PENYAMPAIAN PESAN DAKWAH MELALUI FILM "RINDU KAMI PADA-MU" KARYA GARIN NUGROHO

AHMAD TONI, NIM: 02210890 (2007) PENYAMPAIAN PESAN DAKWAH MELALUI FILM "RINDU KAMI PADA-MU" KARYA GARIN NUGROHO. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text
BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (22MB) | Preview
[img] Text
BAB II, III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (22MB)

Abstract

Berangkat dari sebuah arti dakwah baik secara etimologi yang berarti "ajakan" atau mengajak, menyeru atau memanggil. Sementara dalam ruang terminologis, pengertian dakwah adalah aktualisasi imani (teologis) yang dimanifestasikan atau direalisasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman dalam bidang kemasyarakatan untuk memberikan pengaruh cara berpikir, bersikap dan bertindak serta mewujudkan ajaran Islam dalam segi atau dimensi kehidupan. Dari pengertian tersebut, kemudian seorang mukmin dengan berbekal materi dakwah yang dimiliki memerlukan media untuk penyampaiannya. Beragam media dalam era teknologi modem dapat dipakai sebagai sarana penyampaian pesan dakwah, · dimulai dari media cetak seperti surat kabar, majalah, koran, buku, hingga penggunaan teknologi digital yang mutakhir seperti radio, televisi, HP, film dan sebagainya. Berbicara tentang media komunikasi di era modem tidak terlepas dari film. Perkembangan film layar lebar maupun film televisi di Indonesia tidak luput dari sederet nama besar generasi teater dan generasi magang seperti Arifin C. Noer, Putu Wijaya, Wim Umbo, Umar Ismail, atau generasi yang dibesarkan oleh teknologi film digital yang muncul belakangan seperti, Rudy Soejarwo, Riri Reza, Mira Lesmana dan masih banyak nama lain yang meramaikan dunia perfilman kita. Lantas kemudian bagaimana kontribusi sosok sederbana Garin Nugroho yang sarat dengan penghargaan internasional. Garin Nugroho yang tidak dibesarkan oleh dunia teater dan pekerja film, tetapi berangkat dari tradisi sekolahan. Posisi Garin Nugroho dalam sinema Indonesia sangat penting, ia menjembatani dua generasi yang terputus. Generasi lama yang mengandalkan teknologi konvesional dan generasi baru yang dibesarkan oleh nilai-nilai global teknologi digital. Dakwah dan film mempunyai kesamaan sasaran dalam realisasinya, yakni masyarakat. Di satu sisi dakwah dijadikan sebagai ajakan atau proses memanggil orang lain dalam mengimani Tuhan. Sementara di sisi lain. film dengan sasaran proses penyampaian pesan mampu mengidentifikasi psikologis penontonnya. Proses identifikasi psikologis penonton merupakan strategi dalam penyampaian pesan. lnilah yang mesti kita cermati dalam mempresentasikan muatan pesan dakwah melalui film. Sebuah amar maruf nahi munkar yang dikemas apik untuk mengidentifikasi penonton. Sebuah proses dakwah yang mampu merasuki jiwa penonton, tanpa penonton merasa digmui. Lantas bagaimana sosok Garin Nugroho mampu mengidentifikasi psikologis penonton dengan muatan pesan dakwah?. Mengingat film-film yang disutradarai Garin Nugroho sarat dengan muatan politis dan kekerasan. namun Garin Nugroho mampu mengemasnya dalam keindahan puitis sinematografis. Film-film yang memukau dengan menampilkan antropologis masyarakat Indonesia. Garin Nugroho sebagai sutradara film terkenal, mencoba menggagas sebuah tontonan Islami altematif di tengah gencarnya tontonan serupa di dunia perfilman maupun di dunia tontonan sinetron televisi. Film Islami pertama yang diproduksinya sekaligus sebagai sebuah penegasan penyampaian pesan dakwah, baik penegasan kepada penonton maupun penegasan kepada pekerja film pada umumnya. Sebuah penegasan penyampaian pesan dakwah yang dibutuhkan dan yang sesuai dengan kehidupan masyarakat Indonesia dalam berbangsa dan bemegara. Dan penegasan tersebut tercermin lewat film yang berjudul Rindu Kami Pada-Mu. Sebuah film yang berkisah tentang pencarian cinta yang sering disalahpahami. Sebuah kisah yang menampilkan kerinduan akan kehidupan bersama yang bersahaja dan religiusitas yang hadir dalam kehidupan sebari-hari masyarakat Indonesia. Sebuah film yang mengidentikkan tokoh-tokohnya dengan simbol keagamaan. Simbol yang dipresentasikan lewat masjid tanpa kubah, sajadah tua, dan telur ayam, simbol yang perlu diterjemahkan, diartikan dan dinanlisis dengan konsep keimanan, keislaman dan akhlak yang sesuai dengan al-Qur'an. Simbol yang mampu menjaga kontinuitas keberagamaan dan proses ibadah. Untuk mengetahui makna dari simbol yang terdapat dalam film, perlu pemikiran kontemplatif dalam mengartikan atau menterjemahkan maksud dari simbol yang dipakai oleh Garin Nugroho, mengingat dalam setiap film yang diproduksinya sangat sulit untuk dimaknai dengan pemikiran yang dangkal. Begitupun dengan film yang dijadik:an penelitian oleh penulis dengan tidak mengedepankan pemaknaan substantif dari sutradara yang bersangkutan. Dan hendaknya kita sebagai seorang mukmin sadar dengan tugas kita untuk menyampaikan kebaikan dengan kadar kemampuan yang kita miliki, dengan tidak mengesampingkan observasi dan kajian mendalam untuk materi dakwah yang kita lakukan. Terlebih lagi bagi sineas-sineas Indonesia dalam berdakwah.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dra. Evi Septiani TH, M.Si
Uncontrolled Keywords: Film Rindu Kami Pada-Mu, Garin Nugroho
Subjects: Sosiologi Agama
Divisions: Fakultas Dakwah dan Komunikasi > Komunikasi Penyiaran Islam (S1)
Depositing User: Miftakhul Yazid Fuadi [staff it]
Date Deposited: 24 Nov 2015 17:22
Last Modified: 24 Nov 2015 17:22
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/18422

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum