TEORI HERMENEUTIKA KHALED M. ABOU EL-FADL DAN NASHR HAMID ABU-ZAID DALAM INTERPRETASI KONSEP OTORITAS HUKUM ISLAM

AHMAD ZAYYADI, NIM: 02361257 (2007) TEORI HERMENEUTIKA KHALED M. ABOU EL-FADL DAN NASHR HAMID ABU-ZAID DALAM INTERPRETASI KONSEP OTORITAS HUKUM ISLAM. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (TEORI HERMENEUTIKA KHALED M. ABOU EL-FADL DAN NASHR HAMID ABU-ZAID DALAM INTERPRETASI KONSEP OTORITAS HUKUM ISLAM)
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (6MB) | Preview
[img] Text (TEORI HERMENEUTIKA KHALED M. ABOU EL-FADL DAN NASHR HAMID ABU-ZAID DALAM INTERPRETASI KONSEP OTORITAS HUKUM ISLAM)
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (13MB)

Abstract

Dalam tradisi Islam, eksistensi teks-teks suci dalam al-Qur'an merupakan representasi dari otoritas-kewenangan-Allah Swt. untuk mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Sementara nabi Muhammad Saw. pada zamannya dipandang sebagai orang yang paling otoritatif untuk menafsirkan semua kehendak Allah Swt. Namun, pada generasi berikutnya muncul problem dengan mengatas namakan teks-teks suci dan melegitimasi pemikirannya tanpa memperhatikan aspek moral dalam hukum Islam, sehingga terjebak pada tindakan "otoritarianisme interpretasi" dalam hukum Islam. Kecenderungan ini berdampak pula terhadap pemikir (ulama') selanjutnya pada sikap yang otoriter dan tidak berpri kemanusiaan, dengan menindas, memaksa, memerintah dan bemaung di bawah teks bahwa inilah keputusan yang benar-benar dikehendaki Tuhan dan nabi. Oleh karena itu, perlunya reinterpretasi tafsir-tafsir hukum Islam penting untuk dilakukan, dengan menggunakan pendekatan hermeneutika sebagai pisau analisis, agar terhindar dari "otoritarianisme interpretasi" · menuju interpretasi yang otoritatif dan kontekstual, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai fundamental dan ideal moral. Yang paling menarik, apa yang ditawarkan Khaled M. Ahou El-Fadl dalam menyikapi fenomena di atas, ia mengusung teori baru dengan menggunakan pendelr.atan hermeneutika sebagai pisau analisis. Hermeneutika yang ia kembangkan berorientasi pada otoritas penafsiran sebuah teks dengan menegosiasi teks, pengarang, dan pembaca, dan mempertimbangkan kepribadian seorang (reader) penafsir, apakah otoriter atau otoritatif dalam melakukan suatu keputusan hukum dalam Islam. Kemudian menurut Abou El-Fadl, terdapat tiga pokok persoalan yang menjadi kunci membuka diskursus yang otoritatif dalam hukum Islam. Pertama, tekait dengan kompetensi (autentisitas), kedua, penetapan makna (isbiit al-ma'nii), dan yang lcetiga, perwakilan yang dikenal dengan istilah "wakil khusus" dan "wakil umum" oleh Abou El-Fadl. Sedangkan hermeneutika yang dikembangkan Nashr Hamid Abu-Zaid, menggunakan analisis otoritas teks dan konsep teks melalui kajian linguistik (lugawi) dalam pembacaan al-Qur'an kontemporer. Kajian ini merupakan satu-satunya metode yang cukup memadai (al-manhaj al-wiihid) dari sebuah teori interpretasinya. Mengingat, al-Qur'an merupakan teks keagamaan dan pada dasamya adalah teks bahasa atau teks linguistik, Abu-Zaid mendekonstruksi otoritas penafsir (reader) yang cenderung ideologisindividualistik dalam persoalan penafsiran sebuah teks, kemudian Abu-Zaid menawarkan pembacaan dalam interpretasi, yaitu pembacaan produktif dan kontekstual. Sehigga teks akan tampak lebih humanis, egalitarian, dan akan terjalin antara makna dan signifikansinya (maghzli). Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode "hermeneutika otoritatif' (dengan membangun kerangka otoritas d.alam hukum Islam) dan "h~rmeneutika humanistik'' (dengan menawarkan pembacaan produktif dan kontekstual dalam al-Qur'an)-oleh kedua tokohseputar reinterpretasi teks, tekstualitas al-Qur'an atau al-Qur'an sebagai teks, dinamika pengarang (author), konsep teks (text), dan mempertimbangkan pembaca (reader) dalam komunitas penafsir. Berdasarkan metode ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan (sosio-historis) dan (hermeneutis), dengan pola pikir (deduktif-indulctij}. Terlepas dari perbedaan pemikiran dari metode dan pendekatan ini, dapat mengidentifikasi alur berpikir masing~masing keduan tokoh, agar dapat ditemukan persamaan dan perbedaan pemikiran tentang teori hermenetika beserta karakteristik pemikirannya dalam interpretasi "konsep otoritas" hukum Islam. Aplikasi teori hermeneutika-oleh kedua tokoh-hanya berkisar pada "wacana gender" dengan melakukan reinterpretasi teks "bias gender" seputar teks-teks diskriminasi terhadap perempuan, seperti konsep kepatuhan istri pada suami (Iii 'ah), jilbab, dan poligami dalam hukum Islam. Sepintas dalam penelitian ini, menemukan sebuah kesimpulan dan hasil aplikasi dari teori·teori hermeneutika--<>leh kedua tokoh-terdapat kesamaan tujuan. Yang menjadi persamaan adalah berkisar pada oriel"tasi interpretasinya dengan berlandaskan nilai-nilai universal dalam hukum Islam seperti keadilan, kesetaraan, ideal moral, dan menjunung tinggi nilai-nilai maq~id asy-syar'i'ah. Sehingga, melalui kerangka pemikiran ini, kemudian melahirkan "konsep otoritas hukum Islam" untuk mencegah keterjebakan pada tindakan "otoritarianisme interpretasi" yang menjadi basil dari kaj ian sebagai kontribusi pemikiran dalam diskursus hukum Islam yang lebih demokratis.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: 1. AGUS MOH. NAJIB, S.Ag., M.Ag. 2. Hj. FATMA AMILIA, S.Ag., M.Si.
Uncontrolled Keywords: HERMENEUTIKA KHALED M. ABOU EL-FADL DAN NASHR HAMID ABU-ZAID
Subjects: Perbandingan Madzhab
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzab (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 02 Dec 2015 09:15
Last Modified: 02 Dec 2015 09:15
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/18482

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum