KESENIAN WAYANG ORANG DI DESA WISATA PENTINGSARI DAN NILAI-NILAI KEISLAMAN DI DALAMNYA

Ebit Rustanta, NIM. 11120104 (2016) KESENIAN WAYANG ORANG DI DESA WISATA PENTINGSARI DAN NILAI-NILAI KEISLAMAN DI DALAMNYA. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (KESENIAN WAYANG ORANG DI DESA WISATA PENTINGSARI DAN NILAI-NILAI KEISLAMAN DI DALAMNYA)
11120104_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview
[img] Text (KESENIAN WAYANG ORANG DI DESA WISATA PENTINGSARI DAN NILAI-NILAI KEISLAMAN DI DALAMNYA)
11120104_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Gagasan awal yang melatarbelakangi penulisan skripsi ini adalah, didasari oleh kegelisahan akademik peneliti terhadap kondisi kesenian wayang orang. Kesenian wayang orang, seperti halnya jenis wayang lainnya mengalami penurunan signifikan dari segi minat masyarakat maupun pelestariannya. Wayang orang desa wisata Pentingsari menarik peneliti untuk menelisik lebih dalam tentang bagaimana dinamika dan perjalanan wayang orang Pentingsari sejak tahun 1960an sampai sekarang. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sejarah dan sosial. Pendekatan sejarah digunakan untuk menarasikan sekaligus memperiodesasikan perjalanan wayang orang Pentingsari. Adapun pendekatan sosial digunakan peneliti untuk melihat bagaimana kondisi sosial masyarakat Pentingsari. Teori yang dipakai untuk menganalisa kesenian wayang orang Pentingsari adalah teori evolusi dalam perubahan sosial yang disebutkan oleh Soerjono Soekanto, yakni Multilined Theories of Evolution yang menekankan pada penelitian terhadap tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Artinya, teori ini melihat perubahan bentuk kebudayaan wayang orang dari bentuk pentas wayang orang semalam suntuk ke bentuk wayang orang sebagai seni karawitan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertama, heuristik dengan cara mengumpulkan dokumen. Kedua, verifikasi yaitu mengkritisi sumber internal dan eksternal. Ketiga, interpretasi yaitu menganalisis sumber yang kemudian dianalisis dan disintesisikan. Keempat, historiografi adalah pemaparan hasil penelitian yang dilakukan. Hasil dari penelitian skripsi ini yaitu, 1) asal usul wayang orang Pentingsari tidak terlepas dari wayang orang keraton Yogyakarta yang ternyata pelatih wayang orang Pentingsari merupakan pemain wayang orang keraton Yogyakarta. Sehingga wayang orang Pentingsari merupakan pengembangan dari wayang orang keraton Yogyakarta yang terlebih dahulu muncul. 2) Perjalanan wayang orang Pentingsari mengalami pasang surut. Pada tahun 1959 merupakan periode pertumbuhan yang dipelopori oleh Sumardi. Perkumpulan wayang orang Pentingsari mengalami puncak kejayaannya tahun 1965 sampai 1990an dimana mereka bisa pentas sampai 15 kali pentas. Tahun 1990 merupakan tahun kemunduran dimana tidak ada aktivitas yang dapat dicatat terkait wayang orang Pentingsari. Tahun 2008, wayang orang kembali muncul dengan bentuk yang berbeda yaitu kesenian tari wayang orang punakawan sebagai usaha pelestarian budaya wayang orang Pentingsari. 3) Nilai-nilai keislaman dalam pementasan wayang orang Pentingsari adalah tentang religiusitas, ketauhidan dan karakter atau budi pekerti. Nilai-nilai tersebut terlihat dalam lakon Bima Suci dan Petruk Jadi Ratu. Transformasi nilai-nilai tersebut dalam masyarakat Pentingsari lebih terlihat pada budi pekertinya. Kata Kunci : Wayang orang, teori evolusi, pentingsari

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Prof. Dr. H. Mundzirin Yusuf M. Si
Uncontrolled Keywords: Wayang orang, teori evolusi, pentingsari
Subjects: Sejarah Peradaban / Kebudayaan Islam
Kebudayaan Islam
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Sejarah Kebudayaan Islam (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 04 Oct 2016 09:00
Last Modified: 04 Oct 2016 09:00
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/21147

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum