SOLAT AL JUM'AH LIDAY AL NISA' (DIRASAH MUQARANAH BAYNA IBN TAYMIYAH WA IBN RUSHD)

RESKI ULUL AMRI, NIM. 11360017 (2015) SOLAT AL JUM'AH LIDAY AL NISA' (DIRASAH MUQARANAH BAYNA IBN TAYMIYAH WA IBN RUSHD). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (Solat al jum'ah liday al nisa' (dirasah muqaranah bayna Ibn Taymiyah wa Ibn Rushd))
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview
[img] Text (Solat al jum'ah liday al nisa' (dirasah muqaranah bayna Ibn Taymiyah wa Ibn Rushd))
BAB II, III, III.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (799kB)

Abstract

Seputar masalah perempuan dalam sejarah Islam bahwa perempuan ditempatkan pada posisi inperior sedangkan laki-laki pada posisi superior. Sedangkan pada hakikatnya di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist bahwa perempuan disejajarkan dengan laki-laki bahkan dalam beribadah dan muamalahpun samasama untuk mencapai ridha Allah. Satu masalah yang masih diperselisihkan yaitu atas siapakah yang diwajibkan untuk melaksanakan salat jum’at, apakah diwajibakan bagi perempuan? Jika tidak, lantas apa sebab ketidakwajiban perempuan salat jum’at? Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pandangan Ulama Ibnu taimiyah dan Ibnu rusyd tentang salat jum’at peempuan dari segi persamaan dan perbedaan dan juga metode istinbat hukum yang digunakan antara keduanya. Masalah yang dianalisis adalah bagaimana pandangan Ibnu Taimiyyah dan Ibnu Rusyd tentang salat jum’at bagi perempuan? Jenis penelitian yang digunakan penyusun adalah kajian pustaka dan sifat penelitian ini adalah deskriptif analitik. Dalam penelitian ini juga penyusun menggunakan Normatif dan metode analisis dan pemikiran induktif, sehingga diharapkan dalam penelitian ini dapat dianalisis dari pandangan Ibnu taimiyyah dan Ibnu Rusyd tentang salat jum’at perempuan dengan cara mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan salat jum’at perempuan. Dalam masalah ini Ibnu taimiyah menggunakan metode Naṣ dan Qiyâs untuk metode penetapan hulum dengan mengqiyaskan salat jama’ah yang melibatkan laki-laki dan perempuan, maka dari itu perempuan diperbolehkan untuk salat jum’at karena jum’at diwajibkan bagi mereka yang diwajibkan salat berjama’ah, sedangkan Ibnu rusyd menggunakan metode Takhṣ îs Al-Munfaṣ il bi Al-Istiśnâ,’ yaitu dengan menggunakan Ayat Al-Qur’an surat Al-Jumaa’h ayat 9. Ayat ini menunjukkan keumumam atas perintah salat jum’at yang ditakhsiskan dalam hadis Thariq bin Syihab. Kesimpulan dari pembahasan ini adalah bahwa salat juma’at bagi perempuan dalam pandangan Ibnu Taymiyah lebih baik baik di rumah, sedangkan Ibnu Rusyd, jika perempuan hadir, maka termasuk ahli jum’at. Keyword: Salat Juma’at, Perempuan, Ibnu Rusyd, Ibnu Taymiyah, Qiyas

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Drs. H. Fuad Zein, MA
Uncontrolled Keywords: Salat Juma’at, Perempuan, Ibnu Rusyd, Ibnu Taymiyah, Qiyas
Subjects: Perbandingan Madzhab
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzab (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 27 Jan 2016 08:33
Last Modified: 27 Jan 2016 08:33
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/19094

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum