DAKWAH ISLAM DI KECAMATAN KABANJAHE KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA

BENI IRAWAN. TARIGAN - NIM. 02210966 , (2009) DAKWAH ISLAM DI KECAMATAN KABANJAHE KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Preview	Text (DAKWAH ISLAM DI KECAMATAN KABANJAHE KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA (STUDI TENTANG PROBLEMATIKA DAKWAH ISLAM TERHADAP MASYARAKAT BATAK KARO)) BAB I, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (479kB) | Preview
	Text (DAKWAH ISLAM DI KECAMATAN KABANJAHE KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA (STUDI TENTANG PROBLEMATIKA DAKWAH ISLAM TERHADAP MASYARAKAT BATAK KARO)) BAB II, BAB III, BAB IV.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (188kB)

Abstract

Dakwah merupakan satu media dalam pengembangan ajaran Islam, dengan dakwahlah Islam dapat berkembang pesat di dunia ini. Hal ini tidak jauh dari konsep Islam itu sendiri yang mengatakan bahwa Islam adalah agama yang Rahmatan lil 'alamin. Dimana secara garis besar Islam dapat di terima setiap suku dan bangsa di dunia ini. Akan tetapi setiap suku bangsa mempunyai aturan ataupun adat yang mempersatukan setiap masyarakatnya, bukan satu hal yang patut diherankan ketika adat ataupun aturan yang ada dalam masyarakat tersebut bertentangan dengan Islam sehingga menyulitkan masyarakat tersebut untuk memeluk Islam. Di Sumatra Utara ada satu suku yang mendiami mayoritas penduduk dari propinsi tersebut, suku tersebut adalah Batak. Suku Batak itu sendiri ada terbagi menjadi lima yaitu; Karo, Simalungun ,Pak-pak , Toba /Samosir, Mandailing - Angola. Batak Karo mendominasi daerah Tanah Karo dan sebagian daerah Deli Tua Medan. Perbedaan antara adat dan agama merupakan satu keadaan yang sulit yang di alami oleh da'i maupun pemeluk agama Islam di Kecamatan Kaban Jahe Kab. Karo Sumatra Utara, di mana mayoritas penduduknya adalah suku Batak Karo dan beragama Kristen. Ketika pelaksanaan adat bertentangan dengan Islam, masyarakat muslim Batak Karo hanya bisa pasrah menghadapi hal tersebut. Banyak hal-hal yang dipakai dalam adat Batak Karo bertentangan dengan apa yang diajarkan atau digariskan oleh Islam itu sendiri. Standarisasi makanan dalam adat Batak Karo adalah kerbau, babi dan anjing yang mana daging babi dan anjing merupakan makanan yang haram bagi umat Islam. Dalam pembagian harta warisan masyarakat Batak Karo memakai system patrenirial dimana harta warisan hanya diberiakan pada anak laki-laki saja. Dalam adat Batak Karo garis keturunan disebut dengan marga. Dimana marga seorang anak mengikuti dari marga yang ada pada ayah. Dalam pernikahan adat Batak Karo pernikahan yang satu marga sangat dilarang, padahal pasangan yang ingin dinikahi tidak mempunyai tali darah yang mengharamkan pernikahan tersebut. Disinilah dibutuhkan strategi / metode dakwah yang sangat bagus guna penyebaran ajaran Islam dan pengamalan ajaran yang terus meningkatpada ketaqwaan masyarakt muslim Batak Karo khususnya. Sehingga konsep Islam yang mengatakan bahwa Islam adalah agama yang Rahmatan lil 'alamin benar adanya. Penduduk Kab. Karo yang beragama Islam hanya 20% itupun 15% nya adalah pendatang, sehingga suku Batak Karo yang beragama Islam hanya 5% saja, benturan-benturan dengan adat menjadikan penduduk Kab. Karo lebih memilih agama selain Islam. Hal ini disebabkan karena pengaruh adat sangat dominan pada diri masyarakat Batak Karo pada khususnya dan semua Batak pada umumnya. Masyarakat Batak pada umumnya lebih memilih adat dari pada agama. Hal ini merupakan tantangan bagi para da'i dan diri peneliti sendiri sebagai bagian dari keluarga Mu’allaf . Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), dan penelitian ini bersifat deskriptif, yakni memaparkan dan menjelaskan semua hal yang diteliti yakni tentang bagaimana strategi / metode dakwah bagi masyarakat Kec. Kaban Jahe Kab. Karo Sumatra Utara . Dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data seperti kuisoner, wawancara dan observasi.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item