PENGARUH KEKERASAN PSIKIS TERHADAP ISTRI DAN IMPLIKASINYA PADA PERCERAIAN (STUDI KASUS DI LBH APIK YOGYAKARTA TAHUN 2002-2005)

ROBI' A AL IMAMA, NIM. 02351620 (2007) PENGARUH KEKERASAN PSIKIS TERHADAP ISTRI DAN IMPLIKASINYA PADA PERCERAIAN (STUDI KASUS DI LBH APIK YOGYAKARTA TAHUN 2002-2005). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (PENGARUH KEKERASAN PSIKIS TERHADAP ISTRI DAN IMPLIKASINYA PADA PERCERAIAN (STUDI KASUS DI LBH APIK YOGYAKARTA TAHUN 2002-2005)) BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (14MB) | Preview
	Text (PENGARUH KEKERASAN PSIKIS TERHADAP ISTRI DAN IMPLIKASINYA PADA PERCERAIAN (STUDI KASUS DI LBH APIK YOGYAKARTA TAHUN 2002-2005)) BAB II, III, IV.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (14MB)

Abstract

Skripsi ini mengkaji tentang sejauh mana kekerasan psikis berpengaruh terhadap istri dan implikasinya terhadap perceraian. Hal ini dilatar belakangi oleh hanyaknya kasus kekerasan dalam rumah tangga yang man'a kekerasan psikis mencmpati urutan tcrtinggi dalam hal kuantitas. Meskipun kekerasan jenis ini tidak tcrbaca dengan kasat mata, akan tetapi memiliki pengaruh yang sangat bcsar pada psikologis istri schingga herdampak pada kehannonisan rumah tangga untuk sclanjutnya anak-anak, kcluarga dckat Jan masyarakatpun juga merasakan dampaknya. Hal ini dapat dilihat pada salah satu lcmbaga bantuan hukurn API K Yogyakarta yang telah mendampingi 314 kasus perempuan korbcm kekerasan dalam rumah tangga antara tahun 2002-2005, 46 %nya adalah kckerasan psikis dengan 144 kasus. Maka dari sini muncul persoalan sejauh mana kckerasan psikis dapat mempengaruhi istri dan mcnyebabkan perceraian dan bagaimanakah hukum Islam memandang kckerasan psikis ini sebagai penyebab dalam perceraian. Penclitian ini memiliki tujuan utarna menganalisis pcngaruh kckcrasan psikis terhadap istri dan implikasinya terhadap perccraian pada kasus-kasus yang rnasuk ke meja APIK yang menjadikan UU KDRT no. 23 Tahun 2004 dan KHI scbagai acuan Undang-Undang. Dengan pendckatan yuridis psikologis, bcrda~arkan hukum agama dan hukum positif dan dihubungkan dengan kondisi psikologis korban kckcra~an psikis. Data diperoleh dengan metode deskript!f kualitatif, dengan mewawancarai konsclor di APIK sendiri juga hcbcrapa korban kckcrasa11 psikis untuk kcnwdian ditarik Kl'simpul~lll mcngcnai pcngaruh kckcrasan psikis tcrhadap istri dan pcrccraian. Adapun hasil penelitian ini bahwa sebagian hcsar korban kckerasan psikis memilih untuk bercerai tanpa melanjutkannya ke pcngadilan umum untuk bsus kckcrasan yang dialarni, scdangkan para konsclor di 1.!111 APIK mcndampingi nH.:rcka dari tahap konsultasi dan jika korban memintu untuk didumpingi kc pcngacli lan. maka pihak APIK akan mencarikan pengacara. Sccara psikologis kondisi para korban yang telah mengalami kekerasan jenis ini rnenjadi trauma dan depresi, dikarenakan dcrita yang rncreka simpan begitu lama hingga akhirnya disadari sebagai suatu kekerasan dan tidak dilaporkan karena selain menganggap hal itu sch:1gai aib sehingg:1 malu di mam masyarakat, juga tcrikatnya mereka dengan mata rantai setan yang membelenggu dengan urutan dirayu, minta maaf penganiayaan dan begitu seterusnya. Dilihat dari sudut pandang hukum Islam mengajarkan kepada pasangan suami istri agar sclu lu mcnjabnkan hak dan kewajibannya agar tujuan pcrkara dapat terwujud, akan tetapi hila pemcnuhan hak dan kewajiban tidak terwujud, maka perceraian dipcrbolchkan sebagai jalan keluar. Dengan pertimbangan suami tidak mcmcnuhi nafkah baik lahir maupun batin sehingga mcnycbabk<m pendcritaan psikis yang berkcpanjangan

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item