EKONOMI-POLITIK SALAFISME DI PEDESAAN JAWA (Studi Kasus di Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah)

KRISMONO, NIM: 1320310006 (2015) EKONOMI-POLITIK SALAFISME DI PEDESAAN JAWA (Studi Kasus di Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (EKONOMI-POLITIK SALAFISME DI PEDESAAN JAWA (Studi Kasus di Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah))
1320310006_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview
[img] Text (EKONOMI-POLITIK SALAFISME DI PEDESAAN JAWA (Studi Kasus di Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah))
1320310006_bab-ii_sampai_sebelum-bab-terakhir.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Abstract

Penelitian ini mengkaji bagaimana agen lokal menggunakan isu pemurnian agama sebagai instrumen politik untuk mensukseskan agenda pemerintah. Agen lokal ini merupakan elit-elit desa yang menggunakan ideologi agama sebagai payung untuk memperoleh dan memperkuat legitimasinya secara politik dan ekonomi. Mereka mengambil bentuk ideologi Islam puritan sebagai pilihan pragmatis dan jalan hidup (way of life) beragama karena relevan dengan rasionalitas dan semangat transformatif ekonomis dan kemajuan. Dengan rasionalitasnya tersebut, doktrin-doktrin agama pun ditafsirkannya sebagai terobosan baru dalam memecahkan pelbagai persoalan ekonomi-politik desa yang ujung-ujungnya diproyeksikan demi tercapainya kemakmuran dan keadilan sosial. Dengan mengambil studi kasus di Kepakisan, sebuah desa kecil di kawasan Dataran Tinggi Dieng, penulis ingin menunjukkan melalui teori strukturasi Giddens tentang peran agen dalam mempengaruhi dan menciptakan perubahan sosial. Masyarakat Kepakisan awalnya identik dengan kemiskinan, abangan, dan budaya kejawen-nya berubah menjadi masyarakat santri yang makmur secara ekonomi. Melalui studi etnografi, beberapa aspek penting, seperti proses transformasi sosial-religiusitas, keterlibatan aktoraktor utama, keterkaitan agen dengan struktur negara hingga perubahan sosial masyarakat yang terjadi dapat dianalisis menggunakan teori tersebut. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa transformasi sosial masyarakat Kepakisan mengalami dua fase. Fase pertama diawali oleh proses transformasi yang dipimpin Pak Poyo. Sebagai Muslim reformis-puritan, Pak Poyo berhasil menjadikan agama sebagai seperangkat aturan rasional yang membebaskan masyarakatnya dari keterpurukan ekonomi dan kemiskinan. Keberhasilan dakwahnya dalam mengeksklusi unsur-unsur mistis dan magis dari budaya masyarakatnya serta mendemistifikasi konsepsi keduniaan dengan mendasarkan diri pada kalkulasi rasional telah membawa kepada kemakmuran ekonomi masyarakatnya. Ia mampu mengalirkan keuntungan-keuntungan ekonomi secara merata kepada masyarakatnya atas penguasaan dan pengelolaannya terhadap sumber-sumber ekonomi desa, terutama melalui Bazis desa. Secara tidak langsung, peran tersebut juga menguatkan legitimasinya. Muncul dan berkembangnya Salafisme di Kepakisan pada akhir 1990-an merupakan fase kedua dari proses transformasi ini. Kemiripan ajaran antara dakwah Pak Poyo dan Salafi menjadi kunci utama ideologi Islam global tersebut mendapat penerimaan yang signifikan oleh masyarakat Kepakisan, seperti: orisinalitas dan rasionalitas ajaran serta anjuran taat kepada pemerintah yang sah. Dakwah Salafi di Kepakisan semakin kuat dengan dukungan oleh sebagian besar elit-elit desa. Mereka menjadi agen-agen utama dalam segala pembiayaan pelbagai aktivitas dakwah, pendidikan dan pembangunan infrastruktur keagamaan milik Salafi. Mereka mampu memanfaatkan posisinya sebagai patron masyarakat Muslim untuk memberikan pengaruh dalam menyebarkan dan memperkuat doktrin-doktrin dan prinsip-prinsip ajaran Salafi kepada masyarakat desa. Namun demikian, eksklusivisme yang dibangun oleh kelompok Salafi ini, seperti: memisahkan diri dari masyarakat luas melalui penciptaan enklaf-enklaf, menampilkan simbol-simbol identitas di ruang publik terbuka, merasa sebagai kelompok yang paling benar dan selamat, serta menganggap kelompok selain kelompoknya sesat menjadi dinamika konflik tersendiri bagi masyarakat Kepakisan hingga bertahun-tahun lamanya. Kata Kunci: Agen, struktur, elit-elit desa, perubahan sosial, Salafisme, ekonomi, politik

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Prof. Noorhaidi Hasan, M.A., M.Phil., Ph.D.
Uncontrolled Keywords: Agen, struktur, elit-elit desa, perubahan sosial, Salafisme, ekonomi, politik
Subjects: Hukum Islam
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Hukum Islam
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 28 Mar 2016 08:29
Last Modified: 28 Mar 2016 08:29
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/19954

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum