MANAJEMEN DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN BERBASIS SEKOLAH DI MTs NEGERI TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA

Titi Maemunati NIM. 04471141, (2009) MANAJEMEN DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN BERBASIS SEKOLAH DI MTs NEGERI TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis tentang konsep dan pelaksanaan manajemen dalam peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah di MTs N Tempel Sleman Yogyakarta. Seiring dengan berlakunya manajemen berbasis sekolah/madrasah dan berdampak pada kemandirian madrasah dalam mengelola pendidikan bagaimana upaya dari MTs N Tempel Sleman Yogyakarta dalam melaksanakan manajemen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan mengambil latar belakang MTs N Tempel Sleman Yogyakarta, pengumpulan data dilakukan dengan memberikan makna terhadap data yang berhasil dikumpulkan dan dari makna itulah ditarik kesimpulan dengan memaparkan secara deskriptif. Subyek penelitian ini adalah kepala sekolah, kepala tata usaha, dan guru Madrasah Tsanawiyah Negeri Tempel Sleman Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) manajemen tenaga kependidikan yang dilakukan oleh kepala sekolah belum sepenuhnya terlaksana secara maksimal. Untuk itu kepala sekolah melakukan peningkatan dengan berbagai kemampuan yang dimiliki, walaupun terkadang guru sadar untuk dapat efektif secara maksimal masih sulit dilakukan. Adapun proses kegiatan dalam manajemen tenaga kependidikan dalam peningkatan mutu pendidikan yaitu mulai dari: (a) perencanaan tenaga kependidikan (b) pengadaan tenaga kependidikan (c) pembinaan dan pengembangan tenaga kependidikan (d) promosi dan mutasi tenaga kependidikan (e) pemberhentian tenaga kependidikan (f) kompensasi tenaga kependidikan, dan (g) penilaian tenaga kependidikan. (2) Faktor pendukung dalam pelaksanaan manajemen tenaga kependidikan dalam peningkatan mutu pendidikan adalah (a) sebagian guru MTs N Tempel sudah bergelar sarjana, (b) adanya pembinaan yang mengharuskan guru untuk mengikuti penataran, seminar, diklat, workshop, dan sertifikasi guru, (c) faktor lingkungan sekolah yang nyaman, (d) adanya pemeliharaan sarana dan prasarana. Adapun selain faktor pendukung yaitu faktor penghambat antara lain : (a) masih adanya guru yang tidak sesuai dengan disiplin ilmunya, (b) input siswa rata-rata dari ekonomi lemah, (c) jumlah siswa belum semuanya mencapai standar maksimal, (d) terpotongnya jam pelajaran, karena guru mengikuti diklat- diklat di lembaga.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item