ASMA’ AL-QUR’AN SEBAGAI SELF-IDENTITY

FADHLI LUKMAN, NIM: 1320510006 (2015) ASMA’ AL-QUR’AN SEBAGAI SELF-IDENTITY. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (ASMA’ AL-QUR’AN SEBAGAI SELF-IDENTITY)
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview
[img] Text (ASMA’ AL-QUR’AN SEBAGAI SELF-IDENTITY)
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Abstract

Cara tradisional untuk mengenal Al-Quran adalah melalui definisi. Akan tetapi, Al-Quran bukanlah sesuatu yang mudah untuk didefinisikan, disamping definisi-definisi yang sudah ada dipenuhi oleh terminologi-terminologi yang sarat ideologi maz\habi. Oleh sebab itu, cara alternatif untuk mengenal Al-Quran adalah dengan melihat bagaimana ia memperkenalkan dirinya sendiri. Akan lebih menarik lagi melihat bagaimana ia memperkenalkan dirinya untuk pertama kali pada masa formasinya, di hadapan dua polarisasi besar, ahl al-kita>b dan ummiy. Penelitian ini adalah upaya untuk melihat bagaimana perjuangan Al-Quran menciptakan identitasnya di antara dua kutup besar tersebut. Objek material difokuskan kepada penggunaan terma asma>’ al-qur’a>n yang disusun secara tarti>b al-nuzuli. Penelitian ini tergolong kepada penelitian kepustakaan. Metode yang digunakan adalah deskriptif-interpretatif dengan pendekatan historis dengan kerangka teori tatanan wacana dan relasi kuasa-wacana oleh Michel Foucault. Dengan demikian, sumber data yang digunakan adalah Mushaf Al-Quran, rujukan si>rah nabawiyah, dan tafsi>r. Sementara sumber sekunder adalah segala referensi yang relevan. Penelitian berakhir pada sejumlah temuan. Self-identity Al-Quran adalah perjuangan Al-Quran untuk menciptakan pengetahuan baru di hadapan dua polarisasi besar, ahl al-kita>b dan ummiy. Proses ini mengambil bentuk yang khas, yaitu dengan menempatkan dirinya mirip dengan sya’ir jahiliah sekaligus menunjukkan superioritasnya, kemudian dilanjutkan dengan menempatkan dirinya di antara kitab terdahulu lalu juga diikuti dengan proklamasi superioritasnya. Proses ini tidak berjalan terlalu lama. Kira-kira sebelum peristiwa pemboikotan Banu> Ha>syim, penduduk Makkah telah mengakui eksistensi Al- Quran sebagai kitab suci tersendiri, meskipun mereka tidak mengimaninya. Selama proses pembentukan wacana ini, kata al-z\ikr menekankan karakter dirinya sebagai sesuatu yang dilantunkan di samping sebagai sesuatu yang mengabarkan memori-memori masa silam. Kata al-kita>b mengaitkan dirinya dengan kitab terdahulu, dan kata al-qur’a>n lebih memperlihatkan karakter eksklusifitas. Sementara pada kata al-furqa>n tidak ditemukan satu karakter khas yang membedakannya dari ketiga terma lainnya. Dalam kerangka the order of discourse, pewacanaan identitas diri Al-Quran dapat dilihat sebagai aplikasi dari dua prinsip (1) exclusion dengan strategi division and rejection dan (2) limitation dengan strategi authorship dan commentary. Upaya penciptaan wacana kitab suci ini juga memiliki relasi yang kuat dengan kuasa. Ia menjadi simbol kuasa Muhammad, dan bahasa merupakan alat yang digunakan sebagai mekanisme penyebaran kuasa.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Bapak Dr. H. Hamim Ilyas, M.A.,
Uncontrolled Keywords: ASMA’ AL-QUR’AN
Subjects: Agama Dan Filsafat
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Agama dan Filsafat
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 08 Oct 2015 08:28
Last Modified: 08 Oct 2015 08:28
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/17594

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum