PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH DI INDONESIA ( STUDI ATAS KITAB NURUL ANWAR )

Fahrurrohim, NIM.: 02351321 (2008) PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH DI INDONESIA ( STUDI ATAS KITAB NURUL ANWAR ). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH DI INDONESIA ( STUDI ATAS KITAB NURUL ANWAR ))
BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (823kB) | Preview
[img] Text (PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH DI INDONESIA ( STUDI ATAS KITAB NURUL ANWAR ))
BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (494kB) | Request a copy

Abstract

Metode penentuan kriteria awal bulan kalender hijriyah seringkali menyebabkan perbedaan, yang mengakibatkan adanya perbedaan dalam melaksanakan ibadah seperti puasa Ramadhan atau Hari Raya Idul Fitri. Di Indonesia, perbedaan tersebut setidaknya pernah terjadi beberapa kali. Diantaranya pada tahun 1992 (1412 H), ada yang berhari raya jum'at (3 April) mengikuti Arab Saudi, ada yang Sabtu (4 April) sesuai dengan hasil Rukyat NU, dan ada pula yang Minggu (5 April) mendasarkan diri pada hasil Imkanur Rukyat. Penetapan awal Syawal juga pernah terjadi pada tahu 2006 dan pada Idul Fitri 1429 (2007) mengalami perbedaan. Perbedaan yang terjadi dikarenakan oleh perbedaan baik dari sisi metode dan penggunaan kriteria. Dari sisi metode dikenal ada hisab dan rukyat, sedangkan dari sisi hisab, terdapat banyak jenis hisab yang berkembang di Indonesia. Beberapa kitab memiliki model hitungan masing-masing, diantaranya Fathur Rouf fil Manan, Ittifaq Dzatil Bain, Sullamun Nayyirain, Badi’atul Mitsal, Khalasatul Wafiyah, metode Ephemeris, hisab Saadoeddin Djambek, dan lainlain. Masing-masing metode hisab memiliki ciri khas dan cara sendiri-sendiri. Yang terkadang tidak jarang juga membuat berbeda atas hasil hisab yang di dapat. Hal ini dapat dilihat dari cara penyelesaian dan koreksi yang diberikan dalam melakukan hisab. Seperti koreksi tempat yang disesuaikan dengan posisi benda langit untuk saat perhitungan. Menentukan kriteria yang dinamakan bulan baru, memakai ijtima’ atau kriteria tinggi hilal yangd apat diterima oleh si perukyat. Data-data yang ada di berbagai model perhitungan hisab, rata-rata masih merupakan data hitungan lama (pengarang aslinya). Sehingga diperlukan update koreksi data yang dikombinasikan dengan keilmuan astronomi. Hasilnya sebagaimana pemikiran awal bulan Saadoeddin Djambek. Dalam hal ini hisab model Nurul Anwar, memiliki banyak celah untuk didiskusikan. Diantaranya Pertama, koreksi letak lintang tempat yang memiliki selisih 1° dengan data astronomi yang lain (update). Hal ini sangat berpengaruh terhadap proses perhitungan. Kedua, perata eccentrisitas yang disebabkan karena pengaruh gravitasi planet (T2 s/d T9) harus di sesuai dengan kondisi letak astronomis bumi saat ini. Demikian hal dengan Perata Lintang Bulan (L2), perata sudut miring orbit bulan dengan ekliptika, dan Perata sudut miring ekliptika pada ekuator langit. Kalau dari sisi hisab, metode ini dapat dijadikan refrensi sebagai bahan bandingan

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information / Supervisor: Pembimbing : Dr. H. Susiknan Azhari, M. Ag. dan Gusnam Haris, S. Ag., M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Penentuan Awal Bulan, Bulan Kamariah, Pemikiran KH. Noor Ahmad SS
Subjects: 200 Agama > 297 Agama Islam > 297.413 Perbandingan Mazhab
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah (S1)
Depositing User: Muh Khabib, SIP.
Date Deposited: 06 Dec 2024 10:44
Last Modified: 06 Dec 2024 10:47
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/2268

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum