METODE WETON DAN SOROGAN DALAM MENINGKATKAN KEMAHIRAN MEMBACA KITAB KUNING (STUDI ANALISIS DI PONDOK PESANTREN HUDATUL MUNA DUA JENES PONOROGO)

RIZZA FAESAL AWALUDIN, SPDI, NIM. 1420411122 (2016) METODE WETON DAN SOROGAN DALAM MENINGKATKAN KEMAHIRAN MEMBACA KITAB KUNING (STUDI ANALISIS DI PONDOK PESANTREN HUDATUL MUNA DUA JENES PONOROGO). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (METODE WETON DAN SOROGAN DALAM MENINGKATKAN KEMAHIRAN MEMBACA KITAB KUNING (STUDI ANALISIS DI PONDOK PESANTREN HUDATUL MUNA DUA JENES PONOROGO))
1420411122_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf

Download (3MB) | Preview
[img] Text (METODE WETON DAN SOROGAN DALAM MENINGKATKAN KEMAHIRAN MEMBACA KITAB KUNING (STUDI ANALISIS DI PONDOK PESANTREN HUDATUL MUNA DUA JENES PONOROGO))
1420411122_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Rizza faesal awaludin, (1420411122), metode weton dan sorogan dalam meningkatkan kemahiran membaca kitab kuning (studi kasus di Pondok Pesantren Hudatul Muna Dua Jenes Ponorogo). Penelitian ini dilatar belakangi bahwasannya bahasa Arab ada empat kemahiran yaitu kemahiran mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Dari ke empat tersebut penelitian ini mengambil satu kemahiran yaitu kemahiran membaca karena salah satu ciri keberhasilan santri yang ada di pondok pesantren khususnya pondok pesantren salaf adalah bisa membaca kitab kuning. Namun pada kenyataannya banyak santri yang tidak demikian, banyak kriteria yang ada didalamnya antara lain: Santri yang banyak membaca (Arab) cenderung faham dengan apa yang dibaca dan bisa menerangkannya. Namun sebagian Santri tidak seperti demikian malah sebaliknya. Kadang juga ada lancar membaca namun tidak tahu apa maksudnya. Dari sini ada pertanyaan bahwa santri yang bisa membaca kitab kuning itu apakah benar-benar bisa ataukah hanya hafal saja. Dari latar belakang diatas peneliti menggunakan metode weton dan sorogan dengan alasan sebagai berikut: (1) Santri itu dikatakan bisa membaca kitab kuning atas dasar faham atau hanya hafal. (2) Metode yang kuno tapi masih eksis sampai sekarang. (3) Metode yang menggunakan dua bahasa sekaligus dalam prakteknya. (4) Metode yang dalam prakteknya bisa langsung sebagai alat evaluasi. Penelitian ini menggunakan media kitab kuning karena kitab yang dikarang oleh para tokoh dan ulama’ zaman dahulu dan ditulis dengan hati yang suci dan dengan kitab kuning juga selain menambah wawasan tentang keilmuan santri juga bisa mempelajari tentang bahasa Arab Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan metode weton dan sorogan dalam meningkatkan kemahiran membaca kitab kuning yang dilaksanakan di pondok pesantren hudatul muna dua jenes ponorogo. penelitian ini didesan dalam bentuk kualitatif, dengan mengambil lokasi di pondok pesantren Hudatul muna Dua Jenes Ponorogo. Metode pengumpulan data data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan untuk menganalisis data digunakan analisis model miles dan huberman yaitu analisis model interaktif dengan langkah-langkah; pengumpulan data, data reduction, data display, dan data ferification. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui latar belakang penggunaan metode wetonan juga dikarenakan untuk dapat mengkaji kitab lebih dalam dan sebagai metode yang dipandang paling pas untuk memahami juga mengajarkan membaca kitab kuning yang sangat sulit. Adapun latar belakang penggunaan metode sorogan berawal dari Hudatul Muna yang merupakan salah satu dari lembaga pendidikan Islam yang basiknya pondok pesantren salafiyah yang tetap mempertahankan tradisi-tradisi terdahulu yang baik dan mengembangkan tradisi-tradisi yang baru yang mendukung dan menunjang era modern. Penerapan metode wetonan dalam meningkatkan kemahiran membaca kitab kuning dipondok Hudatul Muna yaitu guru terlebih dahulu meberikan motifasi terhadap pentingnya bahasa Arab, kemudian memberikan sedikit tentang pemahaman ilmu atau intelektuaknya kemudian yang terakhir guru membacakan kitab kuning bersama dengan makana jawanya. penerapan metode sorogan dipondok pesantren Hudatul Muna dalam penerapannya ternyata tidak serta merta menerapkan metode sorogan yang harus disimak oleh guru. pada penerapannya bahwa metode sorogan diterapkan dengan cara unik yaitu santri membaca perkalimat dan ditirukan oleh santri yang lain secara berjamaah. Dan metode sorogan di pondok pesantren Hudatul Muna Dua dikembangkan menjadi enam metode yaitu metode sorogan dengan medel lama, drill A, drill B, dril kelompok, dril perwakilan kelompok dan dril Berantai.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Dr. Muhajir, M.Ag.
Uncontrolled Keywords: keterampilan membaca, metode weton, metode sorogan
Subjects: Pendidikan Islam (Pesantren)
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Pendidikan Islam
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 05 Aug 2016 13:16
Last Modified: 05 Aug 2016 13:16
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/21480

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum