ANALISIS KOMPARASI STABLITAS PERBANKAN SYARIAH DAN PERBANKAN KONVENSIONAL DI INDONESIA PASCA KRISIS KEUANGAN TAHUN 2007

HASAN ALBANNA, NIM. 1420311014 (2016) ANALISIS KOMPARASI STABLITAS PERBANKAN SYARIAH DAN PERBANKAN KONVENSIONAL DI INDONESIA PASCA KRISIS KEUANGAN TAHUN 2007. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (ANALISIS KOMPARASI STABLITAS PERBANKAN SYARIAH DAN PERBANKAN KONVENSIONAL DI INDONESIA PASCA KRISIS KEUANGAN TAHUN 2007)
1420311014_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview
[img] Text (ANALISIS KOMPARASI STABLITAS PERBANKAN SYARIAH DAN PERBANKAN KONVENSIONAL DI INDONESIA PASCA KRISIS KEUANGAN TAHUN 2007)
1420311014_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Abstract

Krisis keuangan global yang menimpa Amerika pada tahun 2007-2008 berdampak secara sistemik ke seluruh negara maju maupun berkembang. Penarikan dana asing secara besar-besaran membuat likuiditas negara berkembang mengalami kekeringan. Beberapa negara di Asia pun demikian, tidak hanya Jepang, Malaysia dan China yang terkena imbas dari krisis keuangan global, Indonesia pun demikian. Melemahnya perekonomian dunia berdampak pada melemahnya ekonomi nasional akibat menurunya ekspor yang disebabkan oleh melemahnya harga minyak dunia. Keringnya likuiditas menghambat peran intermediasi perbankan melalui penyaluran kredit. Tingginya inflasi dan suku bunga berdampak pada tingginya biaya kredit yang mengakibatkan risiko gagal bayar para pelaku usaha meningkat. Berbeda halnya dengan perbankan syariah, perbankan syariah yang memiliki skema penyaluran pembiayaan melalui system bagi hasil. Penelitian kali ini menganalisis tentang perbandingan stabilitas perbankan syariah dan konvensional pada saat dan pasca krisis keuangan global berlangsung. Stabilitas perbankan dihitung dengan menggunakan z-score yang berlandaskan pada penelitian yang dilakukan oleh Cihak dan Hesse (2008). Periode penelitian yang diambil dari tahun 2007-2014. Menggunakan data time series yang kemudian dianalisis menggunakan vector error correction model (VECM) dengan innovation accounting menggunakan Impulse Respond Function (IRF) dan Forecasting Error Varian Decomposition (FEVD). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pada periode krisis keuangan berlangsung perbankan syariah memiliki stablitas yang lebih baik dibandingkan dengan perbankan konvensional. Namun, pasca krisis keuangan perbankan konvensional memiliki stabilitas yang lebih baik dibandingkan dengan perbankan syariah. Guncangan variable PDB direspon positif oleh stabilitas perbankan syariah dan direspon negative oleh stabilitas perbankan konvensional. Guncangan pada variable inflasi direspon negative oleh stabilitas perbankan syariah dan di respon negative pada awal periode oleh stabilitas perbankan konvensional. Guncangan pada variable exchange rate direspon negative oleh stabilitas perbankan syariah dan direspon positif oleh stabilitas perbankan konvensional pada awal periode. Guncangan pada BI Rate direspon positif oleh stabilitas perbankan syariah pada awal periode dan memiliki trend positif pada akhir periode penelitian. Sedangkan stabilitas perbankan konvensional merespon secara negative terhadap guncnagan yang terjadi pada BI Rate. Kontribusi terbesar ditunjukan pada variable PDB kemudian inflasi, exchange rate dan BI Rate terhadap stabilitas perbankan syariah. Sedangkan pada stabilitas perbankan konvensional kontribusi terbesar berasal dari variable inflasi kemudian PDB, exchange rate dan BI rate.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Dr. M. Syafieq Hanafi
Uncontrolled Keywords: stabilitas perbankan syariah, stabilitas perbankan konvensional, z-score, VECM
Subjects: Hukum Islam
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Hukum Islam
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 06 Oct 2016 08:42
Last Modified: 06 Oct 2016 08:42
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/22249

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum