TRANSFORMASI SUFISME ISLAM DARI DEMAK KE MATARAM ABAD XVI-XVII M.

MUHAMMAD IRFAN RIYADI, M AG, NIM. 0934714 (2016) TRANSFORMASI SUFISME ISLAM DARI DEMAK KE MATARAM ABAD XVI-XVII M. Doctoral thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (TRANSFORMASI SUFISME ISLAM DARI DEMAK KE MATARAM ABAD XVI-XVII M.)
BAB I, VII, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (23MB) | Preview
[img] Text (TRANSFORMASI SUFISME ISLAM DARI DEMAK KE MATARAM ABAD XVI-XVII M.)
BAB II, III, IV, V, VI.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Abstract

Islamisasi di Jawa berlangsung secara intensif sejak zaman Demak pada Abad XVI M khususnya di daerah pesisir utara. Dilakukan oleh "Wali Sanga" dengan memanfaatkan sufisme (tasawuf) sebagai media dakwah, dengan alasan bahwa konsep mistisisme Jawa identik dengan sufisme Islam. Karakter dakwah zaman Demak adalah sufisme sunny, hal itu dapat dibuktikan dengan Suluk Syeh Bari yang ditulis oleh Sunan Bonang. Pada abad XVII M., penyebaran Islam merembes dengan pesat dari pesisir ke daerah Pedalaman didukung oleh Kerajaan Islam Mataram. Penyebaran Islam dari Pesisir ke Pedalaman ternyata menimbulkan transformasi sufisme menuju. mistisisme Islam-Jawa yang diajarkan oleh Sultan Agung, penguasa Mataram dalam naskah Serat Sastra Gending. Berdasarkan fakta sejarah ini maka timbullah pertanyaan besar tentang apa alasan yang mendasari terjadinya transformasi itu. Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan transformasi sufisme Islam dari zaman Demak ke zaman Mataram itu, disertai analisis faktor-faktor penyebab dan dampak yang ditimbulkannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan sejarah dengan model diakronik interval (menyambung kajian-kajian sinkronik) kasus Demak dan Mataram. Mengingat analisisnya berada pada ranah sosial-budaya maka digunakan pula pendekatan sosioantropologi dengan menggunakan teori akulturasi budaya yang dikonsepsikan oleh Robert Redfield dengan istilah great tradition and little tradition, yaitu menjelaskan bahwa proses transformasi budaya terjadi akibat persinggungan budaya (acculturation) antara great tradition (mistisisme Islam ortodoks) dengan little tradition (mistisisme Jawa heterodoks). Di samping itu, karena sumber datanya menggunakan naskah Jawa maka diperlukan kajian filologi. Hasil penelitian ini adalah 1) Sufisme Islam Demak berorientasi tasawuf sunny yaitu ajaran tasawuf yang berpegang teguh pada syariat. Hal itu didukung bukti karya Sunan Bonang dalam naskah Suluk Syeh Bari yang merujuk pada ahl al-sunnah wa al-jamaah, menolak ajaran mu‟tazilah dan „Arabiyah (waḥ dat alwujûd ibn „Arabi). 2) Sufisme Islam di Mataram berorientasi mistisisme Islam-Jawa yaitu mistik yang berpegang pada konsep emanasi yang sinkretik. Hal itu didukung bukti karya Sultan Agung dalam Serat Sastra Gending yang mengajarkan mistisisme-integratif xii yaitu kesetaraan konsep emanasi dalam mistisisme Islam, Jawa dan Hindu. 3) Pola transmisi genealogis kesufian daalam transformasi mistisisme Islam-Jawa adalah Sunan Bonang - Sunan Kalijaga - raja Mataram, Sunan Kalijaga adalah legitimator (pembenar) bagi Mataram. 4) Transformasi sufisme Islam itu terjadi disebabkan oleh multi faktor, antara lain faktor politik, tradisi-budaya dan paham mistik; sedangkan Dampak dari transformasi adalah perubahan lanjutan dalam berbagai bidang sosial-budaya, yaitu: bidang politik dan relasinya, bidang tradisi budaya dan bidang msitisisme agama yang berorientasi sufisme-sinkretik.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Additional Information: Prof. Dr. H. Dudung Abdurrahman, M. Hum.
Uncontrolled Keywords: transformasi, sufisme Islam, budaya Jawa
Subjects: Kebudayaan Islam
Divisions: Pascasarjana > Disertasi > Ilmu Agama Islam
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 24 Nov 2016 08:34
Last Modified: 24 Nov 2016 08:34
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/22682

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum