KEMATIAN ISA AS DALAM PERSPEKTIF LIMA TAFSIR

AKHMAD ALBED, NIM. 04531634 (2009) KEMATIAN ISA AS DALAM PERSPEKTIF LIMA TAFSIR. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (KEMATIAN ISA AS DALAM PERSPEKTIF LIMA TAFSIR)
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (777kB) | Preview
[img] Text (KEMATIAN ISA AS DALAM PERSPEKTIF LIMA TAFSIR)
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (316kB)

Abstract

ABSTRAK Berbicara tentang kematian/ pengangkatan 'Isa As dalam berbagai tafsir tidak bisa terlepas dari QS. Ali 'Imra n (3): 55, an-Nisa' (4): 157-158 dan al-Maidah (5): 117. Sebab tiga ayat di ataslah yang berbicara tentang kematian 'Isa As. Berkaitan dengan kematian 'Isa As, al-Qur'an menggunakan dua kata kunciyang berbeda. Pertama, al-Qur'an menggunakan kata rafa'a, ini termaktub dalamsurat an-Nisa' ayat 158. Kedua, al-Qur'an menggunakan kata tawaffa, ini terdapat pada surat al-Maidah ayat 117. Sedangkan pada surat Ali-'Imran ayat 55 kata rafa'a dan tawaffa digunakan secara bersamaan (beriringan). Karya ini membahas penafsiran para mufasir dalam tafsirnya sejak zaman klasik hingga era kontemporer terhadap ayat-ayat di atas, dalam hal ini tafsir yang dimaksud adalah Tanwir al-Miqbas min Tafsir Ibn 'Abbas karangan Ibnu 'Abbas, Tafsir al-Qur'an al-Azi m karangan Ibnu Kasir, Tafsir al-Kasysyaf karya al-Zamakhsyari, Tafsir al-Mana karangan 'Abduh dan Rida serta Tafsir Fi Zilalil Qur'an karya Sayyid Qutb. Berdasarkan asumsi di atas, ada persoalan yang perlu diajukan dalam penelitian ini, yaitu: Apa penyebab perbedaan penafsiran para mufasir terhadap ayat-ayat tentang kematian 'Isa As? Apa implikasi teologis adanya perbedaan penafsiran atas ayat-ayat tentang kematian 'Isa As? Dalam penelitian ini penulis menggunakan kajian linguistik dengan analisis semantik pada lafal-lafal yang digunakan al-Qur'an dengan pendekatan deskriptif dan metode penarikan kesimpulan induksi- deduksi. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa sebagian mufasir mengatakan 'Isa As masih hidup dengan alasan adanya hadis-hadis Nabi yang menyatakan bahwa 'Isa al-Masih akan turun kembali menjelang kiamat, sebagian lagi menyatakan 'Isa As telah meninggal dengan statement bahwa hadis-hadis tersebut berstatus ahad. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa 'Isa As telah wafat (meninggal) dengan berbagai alasan yang mematahkan pendapat yang mengatakan bahwa 'Isa As masih hidup. Implikasi teologis sebagai akibat telah wafatnya 'Isa As ada 3 macam; Pertama, 'Isa As telah wafat dan hadis-hadis tentang nuzulul 'Isa yang berstatus aha d tidak digunakan. Kedua, 'Isa As telah wafat, namun hadis-hadis tentang nuzulul al-Masih dipahami dengan akan datangnya ajaran 'Isa As yang penuh kedamaian dan mengesakan Tuhan. Ketiga, pemahaman terhadap hadis tentang nuzulul al-Masih dipahami sebagai sosok manusia yang berasal dari umat Nabi Muhammad Saw, paham inilah yang dianut aliran Ahmadiyyah. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih dalam memperkaya hasanah keilmuan tentang ragam perbedaan penafsiran para mufasir terhadap ayat-ayat dalam al-Qur'an, khususnya perihal kematian 'Isa As. Penelitian ini diharapkan pula dapat menjadi pertimbangan bagi para pembaca dan peneliti budiman dalam menyikapi adanya perbedaan penafsiran dalam studi tafsir al-Qur'an.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Drs. HM. Yusron, MA Dr. H. Abdul Mustaqim, M.Ag
Uncontrolled Keywords: Kematian Isa, Tafsir al Qur'an
Subjects: Tafsir Hadist
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Tafsir Hadist (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 30 Sep 2015 08:15
Last Modified: 30 Sep 2015 08:30
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/1864

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum