EPISTEMOLOGI TAFSIR AYAT-AYAT PEMBEBASAN (Studi Atas Penafsiran Farid Esack)

BASRI NIM. 1320510021, NIM. 1320510021 (2016) EPISTEMOLOGI TAFSIR AYAT-AYAT PEMBEBASAN (Studi Atas Penafsiran Farid Esack). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (EPISTEMOLOGI TAFSIR AYAT-AYAT PEMBEBASAN (Studi Atas Penafsiran Farid Esack))
1320510021_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview
[img] Text (EPISTEMOLOGI TAFSIR AYAT-AYAT PEMBEBASAN (Studi Atas Penafsiran Farid Esack))
1320510021_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Abstract

Dinamika dan gagasan tafsir yang diusung oleh para penafsir kontemporer tentunya merupakan modifikasi dan kritik sesuai dengan tuntutan zaman kontemporer yang dihadapi dewasa ini. Di antara beberapa penafsir kontemporer, penulis tertarik untuk mengkaji epistemologi tafsir Maulana Farid Esack. Tokoh ini menarik untuk diteliti lebih lanjut sebab beliau berusaha mengembangkan seperangkat metodologi tafsir sosial atas Al-Qur`an yang lebih dekat dengan problem kemanusiaan, seperti kemiskinan dan penindasan. Bisa dikatakan bahwa Farid Esack turut mengusung sebuah hermeneutika Al-Qur`an yang bercorak sosial dan ekstensial yang digali dari ayat-ayat Al-Qur`an. Model tafsir yang dihasilkannya tentunya dimaksudkan sebagai jawaban terhadap kebutuhan masyarakat yang masih banyak bergelut dengan berbagai bentuk penindasan di Afrika Selatan. Jadi, dari teori epistemologi dalam filsafat ilmu yang digunakan untuk mengkaji penafsiran Farid Esack ini, dapatlah diketahui sumber penafsirannya, bagaimana metode penafsirannya, , serta tolak ukur kebenarannya. Oleh karenanya, metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode Induktif. Yakni melakukan proses penyimpulan setelah melakukan pengumpulan data dan menganalisanya. Sedangkan pendekatan yang penulis gunakan dalam kajian ini ialah historis-filosofis yang berfungsi untuk: (a) menganalisis teks itu sendiri; (b) merunut akar-akar historis secara kritis latar belakang tokoh tersebut mengapa ia mengusung gagasan hermeneutika pembebasannya; dan (c) menganalisa kondisi sosio-historis yang melingkupi tokoh tersebut dan menemukan struktur bangunan dasar dari pemikiran Farid Esack yang sesuai dengan latar sosio-historisnya. Dari penelitian yang dilakukan, penulis menemukan bahwa bangunan pemikiran Farid Esack sangat dipengaruhi oleh kondisi sosio-historis Afrika Selatan yang mengalami tiga problem kemanusiaan yang dihadapi: problem rasialisme, patriarkhi dan kapitalisme yang dilakukan oleh kelompok kulit putih atas kelompok selain kulit putih. Untuk itu Farid Esack kemudian memunculkan gagasan teologi pembebasan sebagai kritik atas teologi akomodasi yang berusaha memberi jalan dan membenarkan status quo atas perbuatan mereka yang rasis, kapitalis, dan otoriter. Sumber penafsiran Farid Esack sama seperti tradisi penafsiran di era kontemporer, yakni: wahyu, akal, dan realitas. Sedangkan metode penafsirannya ialah hermeneutika Al-Qur’an tentang pluralisme religius untuk pembebasan (Qur`anic hermenutic of religions pluralism for liberation) yang didasarkan atas konteks dan pengalaman hidup masyarakat Afrika Selatan. Ia menekankan pada hermeneutika penerimaan (reception hermeneutics) yang pertanyaan sentralnya ialah bagaimana teks Al-Qur’an dapat diterima oleh masyarakat Muslim di Afrika Selatan.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Dr. HAMIM ILYAS, M.A.,
Uncontrolled Keywords: : Tafsir ayat-ayat pembebasan , Farid Esack
Subjects: Sejarah Peradaban / Kebudayaan Islam
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Sejarah Kebudayaan Islam (S1)
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 11 May 2016 11:17
Last Modified: 11 May 2016 11:17
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/20619

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum