Metodologi Ijtihad Mazhab Indonesia: Menelusuri Pemikiran Ushul Fikih Hazairin

Najib, Agus Moh (2016) Metodologi Ijtihad Mazhab Indonesia: Menelusuri Pemikiran Ushul Fikih Hazairin. Asy-Syir'ah Jurnal Ilmu Syari'ah dan Hukum, Vol.50 (No. 1). pp. 1-20. ISSN 2443-0757

[img]
Preview
Text (Metodologi Ijtihad Mazhab Indonesia: Menelusuri Pemikiran Ushul Fikih Hazairin)
162-311-1-SM.pdf - Published Version

Download (219kB) | Preview
Official URL: http://asy-syirah.uin-suka.com/index.php/AS/articl...

Abstract

Abstract: Hazairin is one of the pioneers who initiated the importance of Islamic law with Indonesian pattern. Even, he viewed the importance of the new school (mazhab) in Islamic law, namely the Indonesian mazhab. However, Hazairin’s thought on the methodology of ijtihad, as a basis for the establishment of a school of Islamic law, has not been widely studied. His thought which was more studied is the idea of the Indonesia mazhab and also about inheritance law. This article specifically explores the framework of Usul Fiqh proposed by Hazairin. Epistemologically, the main topic of Usul Fiqh is about the sources of Islamic law and the method of how to formulate Islamic law from the source. Therefore, this article examines Hazarin’s thought about the two things, namely the sources of Islamic law and its legal formulation method. From the study done, both on the sources of law and Islamic law formulation method, Hazarin put the role of ulu al-amri (government, policy makers) in a strategic position. The method of legal formulation done by ulu al-amri requires musyawarah (discussions), which involves jurists and other relevant scientific experts (collective ijtihad). Results of ijtihad decided by ulu al-amri will automatically become binding formal rules of law, so that if the results of ijtihad is followed and practiced by the public widely, it will become a new school of Islamic law, namely the Indonesian mazhab. Abstrak: Hazairin merupakan salah satu pelopor yang menggagas pentingnya hukum Islam yang bercorak keindonesiaan. Bahkan ia memandang pentingnya mazhab baru dalam hukum Islam, yaitu mazhab Indonesia. Hanya saja, pemikiran tentang metodologi ijtihadnya, sebagai basis pembentukan suatu mazhab hukum Islam, belum banyak dikaji. Pemikiran Hazairin yang lebih banyak dikaji adalah gagasannya tentang mazhab Indonesia dan juga tentang hukum kewarisan. Artikel ini secara spesifik menelusuri kerangka Ushul Fikih yang ditawarkan Hazairin. Secara epistemologis, bahasan utama dalam Ushul Fikih adalah tentang sumber hukum Islam dan metode bagaimana memformulasi hukum Islam dari sumbernya tersebut. Oleh karena itu, artikel ini mengkaji pemikiran Hazairin mengenai dua hal tersebut, yaitu sumber hukum Islam dan metode penetapan hukumnya. Dari uraian yang dikaji, baik mengenai sumber hukum maupun metode penetapan hukum Islam, Hazairin menempatkan peran ulū al-amri (pemerintah, pengambil kebijakan) pada posisi yang strategis.Penetapan hukum oleh ulu al-amri dilakukan dengan cara musyawarah, yang antara lain melibatkan para ahli hukum Islam dan ahli keilmuan lain yang terkait (ijtihad kolektif). Hasil ijtihad yang ditetapkan oleh ulū al-amri ini secara otomatis akan menjadi aturan perundang-undangan formil yang bersifat mengikat, sehingga apabila hasil ijtihad tersebut diikuti dan dipraktekkan oleh masyarakat luas, maka akan terbentuk mazhab baru hukum Islam, yaitu mazhab Indonesia. Kata Kunci: mazhab Indonesia, Hazairin, hukum Islam, ijtihad, ushul fikih

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: mazhab Indonesia, Hazairin, hukum Islam, ijtihad, ushul fikih
Subjects: Hukum Islam
Divisions: Jurnal > 7. Asy Syir’ah
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 12 Oct 2016 14:03
Last Modified: 12 Oct 2016 14:03
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/22432

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum