PERBEDAAN PENYEBAB PERCERAIAN BAGI WANITA BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA DI PENGADILAN AGAMA YOGYAKARTA TAHUN 2013-2015

M YAUMI NURRAHMAN, NIM. 1220310046 (2016) PERBEDAAN PENYEBAB PERCERAIAN BAGI WANITA BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA DI PENGADILAN AGAMA YOGYAKARTA TAHUN 2013-2015. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PERBEDAAN PENYEBAB PERCERAIAN BAGI WANITA BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA DI PENGADILAN AGAMA YOGYAKARTA TAHUN 2013-2015)
1220310046_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (17MB) | Preview
[img] Text (PERBEDAAN PENYEBAB PERCERAIAN BAGI WANITA BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA DI PENGADILAN AGAMA YOGYAKARTA TAHUN 2013-2015)
1220310046_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Abstract

Kewajiban seorang laki-laki adalah mencari nafkah untuk keluarga. Islam sudah menetapkan hal ini sehingga wanita tidak berkewajiban mencari nafkah. Pendidikan wanita yang meningkat dan gencarnya arus modernisasi, telah membawa nilai-nilai baru. Isteri mampu untuk bekerja di luar rumah dan sebagai bentuk aktualisasi dari pendidikan yang pernah didapatkan. Dari sinilah terkadang masalah muncul dikarenakan beban kerja berlebih yang membuat isteri merasa lelah, sedangkan dirumah masih dituntut untuk melakukan peran ganda. Arus modernisasi ini juga menyebabkan meningkatnya kasus cerai gugat di Pengadilan Agama Yogyakarta beberapa tahun belakangan ini. Disini penyusun menggunakan metode penelitian lapangan yaitu dengan cara pengumpulan data baik dokumentasi ataupun wawancara. Kemudian data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan pendekatan sosiologi hukum. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa cerai gugat yang terjadi di Pengadilan Agama Yogyakarta lebih besar setiap tahunnya dibandingkan dengan cerai talak. Tidak ada perbedaan yang terlalu jauh dari alasan perceraian antara wanita bekerja dan tidak bekerja. Perbedaan yang nampak adalah wanita bekerja memiliki kemandirian ekonomi dan keberanian dalam bersikap karena memiliki sumberdaya yang seimbang bahkan lebih daripada yang dimiliki oleh suami. Bentuk relasi keluarga, sumberdaya dan kekuatan, merupakan bentuk hubungan keluarga secara umum. Suami sebagai pemegang kekuasaan dalam keluarga harus mengerti hubungan serta kebutuhan dalam keluarga. Sehingga tidak akan timbul yang namanya konflik.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Dr. Siti Ruhaini Dzuhayatin, M.A,
Subjects: Hukum Islam
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Hukum Islam
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 28 Sep 2016 08:54
Last Modified: 28 Sep 2016 08:54
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/22088

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum