PENGARUH LAMA JEDA PENGHENTIAN INKUBASI PADA TELUR AYAM(GALLUS GALUS DOMESTICUS L) TERHADAP EMBRIO

AHMAD SURURI, NIM. 08640043 (2016) PENGARUH LAMA JEDA PENGHENTIAN INKUBASI PADA TELUR AYAM(GALLUS GALUS DOMESTICUS L) TERHADAP EMBRIO. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PENGARUH LAMA JEDA PENGHENTIAN INKUBASI PADA TELUR AYAM(GALLUS GALUS DOMESTICUS L) TERHADAP EMBRIO)
08640043_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview
[img] Text (PENGARUH LAMA JEDA PENGHENTIAN INKUBASI PADA TELUR AYAM(GALLUS GALUS DOMESTICUS L) TERHADAP EMBRIO)
08640043_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (537kB)

Abstract

Mesin tetas diciptakan untuk meningkatkan produktivitas ternak unggas termasuk ayam. Sumber energi mesin tetas berasal dari listrik, salah satu kendala yang dihadapi saat menggunakan mesin ini adalah pemadaman listrik PLN, oleh karna itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jeda waktu penghentian inkubasi yang berpengaruh terhadap keberhasilan dalam penetasan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2015. Penelitian ini dilakukan terhadap 3 waktu umur embrio yaitu pada umur embrio 3 hari (mewakili masa rentan embrio awal), umur embrio 15 hari (mewakili masa stabil embrio), dan umur embrio 19 hari (mewakili masa rentan akhir inkubasi). Pada setiap kelompok terdapat 7 variabel penghentian yaitu 6 jam, 7 jam, 8 jam, 9 jam, 10 jam, 11 jam dan 12 jam. Setelah dihentikan inkubasinya dengan waktu yang ditentukan, telur diinkubasi kembali dan diamati embrionya dengan teropong telur. Apabila terdapat telur yang mati setelah dilakukan proses inkubasi kembali dilakukan pembukaan cangkang telur untuk melihat morfologi organ luar dari embrio telur. Hasil yang diperoleh, embrio umur 3 hari sudah mengalami mortalitas pada waktu penghentian inkubasi 7 jam sebesar 33,3%, pada penghentian inkubasi selama 9 jam mengalami mortalitas sebesar 66,7% dan embrio mengalami mortalitas sebesar 100% mulai pada penghentian inkubasi selama 10 jam. Embrio umur 15 hari tidak terjadi mortalitas pada penghentian inkubasi selama 12 jam, namun terjadi mortalitas pada kontrol dan pada penghentian inkubasi selama 9 jam sebesar 33,3%. Sementara itu, embrio umur 19 hari mengalami mortalitas pada penghentian inkubasi selama 6 jam sebesar 33,3%. Variasi waktu penghentian inkubasi selama 6 hingga 12 jam berpengaruh terhadap embrio umur 3 hari yaitu pada penghentian waktu 9 jam yaitu mortalitas embrionya yang mencapai 66,7%. Pada embrio umur 15 dan 19 tidak berpengaruh.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Najda Rifqiyati, S.Si,.M.Si.
Uncontrolled Keywords: embrio ayam, mortalitas, telur ayam, waktu inkubasi
Subjects: Biologi
Divisions: Fakultas Sains dan Teknologi > Biologi (S1)
Depositing User: H. Zaenal Arifin, S.Sos.I., S.IPI.
Date Deposited: 16 May 2016 13:39
Last Modified: 16 May 2016 13:39
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/20680

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum