SINKRETISME ISLAM DALAM UPACARA-UPACARA ADAT MASYARAKAT KAMPUNG KUTA

Asep DeviTristiana, NIM. 02510885 (2007) SINKRETISME ISLAM DALAM UPACARA-UPACARA ADAT MASYARAKAT KAMPUNG KUTA. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (SINKRETISME ISLAM DALAM UPACARA-UPACARA ADAT MASYARAKAT KAMPUNG KUTA)
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview
[img] Text (SINKRETISME ISLAM DALAM UPACARA-UPACARA ADAT MASYARAKAT KAMPUNG KUTA)
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (4MB)

Abstract

Sinkretisme ajaran Islam dengan kebudayan lokal selalu mendapat kajian yang mendalam dan kontroversial. Hal ini terjadi karena Islam mengklaim dirinya sebagai ajaran yang bersumber dari wahyu dan diistilahkan sebagi agama samawi. Islam juga diyakini oleh pemeluknya sebagai agama yang terjaga kemumian ajarannya hingga hari kiamat. Sedangkan dalam perkembangan kebudayaan manusia, Islam selalu bertemu dengan kebudayam yang berbeda Pertemuan ajaran Islam dengan budaya lokal tersebut, dalam perkembangannya ada yang sampai ke tahap sinkretisasi ajaran. Seperti pertemuan ajaran Islam dengan Budaya Sunda di lingk.-ungan masyarakat Kampung Kuta telah memunculkan ajaran Islam yang sinkretik dengan kebudayaan setempat. Ajaran Islam yang bersinkretik dengan kebudayaan sunda tersebut, dapal terlihat jelas di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Kampung Kuta. Masyarakat Kuta dalam kesehariannya selalu melakukan ritual-ritual adat, di dalam beberapa ritual tersebut unsur ajaran Islam memberikan pengaruh yang signifikan. Studi ini mengangkat tema "Sinkretisme Islam Dengan Budaya Sunda (Studi Terhadap Upacara Adat Masyarakat Kampung Kuta)". Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan simbol. Makna simbol selalu dapat diinterpretasikan, dalam hal ini penulis menggunakan metode analisis Turner yakni : dalam interpretasi simbol ada tiga tingkatan makna. Pertama tingkat penafsiran makna (exegetical meaning) yaitu interpretasi makna yang diperoleh dari warga setempat atau masyarakat. kedua, tingkat operasional makna (operational meaning) yaitu interpretasi peneliti yang disertai dengan pengamatan terhadap struktur masyarakat. Ketiga, tingkat posisional makna (positional meaning) yaitu interpretasi makna terhadap simbol yang dilihat secara tolalitas untuk memperoleh arti swsara keseluruhan. Dalam hal ini penulis hanya berbicara di tingkatan exegetical meaning. Hasil studi memperlihatkan bahwasanya di dalam ritual upacara adat masyarakat Kuta, pengaruh Islam muncul dalam sisi kepercayaan dan konsep ritalistik. Dari sisi kepercayaan menunjukkan bahwasanya masyarakat Kuta adalah pemeluk ajaran islam dan meyakini aqidah Islam akan tetapi juga mempercayai unsur lain selain islam yakni animisme, dinamisme dan ajaran Hindu. Sedangkan sisi ritualistik terbagi kepada ritual adat yang mendapat pengaruh Islam seprti ritual hajat bumi, babarit, ngadegkeun, dan nyuguh. dan ritual yang didominasi ajaran Islam, seperti dalam ritual pernikahan, kelahiran dan kematian

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Drs. Sudin.M,Hum
Subjects: Aqidah Filsafat
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta > Aqidah Filsafat
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah Filsafat (S1)
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 17 Nov 2015 08:59
Last Modified: 17 Nov 2015 08:59
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/18301

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum