ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BATU ALAM DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA-DMAIC DI CV BESTONE INDONESIA

MUKHAMMAD ‘IZAMUL MULUK, NIM. 11660024 (2016) ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BATU ALAM DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA-DMAIC DI CV BESTONE INDONESIA. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BATU ALAM DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA-DMAIC DI CV BESTONE INDONESIA)
11660024_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf

Download (5MB) | Preview
[img] Text (ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BATU ALAM DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA-DMAIC DI CV BESTONE INDONESIA)
11660024_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Six Sigma adalah salah satu dari beberapa metode yang bisa digunakan untuk upaya peningkatkan kualitas. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan kualitas produk batu alam jenis B-20SH di CV. Bestone Indonesia. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kualitatif dan data kuantitatif, dengan cara pengambilan data secara primer serta sekunder. Dalam hal ini kecacatan yang digunakan adalah data rekapitulasi kualitas Bulan Juli hingga September 2015. Metodologi yang digunakan yaitu DMAIC (define, measure, analyze, improve, dan control). Dalam tahapan Define dilakukan pemetaan proses produksi dengan menggunakan Diagram SIPOC, kemudian dilakukan klasifikasi jenis kecacatan produk, serta pemilihan CTQ kunci dengan menggunakan Diagram Pareto. Pada pemilihan CTQ kunci dengan menggunakan Diagram Pareto diperoleh 3 (tiga) ketiga cacat tersebut yaitu produk cacat jenis renggang (31,33%), produk cacat jenis patah (26,10%) dan cacat jenis selip (20,485%). Pada Tahap Measure melakukan perhitungan nilai Sigma Level, didapatkan nilai sigma rata-rata untuk produksi Bulan Juli – September 2015 sebesar 3,498735. Pada Tahap Analyze dengan menggunakan Diagram Fishbone didapatkan faktor-faktor penyebab kecacatan, yaitu faktor manusia, mesin, material, metode, dan lingkungan. Dengan menggunakan FMEA didapatkan nilai RPN (Risk Potential Number) tertinggi yaitu pada jenis cacat renggang dengan nilai RPN sebesar 78,75 dengan jenis kegagalan yang sering terjadi ialah tatakan assembly miring, akibat yang ditimbulkan yaitu part batu tidak tertata dengan tepat dan pada item penyebab kegagalan adalah man power terburu buru pada saat melakukan proses produksi. Pada tahap Improve didapat ide perbaikan dan rekomendasi yang dapat diberikan kepada perusahaan yang didapatkan dari hasil analisis dengan menggunakan FMEA.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Kifayah Amar, ST., M.Sc., Ph.D
Uncontrolled Keywords: DMAIC, Kualitas, DMAIC, FMEA, SIPOC, RPN (Risk Potential Number)
Subjects: Tehnik Industri
Divisions: Fakultas Sains dan Teknologi > Teknik Industri (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 22 Apr 2016 10:44
Last Modified: 22 Apr 2016 10:44
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/20382

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum