TAAT DAN NUSYUZ STUDI KOMPARATIF PANOANGAN SYAIKH NAWAWI AL-BANTANI DAN AMINA WADUD

MUH. ANWAR SAKDAN, NIM. 02361439 (2007) TAAT DAN NUSYUZ STUDI KOMPARATIF PANOANGAN SYAIKH NAWAWI AL-BANTANI DAN AMINA WADUD. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (TAAT DAN NUSYUZ STUDI KOMPARATIF PANOANGAN SYAIKH NAWAWI AL-BANTANI DAN AMINA WADUD)
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (13MB) | Preview
[img] Text (TAAT DAN NUSYUZ STUDI KOMPARATIF PANOANGAN SYAIKH NAWAWI AL-BANTANI DAN AMINA WADUD)
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (20MB)

Abstract

Misi kerasulan Nabi Muhammad saw salah satunya adalah untuk membebaskan kaum perempuan dari belenggu laki-laki. Ini bisa dilihat dari beberapa bunyi ayat al-Qur'an yang menegaskan tentang kesejajaran perempuan dan laki-laki antara lain QS. AZ-Zariyat: 56, al-Hujurat: 13, an-N,ahl: 97 dan Ali 'Imran: 195. Dalam masalah taat dan nusyuz ini ada dua tokoh yang menarik untuk dikaji pandangannya, yaitu Syaikh Nawawi dan Amina Wadud. Menurut Nawawi seperti yang ditulis dalam kitab 'Uqiid a/-Lujjain bahwa wanita yang salihah dalam ayat tersebut adalah mereka yang taat kepada suami. Mereka melaksanakan kewajiban ketika suami tidak berada di rumah, menjaga kehormatan, serta memelihara rahasia dan harta suami sesuai ketentuan Allah, karena Allah telah menjaga dan memberikan pertolongan kepada mereka. Namun sebaliknya mereka jarang bahkan hampir tidak pernah mcngimbanginya dengan menyinggung bagaimana seharusnya suami bersikap kepada istri sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah. Menurut Nawawi nusyuz adalah wanita yang diduga meninggalkan kewajiban sebagai istri karena kebenciannya kepada suami, scperti meninggalkan rumah tanpa izin suami dan menentang suami dengan sombong. Dengan kata lain nusyuz adalah sikap istri yang membangkang dan tidak taat kepada suami. Sedangkan pandangan Amina Wadud sebagai salah satu tokoh feminis muslim tidak dapat menyetujui jika nusyuz yang dikaitkan pada pihak istri diartikan sebagai ketidaktaatan istri kepada suami. Nusyuz lebih tepat diartikan sebagai ketidak harmonisan antara pasangan suami-istri dalam rumah tangga. Selain didasarkan pada QS.an-Nisa': 34 dan 128, pandangannyajuga bertolak dari konsepnya tentang "qanitat" yang diartikan dengan ''wanita salihah". Amina Wadud berpendapat bahwa kata qanitiit dalam surat an-Nisa'(4): 34 tidak boleh diartikan sebagai "kepatuhan" apalagi dikaitkan dengan kepatuhan terhadap suami. Kata qanitat digunakan baik untuk laki-laki maupun perempuan yang menggambarkan karakteristik atau ciri personalitas orang-orang yang beriman kepada Allah. Solusi penyelesaian nusyuz menurut Syaikh Nawawi ialah menasehatinya, kemudian membiarkan istri tidur sendiri atau memisahkan tempat tidur dan terakhir memukulnya. Sedangkan Amina Wadud pertama solusi verbal atau nasihat, kedua pemisahan, ketiga menyusahkan hati, namun tidak boleh sampai menciptakan kekerasan dalam perkawinan

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: DRS. H. FUAD ZEIN, MA
Uncontrolled Keywords: Taat, nusyuz
Subjects: Perbandingan Madzhab
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzab (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 23 Oct 2015 14:32
Last Modified: 23 Oct 2015 14:32
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/17999

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum