KAJIAN ANTROPOLOGI DAN BAHASA DI INDONESIA

Ahimsa-Putra, Heddy Shri (2014) KAJIAN ANTROPOLOGI DAN BAHASA DI INDONESIA. In: Proceedings of the International conference on language and religion quo-vadis language and literature in the religious life? Proceedings, 1 (1). Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, pp. 33-58. ISBN 978-602-1048-03-0

[img]
Preview
Text (SAMPUL)
Cover prosiding.pdf - Published Version

Download (699kB) | Preview
[img]
Preview
Text (KAJIAN ANTROPOLOGI DAN BAHASA DI INDONESIA)
03_Heddy Shri Ahimsa-Putra_KAJIAN ANTROPOLOGI DAN BAHASA DI INDONESIA.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview

Abstract

Dalam makalah ini saya mencoba memaparkan secara singkat pemetaan awal sa-ya atas penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh ahli antropologi dan ahli linguis-tik di Indonesia. Pemetaan penelitian antropologi dilakukan dengan menggunakan pa-radigma penelitian sebagai patokannya. Hasilnya menunjukkan bahwa penelitian an-tropologi di Indonesia telah dilakukan dengan menggunakan berbagai paradigma. Pa-da awalnya paradigma yang banyak digunakan adalah paradigma yang deskriptif et-nografis dan tipologis. Namun seiring dengan semakin banyaknya sarjana antropologi yang melanjutkan studinya ke luar negeri, penelitian antropologi selanjutnya mulai ba-nyak memanfaatkan paradigma-paradigma yang lebih analitis, seperti paradigma fung-sional, fungsionalisme-struktural, strukturalisme, dan tafsir kebudayaan. Sementara itu pemetaan penelitian kebahasaan menggunakan kriteria permasa-lahan sebagai dasar pemetaan, yaitu hubungan antara bahasa dan gejala sosial-buda-ya lainnya. Hasil pemetaan menunjukkan adanya empat permasalahan yang telah di-teliti, yaitu masalah (a) bahasa dan pengetahuan khas; (b) bahasa dan pola pikir; (c) bahasa dan perasaan, persepsi; dan (d) bahasa, wacana dan perubahan kebudayaan. Sebagai suatu gejala kebudayaan, bahasa dapat diperlakukan sebagai sebuah sistem yang otonom, dengan dinamika internalnya sendiri. Namun, berkenaan dengan kebu-dayaan atau gejala-gejala non-bahasa dan perubahannya, bahasa hanya dapat dihu-bungkan dengan gejala tersebut melalui praktek penggunaannya, yang biasa disebut ”wacana”, ”perbincangan”. Melalui proses perbincangan inilah bahasa kemudian men-dapatkan dinamikanya, dan bahasa terkait dengan dunia kehidupan sehari-hari manu-sia pendukungnya (Ahimsa-Putra, 2013). Sebagai suatu gejala kebudayaan, suatu bahasa pada dasarnya adalah sebuah gudang pengetahuan, yang menyimpan berbagai macam hal yang diketahui oleh ma-syarakat pendukungnya. Suatu bahasa dengan demikian merupakan harta yang sa-ngat bernilai tidak hanya bagi masyarakat pemiliknya, tetapi juga bagi masyarakat yang lain, bagi kelompok manusia yang lain. Suatu bahasa bernilai bagi kemanusiaan itu sendiri. Melestarikan bahasa atau melindungi suatu bahasa dari kepunahan adalah melindungi sebuah pengetahuan kolektif, yang merupakan salah satu harta warisan kebudayaan manusia. Melestarikan suatu bahasa berarti melestarikan kebudayaan dan kemanusiaan (Ahimsa-Putra, 2013). Sehubungan dengan itu, kegiatan pelestarian bahasa perlu mendapatkan perhatian yang lebih besar, agar upaya tersebut dapat dilakukan secara sistematis dan effisien, dan hasilnya juga maksimal. Kepunahan suatu bahasa seringkali adalah sebuah ke-niscayaan. Untuk mengurangi derajat kehilangan yang diakibatkan oleh kepunahan tersebut, perlu dilakukan pelestarian bahasa, meskipun pasif sifatnya. Hal ini setidak-tidaknya akan menyadarkan kita bahwa setiap bahasa sangat mungkin akan mengha-dapi nasib yang sama. Oleh karena itu pula, untuk bahasa-bahasa yang masih hidup, pelestarian aktiflah yang lebih perlu untuk dilakukan.

Item Type: Book Section
Uncontrolled Keywords: Antropologi, bahasa
Subjects: Sastra Inggris
Divisions: Artikel (Terbitan Luar UIN)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 05 Feb 2016 10:27
Last Modified: 05 Feb 2016 10:27
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/19258

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum