QIRA’AT DALAM TAFSIR MUQATIL BIN SULAIMAN (Telaah atas Kualifikasi dan Fungsi Qira’at dalam Tafsir)

SITI JUBAEDAH, NIM: 1220510102 (2015) QIRA’AT DALAM TAFSIR MUQATIL BIN SULAIMAN (Telaah atas Kualifikasi dan Fungsi Qira’at dalam Tafsir). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (QIRA’AT DALAM TAFSIR MUQATIL BIN SULAIMAN (Telaah atas Kualifikasi dan Fungsi Qira’at dalam Tafsir))
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (12MB) | Preview
[img] Text (QIRA’AT DALAM TAFSIR MUQATIL BIN SULAIMAN (Telaah atas Kualifikasi dan Fungsi Qira’at dalam Tafsir))
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Qira’at merupakan salah satu alat untuk menafsirkan al-Qur’an. Begitu pentingnya qira’at, sehingga mengetahui ragam qira’at menjadi salah satu syarat menjadi seorang mufassir. Tidak diketahui secara pasti kapan qira’at mulai digunakan sebagai alat bantu tafsir. Riwayat tertua yang menjelaskan hal tersebut berasal dari seorang tabi‘in, Mujahid bin Jabr. Salah satu tafsir klasik yang menggunakan qira’at sebagai alat penafsiran adalah tafsir yang berasal dari atba‘ al-tabi‘in yakni al-Tafsir al-Kabir karya Muqatil bin Sulaiman (150 H). Tafsir ini merupakan tafsir lengkap pertama yang sampai pada generasi sekarang dan disusun jauh sebelum adanya peringkasan qira’at menjadi al-qira’at al-sab‘, sehingga Muqatil menggunakan qira’at sahabat dalam penafsirannya, yaitu qira’at Abdullah ibn Mas‘ud dan Ubay bin Ka‘ab serta beberapa qira’at yang tidak disebutkan penisbatannya. Oleh karena itu, fokus penelitian ini adalah penggunaan qira’at pada al-Tafsir al-Kabir serta fungsinya terhadap penafsiran Muqatil. Mengenai hubungan qira’at dengan makna, Ibn al-Jazari membagi tujuh macam bentuk qira’at. Ketujuh macam bentuk tersebut ada yang mengakibatan perbedaan makna, ada pula yang tetap memiliki makna sama. Lebih lanjut, al- Qasim bin Sallam menjelaskan bahwa qira’at biasa dipakai oleh para mufassir sebagai istisyhad atau istidlal dalam menjelaskan makna dan tafsir suatu ayat. Keragaman qira’at berfungsi sebagai tafsir atas ayat-ayat al-Qur’an (mufassirah li al-Qur’an). Dalam hal ini, para mufassir tidak hanya menggunakan qira’ah sahihah saja melainkan qira’ah syazzah juga digunakan untuk menjadi dasar penafsiran atas qira’ah sahihah. Terdapat 28 ayat yang ditafsirkan Muqatil dengan bantuan qira’at. Semua ayat tersebut akan dikupas dengan berbekal teori Ibn al-Jazari mengenai bentukbentuk perbedaan qira’at dan kaitannya dengan makna, serta teori al-Qasim bin Sallam mengenai fungsi qira’at. Dengan metode deskriptif analitik, uraiannya tidak hanya sebatas pada penjelasan penafsiran Muqatil saja. Akan tetapi meliputi interpretasi penafsiran Muqatil dengan membandingkannya dengan penafsiran mufassir lain juga referensi-referensi terkait bahasa. Dari sejumlah qira’at yang beliau riwayatkan, hanya ada tiga qira’at yang bernilai sahih dan mutawatir dengan tidak disebutkan penisbatannya. Sedangkan yang lainnya merupakan qira’at masyhur dan ahad. Bentuk-bentuk perbedaannya terletak pada ikhtilaf al-kalimah, ikhtilaf al-huruf, ziyadah al-kalimah, al-sigah als arfiyyah, al-takhfif wa al-tad‘if, dan al-ifrad wa al-jam‘. Bentuk-bentuk perbedaan qira’at tersebut memiliki beberapa fungsi dalam penafsiran Muqatil. Yaitu, menafsirkan qira’ah sahihah, mentarjih satu makna dari makna-makna yang ada, menguatkan penafsiran, menjelaskan tata cara suatu hukum, memperjelas khitab suatu ayat dan memberikan alternatif makna lain.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Dr. KH. Hilmy Muhammad, M.A.;
Uncontrolled Keywords: QIRA’AT DALAM TAFSIR MUQATIL BIN SULAIMAN
Subjects: Agama Dan Filsafat
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Agama dan Filsafat
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 20 Oct 2015 08:51
Last Modified: 20 Oct 2015 08:51
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/17592

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum