dan KHI cenderung menempatkan posisi perempuan di bawah laki-laki. Sehingga perempuan selalu terdiskriminasi dan tersubordinasi dalam hal seksualitasnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa konstruksi seksualitas dalam UUP dan KHI tidaklah seimbang dan setara antara laki-laki dan perempuan, karena lebih cenderung menempatkan laki-laki pada posisi yang diuntungkan. Hal ini mengakibatkan sering terjadi penggugatan terhadap UUP dan KHI tersebut dan juga semakin meningkatnya permasalahan keluarga yang berujung pada perceraian, di mana pihak perempuan yang lebih banyak mengajukan gugatan cerai. Kata kunci: Konstruksi seksualitas, UUP, KHI, analisis wacana kritis.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item