TRADISI PENGAJARAN AL- QUR’AN DAN TAJWID DI PONDOK PESANTREN AL- IHYĀ ‘ULŪMADDĪN CILACAP (STUDI LIVING QUR’AN)

IRSYADUL UMAM, SPDI, NIM. 1320511038 (2015) TRADISI PENGAJARAN AL- QUR’AN DAN TAJWID DI PONDOK PESANTREN AL- IHYĀ ‘ULŪMADDĪN CILACAP (STUDI LIVING QUR’AN). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text
1320511038_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf

Download (2MB) | Preview
[img] Text
1320511038_bab-ii_sampai_sebelum-bab-terakhir.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Abstract

Penelitian tesis ini adalah membahas tentang tradisi pengajaran al-Qur’an dan tajwid di Pondok Pesantren al-Ihyā Ulūmaddīn Kabupaten Cilacap. Seluruh santri yang berada di pondok pesantren al-Ihyā Ulūmaddīn tersebut diwajibkan mengikuti tradisi pengajaran al-Qur’an dan tajwid secara rutin selepas sholat maghrib dan sholat subuh. Di antara tradisi pengajaran al-Qur’an dan tajwid, para santri harus mengikuti tradisi yang ada semenjak berdirinya pondok pesantren tersebut. Tradisi pengajaran itu meliputi tingkat pertama, berupa Taḥasus, tingkat kedua, berupa juz ‘Amma bi al- Gaib, tingkat ketiga, berupa al-Qur’an bi an- Naẓar dan tingkat yang keempat yaitu al-Qur’an bi al- Gaib. Untuk terahir pada tingkat yang penulis sebutkan tadi yaitu, al-Qur’an bi al- Gaib tidak diwajibakan oleh santri. Selanjutnya, fokus pembahasan dari penelitian tesis ini, terkait dengan bagaimana karakteristik tradisi pengajaran al- Qur’an dan tajwid di pondok pesantren al-Ihyā Ulūmaddīn dan bagaimana makna perilaku dalam tradisi pengajaran al-Qur’an dan tajwid bagi pelaku, baik itu makna dari santri secara umum, makna bagi santri atau assātidz, maupun makna bagi pengasuh. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan etnografi. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis lakukan yaitu melalui observasi partisipan dan non partisipan, wawancara dan komunikasi. Mengenai analis data yang digunakan dalam peneliti ini, penulis memilih bentuk analisis deskripsi-eksplanasi, karena selain untuk memudahkan dalam memaparkan isi pembahasan juga agar dapat mengetahui alasan dari pengajaran al-Qur’an dan tajwid, sehingga latar belakang maupun harapan dan tujuan dari praktik pengajaran al-Qur’an dan tajwid tersebut dapat terungkap. Hasil dalam penelitian ini menunjukan bahwa, pertama praktik pengajaran al-Qur’an dan tajwid dilaksanakan setelah solat maghrib dan subuh. Dan yang kedua karakteristik pengajaran al-Qur’an dan tajwid berupa; berupa Taḥasus, tingkat kedua, berupa juz ‘Amma bi al- Gaib, tingkat ketiga, berupa al-Qur’an bi an- Naẓar dan tingkat yang keempat yaitu al-Qur’an bi al- Gaib. Untuk terahir pada tingkat yang penulis sebutkan tadi yaitu, al-Qur’an bi al- Gaib tidak diwajibakan oleh santri. Adapun fungsi sosial dari tradisi pengajaran al-Qur’an dan tajwid di pondok pesantren al-Ihyā Ulūmaddīn Cilacap, jika merujuk kepada teori sosiologi pengetahuannya Kalr Mannheim, maka ada katagori tiga yang dapat diperoleh, yaitu makna obyektif sebagai kewajiban yang telah ditetapkan,makna ekspresif yaitu makna yang berbentuh pembelajaran, fadilah dan keutamaannya dan yang ketiga dokumenter yaitu sebegai suatu kebudayaan yang menyeluruh

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Dr. Ahmad Rafiq, Ph.d.
Subjects: Agama Dan Filsafat
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Agama dan Filsafat
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 30 Dec 2015 15:09
Last Modified: 30 Dec 2015 15:09
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/18802

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum