KONSTRUKSI SOSIAL MASA KANAK-KANAK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PRAKTIK PENGASUHAN ANAK PADA MASYARAKAT SASAK DI PULAU LOMBOK – INDONESIA

MIFTAHUR RIDHO, S. SOS.I., NIM. 1320010025 (2015) KONSTRUKSI SOSIAL MASA KANAK-KANAK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PRAKTIK PENGASUHAN ANAK PADA MASYARAKAT SASAK DI PULAU LOMBOK – INDONESIA. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (KONSTRUKSI SOSIAL MASA KANAK-KANAK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PRAKTIK PENGASUHAN ANAK PADA MASYARAKAT SASAK DI PULAU LOMBOK – INDONESIA) 1320010025_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf Download (8MB) | Preview
	Text (KONSTRUKSI SOSIAL MASA KANAK-KANAK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PRAKTIK PENGASUHAN ANAK PADA MASYARAKAT SASAK DI PULAU LOMBOK – INDONESIA) 1320010025_bab-ii_sampai_sebelum-bab-terakhir.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB)

Abstract

Masa kanak-kanak merupakan sebuah konstruk sosial yang dibangun di atas fakta biologis terkait proses pertumbuhan yang dialami oleh individu di tengah masyarakat. Anak-anak pada institusi masa kanak-kanak (childhood) pada umumnya diposisikan sebagai calon anggota masyarakat dengan karakteristik yang berbeda dari kalangan masyarakat dewasa. Hal tersebut tampak dari beragamnya konsepsi masyarakat tentang institusi masa kanak-kanak yang ditunjukkan oleh norma-norma sosial yang berkenaan dengan bagaimana seharusnya anak-anak bersikap dan berperilaku. Dalam hal ini, keberfungsian sosial anak-anak dipengaruhi secara signifikan oleh konsepsi masyarakat mereka tentang institusi masa kanak-kanak. Bertolak dari hal tersebut, penelitian ini berbicara tentang institusi masa kanak-kanak pada masyarakat Sasak dengan menjawab dua pertanyaan penting, yaitu: (1) Bagaimana masa kanak-kanak dipersepsikan di kalangan masyarakat Sasak? dan (2) Bagaimana pandangan tersebut dapat berdampak pada praktek pengasuhan anak pada masyarakat Sasak? Guna memperoleh gambaran yang mendalam dan sistematis tentang konsepsi masa kanak-kanak pada masyarakat Sasak di Pulau Lombok, penelitian ini berpijak pada paradigma post-positifistik dan menggunakan pendekatan fenomenologi. Untuk itu, kombinasi antara refleksi pribadi peneliti sebagai anggota masyarakat Sasak dengan klasifikasi Archard tentang batasan, dimensi, dan pembagian dari masa kanak-kanak digunakan sebagai pemandu jalannya penelitian. Temuan penelitian menunjukkan bahwa masa kanak-kanak dan masa dewasa (adulthood) pada masyarakat Sasak hanya dipisahkan oleh praktek sosial merariq (Bahasa: menikah). Institusi masa kanak-kanak tersebut terbagi menjadi tiga sub kelompok, yaitu bebeaq, kanak, dan terune/dedare. Karakteristik ideal dari anakanak dalam masing-masing sub institusi tersebut disusun berdasarkan interpretasi masyarakat atas perkembangan biologis, kognitif, dan seksual. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Sasak mempersepsikan masa dewasa sebagai posisi sosial yang diperoleh individu dengan memanfaatkan sumberdaya yang terdapat pada lingkungan sosialnya. Konsepsi tentang masa kanak-kanak pada masyarakat Sasak, dalam berbagai cara, berdampak pada praktek pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua ataupun pengasuh lainnya. Pengasuhan pada fase bebeaq didasarkan pada asumsi bahwa anak-anak dalam institusi tersebut tidak dapat meng-exercise agensi mereka dalam bentuk apapun. Pada fase kanak, pengasuhan ditandai dengan tuntutan yang tinggi terhadap anak-anak untuk menunjukkan perilaku dan sikap yang kongruen dengan norma sosial yang menghendaki seorang anak untuk tetap aseksual. Sementara itu, pengasuhan pada terune/dedare yang berdimensi seksual ditandai oleh dorongan yang konstan terhadap individu-individu yang terdapat pada dua institusi tersebut untuk mengklaim posisi sosial mereka di tengah kalangan dewasa melalui praktek sosial merariq.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item