SANKSI BAGI PELAKU PERZINAHAN YANG TELAH MENIKAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM ADAT (STUDI KASUS YANG TERJADI DI DESA RANTAU TENANG KECAMATAN PELAWAN KABUPATEN SAROLANGUN JAMBI)

MUHAMMAD NURPRIADI, NIM. 11360013 (2016) SANKSI BAGI PELAKU PERZINAHAN YANG TELAH MENIKAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM ADAT (STUDI KASUS YANG TERJADI DI DESA RANTAU TENANG KECAMATAN PELAWAN KABUPATEN SAROLANGUN JAMBI). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (SANKSI BAGI PELAKU PERZINAHAN YANG TELAH MENIKAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM ADAT (STUDI KASUS YANG TERJADI DI DESA RANTAU TENANG KECAMATAN PELAWAN KABUPATEN SAROLANGUN JAMBI))
11360013_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (SANKSI BAGI PELAKU PERZINAHAN YANG TELAH MENIKAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM ADAT (STUDI KASUS YANG TERJADI DI DESA RANTAU TENANG KECAMATAN PELAWAN KABUPATEN SAROLANGUN JAMBI))
11360013_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Perzinahan adalah merupakan suatu perbuatan yang diharamkan oleh Allah, baik itu zina yang telah menikah maupun zina yang belum menikah dan keduanya diancam dengan hukuman yang amat berat. Di desa Rantau Tenang terdapat hukuman bagi pelaku zina yang telah menikah yaitu berupa denda/hutang, hukum tersebut sangatlah jauh berbeda dengan hukum Islam. Prinsip-prinsip hukum yang ada dalam al-Qur’an mengatur kehidupan secara global, sedangkan hadis berfungsi menerangkan maksud dari ayat-ayat al-Qur’an serta berbentuk hukum. Dalam al-Qur’an dan hadis tidak ada yang menjelaskan tentang hukum bagi pelaku zina cukup dengan membayar denda/hutang melaikan dengan hukum rajam dengan cara dilempari batu hingga mati. Sedangkan dalam hukum adat, hukum bagi pelaku zina yang telah menikah cukup dengan membayar denda/hutang kepada masyarakat yang bertujuan untuk menyuci desa. Pada dasarnya perbuatan zina sangat dilarang dalam hukum Islam dan hukum adat sehingga keduanya memberikan hukuman bagi para pelaku agar perbuatan itu tidak terulang lagi serta membuat epek jera, mengenai sanksi bagi pelaku zina yang telah menikah keduanya memberikan sanksi yang berbeda, jika dalam hukum Islam sanksinya adalah dirajam hingga mati, berbeda dengan sanksi dalam hukum adat yaitu cukup dengan membayar denda/hutang kepada masyarakat. Dari permasalahan di atas dapat dirumuskan dalam pokok masalah sebagai berikut: Bagaimana penetapan sanksi bagi pelaku zina yang telah menikah dalam hukum Islam? Bagaiman sanksi bagi pelaku zina yang telah menikah dalam hukum adat? Apa persamaan dan perbedaannya? Tujuan yang akan dicapai dari pokok masalah di atas adalah: Untuk mengetahui penetapan sanksi bagi pelaku zina yang telah menikah dalam hukum Islam dan hukum adat, serta apa persamaan dan perbedaan mengenai sanksi bagi pelaku zina yang telah menikah dalam hukum Islam dan hukum adat. Berdasarkan data-data yang diperoleh dari lapangan khususnya wawancara terhadap tetuo adat, dan masyarakat ternyata sanksi bagi pelaku zina yang telah menikah dalam hukum adat tetap dijadikan sebagai hukum bagi pelaku zina. Sanksi yang ditetapkan dalam hukum adat sangat jauh berbeda dengan hukum Islam yang sudah jelas adanya nash yang bersifat qat’i yang terdapat dalam al- Qur’an dan hadis Nabi saw. Maka dapat disimpulkan: Pertama, dalam hukum Islam sanksi bagi pelaku zina yang telah menikah atau disebut dengan muhshan yaitu dijatuhi hukum rajam kerena adanya nash dan hadis Nabi saw. Kedua, dalam hukum adat sanksi bagi pelaku zina yang telah menikah hanya sebagi adat yang kedudukannya sebagai ‘Urf atau adat kebiasaan yang jadikan hukum bagi masyarakat yang melanggar adat istiadat yang berlaku di desa tersebut.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: RO’FAH, MA., Ph. D
Uncontrolled Keywords: Zina, menikah, hukuman
Subjects: Perbandingan Madzhab
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzab (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 03 Jun 2016 07:41
Last Modified: 03 Jun 2016 07:41
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/20557

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum