KISAH-KISAH ISRA QUR’AN ILIYYA QUR’AN DALAM PENAFSIRAN AL-THABARI QUR’AN (STUDI ATAS PENAFSIRAN AL-THABARI TENTANG KISAH DI DALAM SURAT AL-KAHFI)

JUL HENDRI, LC, NIM. 1320511033 (2015) KISAH-KISAH ISRA QUR’AN ILIYYA QUR’AN DALAM PENAFSIRAN AL-THABARI QUR’AN (STUDI ATAS PENAFSIRAN AL-THABARI TENTANG KISAH DI DALAM SURAT AL-KAHFI). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (KISAH-KISAH ISRA QUR’AN ILIYYA QUR’AN DALAM PENAFSIRAN AL-THABARI QUR’AN (STUDI ATAS PENAFSIRAN AL-THABARI TENTANG KISAH DI DALAM SURAT AL-KAHFI))
1320511033_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf

Download (3MB) | Preview
[img] Text (KISAH-KISAH ISRA QUR’AN ILIYYA QUR’AN DALAM PENAFSIRAN AL-THABARI QUR’AN (STUDI ATAS PENAFSIRAN AL-THABARI TENTANG KISAH DI DALAM SURAT AL-KAHFI))
1320511033_bab-ii_sampai_sebelum-bab-terakhir.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Abstract

Sepertinya tidak bisa dipisahkan antara sejarah peradaban Manusia dengan Agama, Islam yang datang kemudian, tidak luput dari polemik peradaban umat-umat terdahulu. Islam dengan pokok ajarannya termuat dalam al-Qur’a n, tentunya tidak menginginkan tercampur dengan ajaranajaran umat terdahulu, karena Islam adalah penutup dan penyempurna sekalian agama dan ajaran. Fenomena Isra iliyya t yang menyusup ke dalam al-Qur’a n, memberikan dampak pro dan kontra di kalangan umat Islam sendiri, sehingga seolah, Isra iliyya t ini memang tidak bisa dihindari, maka para ulama mencoba mengambil jalan tengah-tengahnya, sepertinya halnya ibn Taimiyah berpendapat bahwa, bila Isra iliyya t sejalan dengan ajaran Islam maka boleh membenarkan dan meriwayatkannya, sedangkan Isra iliyya t yang nyata-nyata bertentangan dengan ajaran Islam, maka tidak boleh untuk membenarkan dan meriwayatkannya, sedangkan Isra iliyya t yang tidak masuk kepada keduanya cukup mendiamkannya, dengan kata lain boleh meriwayatkan dan tidak mendustakannya (maskut anhu). Tidak terkecuali al-Thabar i, peletak dasar kitab tafsir bi al-ma’s\ur, generasi awal ini, cukup banyak memuat riwayat Isra iliyya t dari ahli kitab, seperti, Ka’ab al-Akhbar, Wahab bin Munabbih dan ibn Juraij. Menjadikan polemik tersendiri di kalangan pengkaji tafsir, apalagi tafsir al-Thabar i merupakan referensi utama dalam penafsiran. Berangkat dari permasalahan di atas maka dapat dirumuskan sebagai berikut: Pertama, Isra iliyya t apa saja yang termuat di dalam kisah surat al- Kahfi Kedua, Mengapa al-Thabari sebagai seorang ahli sejarah banyak meriwayatkan Isra iliyya t, dan bagaimana pandangan al-Thabar i terhadap kisah Isra iliyya t tentang kisah di dalam surat al-Kahfi Berdasarkan rumusan masalah tersebut dalam penelitian tesis ini ditemukan beberapa hal. Pertama, Isra iliyya t yang termuat di dalam surat al-Kahfi begitu cukup banyak, seperti kisah Ashabul Kahfi, kisah Musa dan Khidir, Kisah Dzulqarnain dan Ya’ju j Ma’ju j. Kedua, Hadis-hadis Nabi yang memberikan kelonggaran untuk mendengarkan sesuatu dari ahli kitab, dan keislamannya beberapa ahli xv kitab yang terkenal, juga dengan pengetahuan dan ajaran agama yang mereka kuasai sebelumnya, menjadi faktor kenapa at-Thabar i meriwayatkan Isra iliyya t dalam penafsirannya. Adapun padangan at- Thabari terhadap kisah Isra iliyya t di dalam surat al-Kahfi disebabkan oleh faktor sejarah peradaban. Tidak dapat dipungkiri bahwa Yahudi dan Nasrani sudah bermukim di sekitar jazirah Arab, dan mereka sudah mempunyai peradaban tinggi dibanding orang-orang Arab sendiri, bahkan peradaban Yahudi dan Nasrani ini sudah muncul sebelum datangnya Islam, dan berkembang di tengah-tengah masyakat Arab sampai setelah Islam datang, juga di lain sisi, at-Thabari memposisikan dirinya hanya sebagai penyampai sanadnya saja, tanpa ia memberika komentar atau mengkritiknya, kecuali sebagian. Maka permurnian kisah yang termuat di dalam surat al-Kahfi dipandang cukup penting, agar terhindar dari khurafat dan kebatilan. khususnya dalam tafsir al-Thabar i, juga kiranya al-Thabari, tidak dipadang sebagai ulama yang banyak meriwayatkan Isra iliyya t, dan hanya bertugas sebagai periwayat sanadnya saja, akan tetapi ia punya alasan tersendiri kenapa ia meriwayatkan Isra iliyya t di dalam tafsirnya

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Dr. H. Mahfud Masduki M.A
Subjects: Agama Dan Filsafat
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Agama dan Filsafat
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 30 Dec 2015 15:15
Last Modified: 30 Dec 2015 15:15
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/18803

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum