KONSEP ISTRI SALIHAH DALAM KITAB SYARH 'UQUD AL-LUJJAIN

AHMAD FAUZI, NIM: 99353538 (2007) KONSEP ISTRI SALIHAH DALAM KITAB SYARH 'UQUD AL-LUJJAIN. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text
BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (15MB) | Preview
[img] Text
BAB II,III,IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (29MB)

Abstract

Kebahagiaan kata sebagian orang adalah relatif Antara individu satu dengan invidu yang lainnya tidak sama. Pandangan seseorang tentang ini sangat dipengaruhi oleh keyakinan, kondisi atau situasi watak dan latar belakang pendidikannya. Orang agamis dengan Atheis tentu akan berbeda, demikian juga orang yang senantiasa hidup dalam kelaparan dan kekurangan tidak sama dalam mempersepsikan kebahagiaan dengan orang hidup yang berkecukupan. Dalam konteks ini, kaitannya dengan masalah kebahagiaan, Rasulullah SAW. menyatakan, bahwa secara garis besar menurut beliau kebahagiaan terletak pada empat hal, yakni istri salihah, rumah yang luas, tetangga yang salih dan alat transportasi yang baik. Ketiadaan empat hal itu dapat juga dijadikan ukuran ketidakbahagiaan seseorang. Yang menarik dari statement beliau adalah istri salihah dianggap sebagai salah satu kunci kebahagiaan. Imam Nawawi dalam kitab Syarh 'Uqud al-Lujjain sedikit banyak telah mendeskripsikan hubungan laki-laki dan perempuan, dan lebih spesifik Iagi relasi antara suami istri sesuai argumennya sebagai manhaj untuk memperoleh predikat salih dan salihah. Seperti kita ketahui bahwa Imam Nawawi merupakan sosok 'ulama yang mumpuni di masanya, namun seiring dengan perkembangan pola pikir, perubahan situasi dan kondisi, juga dalam sifat dan karakter seseorang, paradigma tentang wanita, kini mengalami benturan, berawal dari asumsi atas ketidakadilan yang dilakukan laki-laki terhadap wanita. Di sisi lain, kondisi wanita yang tidak salihah dalam kitab-kitab klasik diancam dengan siksa yang menakutkan. Hal ini jelas banyak menyita perhatian di kalangan feminis yang sangat menentang dengan paradigma klasik yang nota bene menyudutkan kaum wanita. Oleh karena keberadaan istri salihah adalah cukup menentukan dalam kebahagiaan rumah tangga, yang terpenting adalah bagaimana meluruskan paradigma tersebut ke arab yang lebih adil, dan itu cukup sulit. Sudah sewajarnya bila laki-laki menganggap keberadaan istri salihah sebagai istri ideal untuk kelangsungan hidup berumah tangga, permasalahannya, siapakah istri salihah itu? Penelitian ini bertujuan untuk memahami konteks dan memahami realita makna dari pemikiran Imam Nawawi, serta memberikan kejelasan bagaimana relevansi pemikiran Imam Nawawi tentang istri salihah. Jenis penelitian ini adalah litcrer (library research), dengan cara mengkaji buku-buku , sedangkan metode yang digunakan adalab dokumentasi. Dan analisa data yang digunakan untuk menjalankan operasi pcmbedahannya adalah hermeneutik. TuJisan ini mencoba membedah dan melakukan pembacaan ulang terhadap pemikiran Imam Nawawi. Adapun kesimpulannya menunjukkan bahwa konsepsi istri salihah Imam Nawawi masih relevan, sebuah catatan yang mengarah pada pemyataan tersebut adalah pertama adalah tradisi atau budaya yang masih memegang patriarkalisme sehingga menimbulkan budaya androsentri (laki-laki sebagai pusat). Kedua, adanya penafsiran yang cenderung melegitimasi seorang laki-laki sebagai pemimpin kaum perempuan. Ketiga dalam meneropong kehidupan keluarga dan lepas dari istilah subordinasi dan ketidakadilan yang dialami perempuan, bahwa ketaatan sebagai implikasi peran seorang terhadap suami, yang akan mewujudkan rasa kasih sayang dalam rumah tangga.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Yudian Wahyudi, Ph.D
Uncontrolled Keywords: Istri Salihah, Kitab Syarh 'Uqud Al-Lujjain
Subjects: Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah (S1)
Depositing User: Miftakhul Yazid Fuadi [staff it]
Date Deposited: 20 Oct 2015 08:28
Last Modified: 20 Oct 2015 09:56
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/17819

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum