KONSEP WAHYU DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN SEMANTIK)

MUHAMAD ARIF, NIM. 12530027 (2016) KONSEP WAHYU DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN SEMANTIK). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (KONSEP WAHYU DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN SEMANTIK))
12530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf

Download (4MB) | Preview
[img] Text (KONSEP WAHYU DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN SEMANTIK))
12530027_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Abstract

Istilah-istilah kunci al-Qur’an merupakan kata-kata yang memainkan peranan yang sangat menentukan dalam penyususnan struktur konseptual dasar pandangan dunia al-Qur’an. Diantara istilah-istilah kunci al-Qur’an ialah kata wahyu. Kata wahyu disebutkan dalam al-Qur’an sebanyak 78 ayat dalam 33 surat dengan berbagai bentuk derivasinya. Konsep wahyu menjadi istilah penting dalam al-Qur’an sebagaimana tampak dari gaya yang disukai al-Qur’an dalam mendeskripsikan Allah. Kata wahyu menjadi katra kunci yang menarik untuk dikaji dalam studi linguistik salah satu cabang linguistik yang mempelajari makna pada sebuah bahasa adalah semantik. Penelitian ini menggunakan analisis semantik. Penelitian ini menggunakan analisis semantik yang dikembangkan oleh Toshihiko Izutsu, dengan harapan dapat memunculkan pesan-pesan yang dinamik dari kosa kata al-Qur’an yang terkandung didalamnya dengan penelaah analisis dan metodologi terhadap konsep-konsep yang tampak memainkan peranan penting dalam pembentukan visi Qur’anik dan menemukan Weltanscauung atau pandangan dunia masyarakat yang menggunakan bahasa itu. Selanjutnya, langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: pertama mencari makna dasar dan makna relasional kata wahyu. Kedua meneliti historis penggunaan kata wahyu pada periode pra Qur’anik, periode Qur’anik, dan periode pasca Qur’anik. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa makna dasar wahyu adalah isyarat yang cepat, tulisan, risalah, ilham dan sebuah perkataan yang tersembunyi maupun rahasia. wahyu juga bisa diartikan sebagai berita atau kabar gaib (Ali Imran: 44), sebagai bisikan (al-An’am: 121). Secara relasional, makna wahyu berubah ketika bersanding dengan kata al-qashash yang bermakna sebagai kisah, bersanding dengan kata al-ghaib yang bermakna berita atau kabar gaib. Sedangkan pada periode pra Qur’anik bermakna suatu perkataan atau isyarat. Sementara pada periode Qur’anik wahyu bermakna segala perkataan atau risalah yang disampaikan Allah SWT melalui Malaikat Jibril kepada nabi, atau disampaikan langsung baik kepada manusia maupun hewan sebagai ilham. Pada periode pasca Qur’anik wahyu memiliki perkembangan makna yang tidak meninggalkan makna wahyu pada masa pra Qur’anik dan Qur’anik. Wahyu pada periode pasca Qur’anik berkembang menjadi sesuatu pemberitahuan secara rahasia atau gaib dalam bentuk isyarat atau risalah, yang terangkum menjadi al-kitab (al-Qur’an) yang tertanam dalam dada manusia.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr. Phil. Sahiron Syamsuddin, M.A
Subjects: Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur’an dan Tafsir (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 26 Aug 2016 11:07
Last Modified: 26 Aug 2016 11:07
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/21820

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum