TRADISI KAWIN LARI DI KALANGAN MASYARAKAT SUKU SASAK: Studi Komparasi Antara Dimensi Islam Wetu Telu dan Waktu Lima di Desa Kediri Lombok Barat

AHMAD FAUZAN, NIM. 00520298 (2007) TRADISI KAWIN LARI DI KALANGAN MASYARAKAT SUKU SASAK: Studi Komparasi Antara Dimensi Islam Wetu Telu dan Waktu Lima di Desa Kediri Lombok Barat. Skripsi thesis, Fakultas Ushuluddin.

[img]
Preview
Text (TRADISI KAWIN LARI DI KALANGAN MASYARAKAT SUKU SASAK: Studi Komparasi Antara Dimensi Islam Wetu Telu dan Waktu Lima di Desa Kediri Lombok Barat)
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (TRADISI KAWIN LARI DI KALANGAN MASYARAKAT SUKU SASAK: Studi Komparasi Antara Dimensi Islam Wetu Telu dan Waktu Lima di Desa Kediri Lombok Barat)
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (6MB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui perbedaan dan persamaan tradisi Kawin Lari di kalangan masyarakat suku Sasak dalam dimensi Islam Wetu Telu dan Islam Waktu Lima, di Kab. Lombok Barat Dalam hal ini, tradisi Kawin Lari adalah sebuah tradisi yang secara turun temurun masih dipertahankan oleh masyarakat Sasak secara umum. Kawin Lari dipandang sebagai sebuah konsep perkawinan yang utuh dengan tahapan prosesi yang panjang, sakral. Dikatakan menarik karena setiap ritual yang dijalankan, sarat dengan simbol-simbol dengan filosofi yang sarat makna. Secara umum, setiap tahapan yang mesti dilalui dalam perkawinan masyarakat Sasak meliputi: (1) Melarikan calon mempelai wanita, dilanjutkan dengan (2) Mesejati (pemberitahuan dari pihak kelnarga calnn pengantin laki-lakj kepada keluarga calon pengantin wanita), kemudian selang beberapa hari (paling lama 7 hari) dilakukan (3) Nyelabar. Proses ini merupakan prosesi yang berkaitan dengan adat-istiadat Berkutnva dilakukan (4) Bait Wali (pengambilan Wali), sebagai suatu proses yang berkaitan dengan agama Islam Wetu Telu. Walaupun demikian, tidak jarang dengan prosesi ini masyarakat Islam Waktu Lima mengambil alih dalam mempopulerkan dan bahkan mempertahankan budaya ini. Suku bangsa yang menerapkan tradisi Kawin Lari selain suku Sasak adalah Lampung yang disebut dengan Larian, tapi tentu saja berbeda baik dalam filosofi, konsep dan ritualnya. Di kalangan Suku bangsa Lampung, seorang gadis yang akan Larian, terlebih dahulu mempersiapkan sepucuk surat ‘pamitan’ ' kepada kedua orang tuanya. Beda halnya dengan suku Sasak yang melakukan tradisi Kawin Lari hams benar-benar tanpa sepengetahuan orang tua calon pengantin wanita, maka dengan skenario yang dipilih dengan cara melarikan dengan maksud supaya orang tua terhindar dari rasa bersalah atas perasaan sedih yang mungkin menimpa orang tua pemuda yang tidak terpilih. Sebagai landasan teori, skripsi ini menggunakan pendekatan antropologi yang digunakan untuk menggambarkan institusi sosial yang merupakan suatu lembaga yang terbentuk dari interaksi yang terpola secara kultur. Idealnya, konstruksi dari pemahaman agama sebagai sistem kepercayaan akan dijadikan sudut pandang bagi penganut Wetu T elu dan Waktu Lima dengan melihat isi dari keyakinan dan ritual keagamaan. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dan didukung dengan data dokumentasi yang penulis dapat, bahwa alasan yang paling utama tentang persamaan prosesi perkawinan Islam Wetu Telu dan Waktu Lima terhadap tindakan daIi melarikan calon pasangannya adalah tindakan yang nyata untuk membebaskan si gadis dari ikatan orang tuanya serta keluarganya. Hukum adat yang tidak tertulis tersebut memiliki peran dalam menjalankan ajaran yang berdampak pada ritual, sikap dan pandangan hidup mereka.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Moha. Soehadna, S.Sos., M.Hum
Subjects: Perbandingan Agama
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Perbandingan Agama (S1)
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 11 Jan 2016 14:56
Last Modified: 11 Jan 2016 14:56
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/18912

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum